“Selamat kembali lagi kerumah nona.” Aku menganggukkan kepala, menanggapi ucapan para pembantu yang sepertinya juga sangat kaget melihat kepulanganku. Ku edarkan tatapan ke seluruh penjuru ruangan. Tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama. “Non.” lirih satu suara yang membuat aku menoleh ke samping. Aku lihat mbok Ismi yang sedang menatapku dengan tatapan sedih. Kedua netra berkembar miliknya ku lihat mulai mengembun. Eh sebentar deh, waktu lalu kan aku masih lagi di opname. Jadi kamarku saat ini ditempati oleh Anita dan Marcell. Mungkin saja Mbok Ismi mau mengatakan itu, namun merasa tidak tega, takut aku ngamuk pastinya. “Mbok, aku lapar sekali. Apakah di dapur masih ada makanan?” tanyaku dengan lembut pada wanita paruh baya itu. Di dalam rumah ini, hanya Mbok Ismi yang tulus sa