Pria tampan itu pun terus menatap kearah Sinta bahkan dia melihat Sinta mulai dari ujung kepala hingga ke ujung kakinya, lalu mengulanginya hingga tatapannya berhenti tepat di depan wajahnya Sinta.
Pria tampan itu melihat Sinta yang memakai pakaian sederhana dan wajahnya yang cantik tanpa riasan apapun membuat pria tampan itu merasa tertarik kepadanya.
Sehingga, untuk sejenak. Pria tampan itu pun menatap wajah Sinta tanpa berkedip sedikit pun dan itu membuat Sinta merasa sangat canggung, sehingga Sinta merasakan seluruh tubuhnya menggigil ketakutan serta memiliki niat untuk pergi melarikan diri.
"Pria tampan ini, dia … dia melihat kearah aku? Jangan … jangan dia sudah mengetahui keberadaan aku di sini?!" Gumam Sinta dengan bibir gemetar dan perasaan gugup semakin menyelimuti hatinya.
Sehingga, tanpa Sinta sadari, dia pun memutar tubuhnya untuk bersiap pergi meninggalkan tempat itu.
Namun, saat Sinta baru saja mau melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu.
Pria tampan itu langsung berteriak memanggil dirinya.
"Tunggu! Kamu mau ke mana?" Teriak pria tampan itu sambil meraih tangan Sinta yang kini sudah berada dalam genggamannya.
Sinta pun merasa sangat terkejut dengan semua itu. Sehingga, dia segera menoleh lalu menatap wajah pria tampan itu, yang kini sudah berada tepat didepannya. Sinta pun menundukkan kepalanya, lalu menjawab pertanyaan pria tampan itu
"Errr … aku … aku di sini, aku di sini untuk menemui anda," ucap Sinta dengan suara gemetar dan dia benar-benar terlihat sangat gugup.
Mendengar itu, pria tampan itu langsung mengerenyitkan dahinya sambil mencubit dagunya Sinta untuk menatap kearahnya.
Sinta pun terpaksa mengangkat wajahnya dan kini, tatapan keduanya saling bertemu satu sama lainnya.
"Apa maksud kamu? Kamu di sini untuk menemui aku?" Tanya pria tampan itu sambil menatap wajah Sinta dengan tatapan yang serius. Karena pria tampan itu, terus memperhatikan wajah Sinta yang benar-benar sangat cantik dan ekspresi wajahnya yang polos membuat pria tampan itu tidak tahan ingin menyentuh wajahnya. Apalagi saat dia melihat bibir merah muda yang sedikit pucat yang begitu menggodanya, membuat pria tampan itu ingin sekali menempelkan bibirnya serta menghisap manisnya bibir merah muda milik Sinta.
"Wanita ini benar-benar sangat menarik. Aku harus memilikinya," gumam pria tampan ini dan dia segera kembali ke dalam dunia nyatanya.
"s**t! Ada apa denganku? Kenapa aku terpesona dengan wanita ini? Wanita ini terlihat biasa saja. Tapi kenapa … kenapa aku sangat menginginkan dia?" Gumam pria tampan itu sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
Sedangkan Sinta, dia menatap pria tampan itu dengan tatapan aneh.
"Mas ada apa? Apakah ada yang aneh dengan aku?" Tanya Sinta kepada pria tampan itu.
Pria tampan itu pun langsung merasa terkejut dan dia kembali menatap kearah Sinta.
"Mas? Apa tadi kamu memanggil aku dengan panggilan itu?" Tanya pria tampan itu dengan ekspresi wajah yang tidak senang.
Sinta pun menganggukan kepalanya.
"Ya! Aku memanggil anda mas. Apakah itu tidak pantas? Kalau begitu, aku akan memanggil anda bapak atau om, bagaimana?" Tanya Sinta sambil menutup mulutnya untuk menahan tawanya.
Mendengar itu, pria tampan itu semakin tidak senang.
"Memangnya kamu pikir aku setua itu. Hei, wanita cantik! Dengarkan aku! Panggil aku dengan panggilan …." Pria tampan itu pun menghentikan ucapannya dan dia berpikir sejenak.
"Panggil aku … apa ya?" Ucap pria tampan itu yang masih berpikir keras.
Sedangkan Sinta, dia hanya menatap pria tampan itu sambil menunggu dia melanjutkan ucapannya.
"Jadi … aku harus memanggil apa kepada anda?" Tanya Sinta kepada pria tampan itu.
Pria tampan itu pun mengusap dagunya sambil menatap kearah Sinta.
"Entah. Aku pun tidak tahu. Sekarang aku mau bertanya padamu? Kenapa kamu bisa ada di sini? Lalu kamu tadi mengatakan, kalau kamu di sini karena memang ingin menemui aku. Bisakah kamu menjelaskan semuanya padaku?" Tanya pria tampan itu kepada Sinta.
Sinta pun kembali menundukkan kepalanya, lalu menjawabnya dengan suara gemetar.
