“Oh Maiii …” Embun membuka lebar mulutnya, mengerjapkan matanya berulang kali. “What the??” Bening membulatkan bola matanya. Azathea menganga lalu beranjak dari duduknya. “I-itu??” Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat di ujung sana. Bahkan mahasiswa lain ikut melihat apa yang tengah mereka lihat sekarang. Embun berjalan lambat dengan kedua sudut bibir sedikit mengembang. “K-Kak Aza, Kak Bening?? Apa Embun tidak salah lihat??” gumamnya bertanya dengan kedua mata mulai berkaca-kaca. Bening masih terpanah dengan benda besar yang berjalan ke arah mereka. Begitu juga dengan Azathea, dia merasa kalau mereka sedang berada di dalam mimpi. “Ini bukan mimpi??” gumam Azathea seakan menegaskan keadaan bahwa ini adalah nyata. “Kak Az