"Aku … aku disini untuk menemani malam kamu. Aku disuruh untuk melayani kamu dengan memberikan semua yang aku miliki termasuk kesucian yang aku miliki ini," ucap Sinta sambil menggigit bibirnya.
Mendengar itu, pria tampan itu langsung merasa senang dan dia segera mendekati wajah Sinta serta berbisik didekat telinganya.
"Apa yang kamu katakan? Kamu masih suci dan malam ini, kamu datang untuk memuaskan aku?" Tanya pria tampan itu dengan penuh semangat. Apalagi saat dia mendekati tubuh Sinta, dia mencium aroma yang sangat khas dan aroma itu telah membuat pria tampan itu semakin memiliki hasrat untuk bisa memiliki Sinta malam ini.
Mendengar itu, Sinta merasa seluruh tubuhnya menggigil dan perasaannya kini mulai terasa tidak karuan.
Antara takut dan juga ada perasaan aneh di dalam hatinya, perasaan yang sulit dia jelaskan dengan kata-kata.
"Errr … iya! Aku disuruh untuk menemani kamu malam ini dan … setelah itu, bukankah kamu sudah berjanji akan memberikan aku …. Uang!" Ucap Sinta dengan suara kecil, karena dia benar-benar merasa malu untuk mengatakannya.
Mendengar itu, pria tampan itu berpikir, jika yang mengirim wanita cantik dan masih polos itu, adalah kakeknya. Karena selama ini, kakeknya selaku cerewet untuk menyuruhnya segera menikah. Sehingga, kini pria tampan itu mengerti, mungkin dengan mengirimkan wanita polos didepannya. Rencana kakeknya akan berhasil.
Pria tampan itu pun menyeringai dan dia kembali menatap Sinta dengan tatapan nakalnya.
"Jadi, kamu melakukan semua ini demi uang? Sayang sekali, wanita secantik kamu dan sepolos kamu, harus jatuh ke dalam pelukan p****************g. Tapi, kamu tenang saja. Aku bukan p****************g yang kamu pikirkan. Karena aku …." Pria tampan itu menghentikan ucapannya, lalu meraih beberapa helai rambut Sinta dan dia pun mencium rambut itu dengan lembut.
"Aku akan membuat kamu tidak bisa melupakan aku," ucap pria tampan itu dengan seringai nakal yang membuat Sinta semakin ketakutan.
Namun, saat dia mengingat tentang pengobatan neneknya. Sinta pun rela menerima apapun yang dikatakan oleh pria tampan yang ada didepannya itu.
"Aku … aku tidak mungkin mengingat kamu. Aku berjanji, setelah ini aku …." Sinta belum selesai bicara karena pria tampan itu pun segera menarik tangannya hingga tubuhnya pun jatuh ke dalam pelukannya.
Sinta pun merasa sangat terkejut, karena kini tidak ada jarak diantara keduanya.
"Ahhh … aku … aku … aku …." Sinta semakin gugup tapi detak jantungnya berdetak dengan cepat, karena wajah pria tampan itu hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya saat ini.
Kini, Sinta bisa melihat wajah pria tampan itu dengan jelas dan dia benar-benar terpesona dengan wajahnya yang benar-benar sangat sempurna.
"Kamu … tampan sekali!" Gumam Sinta dan secepatnya dia langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Ahhh … aku minta maaf! Tadi … tadi …." Sinta belum selesai bicara karena pria tampan itu langsung menarik telapak tangannya yang menutupi mulutnya itu.
"Jangan di tutupi. Aku suka bibir kamu," ucap pria tampan itu sambil mendekatkan bibirnya dengan bibirnya Sinta.
Deg … deg … deg ….
Detak jantung Sinta semakin berdetak dengan cepat, karena ini adalah ciuman pertamanya dan dia merasa semakin gugup.
Hingga, bibir itu hampir saja menempel. Pria tampan itu pun menghentikan gerakannya.
"Hhhmm … kita jangan melakukan ini di sini! Ayo kita lanjutkan di dalam kamarku!" Ucap pria tampan itu sambil tersenyum nakal dan mengangkat tubuhnya Sinta serta menggendongnya masuk ke dalam kamarnya.
Sinta pun merasa sangat terkejut, dia merasa ingin berteriak, namun dia tidak bisa melakukan hal itu ketika dia kembali mengingat uang yang harus dia dapatkan malam ini.
Sehingga, Sinta hanya bisa bersikap pasrah dan berharap jika malam ini, dia bisa melewatinya dengan baik tanpa ada kegagalan sama sekali.
Setelah sampai didepan pintu kamarnya, pria tampan itu membuka pintu lalu membawa masuk Sinta yang berada dalam gendongannya.
Lalu, setelah mereka masuk. Pria tampan itu pun segera menutup rapat pintu kamarnya serta menguncinya, agar tidak ada satu pun yang mengganggu malam indah yang akan dia lewati bersama wanita yang kini berada dalam gendongannya itu.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel