tok ... tok ... tok ....
Dari arah luar.
Terdengar seseorang mengetuk pintu.
Sehingga, saat Daffin mendengarnya, dia pun segera bangun dari posisi duduknya dan berjalan menuju pintu, untuk membuka pintu.
Kreekk ….
Saat Daffin membuka pintu.
Ternyata itu adalah pelayan hotel yang mengantarkan makanan pesanannya.
Melihat itu, Daffin langsung menerimanya dan secepatnya, dia langsung menaruh makanan itu diatas meja yang sudah tersedia didalam kamar itu.
Setelah selesai, Saat Daffin hendak menutup pintu, Marco datang membawa seorang dokter dan ternyata itu adalah dokter keluarganya.
Marco tersenyum dan dengan nada sopan dia pun berkata, "Selamat siang bos, ini dokter nya," Ucap Marco sambil menunjuk kearah dokter yang berada disampingnya.
Melihat itu, Daffin langsung menganggukkan kepalanya.
"Iya! Ayo, silahkan masuk!" Ucap Daffin yang mempersilahkan keduanya untuk segera masuk.
Mendengar itu, Marco dan dokter itu mengikutinya dari belakang dan ketiganya masuk secara bersamaan.
Saat ketiganya masuk.
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dan ternyata, itu adalah Sinta yang baru saja selesai mandi juga baru saja keluar dari kamar mandi.
Kreeekk ….
Suara pintu pun terbuka, muncullah sosok wanita cantik yang wajahnya tanpa polesan riasan sedikit pun. Terlihat segar, lembut dan sedikit memerah karena dia baru selesai mandi, ditambah rambutnya yang masih basah dan keharuman khas sesudah mandi menyebar begitu saja memenuhi ruangan itu.
Melihat ada wanita cantik yang memiliki kecantikan yang sangat alami.
Membuat ketiga pria yang berada di dalam kamar itu, menatap kearahnya secara bersamaan kearah dan ketiga masuk ke dalam mode terpesona dengan Sinta yang benar-benar terlihat sangat cantik.
Untuk sejenak, mereka mereka bertiga pun terdiam sejenak, karena ketiganya masih menikmati kecantikan Sinta yang begitu alami dan keindahan yang tidak ingin mereka lewati itu.
Sinta yang saat ini, hanya memakai handuk yang melilit ditubuhnya merasa sangat terkejut, ketika dirinya harus melihat ekspresi tiga pria didepannya yang memiliki ekspresi wajah yang sama terhadap dirinya.
Secepatnya, Sinta menundukkan kepalanya karena dia merasa malu l. "Ada apa dengan kalian? tolong jangan melihat aku seperti itu! a ... a ... aku, merasa sangat tidak nyaman," ucap Sinta yang membuat ketiga orang itu merasa terkejut dan kembali ke akal sehat mereka masing-masing.
Sementara itu, Marco dan dokter saling memandang satu sama lainya dan setelah itu, keduanya tersenyum canggung sangat canggung karena ketahuan telah menatap wanita cantik yang ternyata milik pria hebat yang ada di samping mereka berdua.
Sementara itu, Daffin segera menoleh kearah mereka dan menatap tajam kepada mereka berdua, untuk menunjukkan bahwa mereka tidak boleh melihatnya lagi karena Sinta hanya miliknya.
Merasa mendapatkan tatapan penuh ancaman dan suasana terasa sangat canggung. Membuat dokter itu pun harus memecahkan kecanggungan itu.
Sehingga, dokter itu pun terbatuk kecil untuk berbicara.
"Uhuukk, Daffin apa kabarnya? Apakah kamu masih ingat denganku?" Tanya dokter itu, dia memakai kacamata berbingkai hitam dan memiliki erwajah yang cukup tampan.
Mendengar itu, Daffin mengingat-ingat sejenak, dia sudah lama pergi meninggalkan negara ini. Sudah 10 tahun, dia tinggal di Rusia.
tiba-tiba dia mulai mengingatnya.
"Oh! hahahhaa ... apakah kamu Erick?" Tanya Daffin.
Dokter itu menganggukkan kepalanya.
"Iya Daffin, aku Erick. aku sekarang menjadi dokter pribadi kakek kamu. kamu apa kabarnya? kakek mengatakan jika kamu tidak pernah pulang, kenapa?" Tanya Erick kepada Daffin.
Daffin langsung tertawa dan menjawabnya, "Hahahaha ... hidup di sana sangat menyenangkan hanya saja ada beberapa masalah di sana yang belum aku selesaikan, mungkin jika ada waktu aku akan kembali kesana."
Mendengar itu, Erick hanya menganggukkan kepalanya.
"Oh, iya ya! kamu sangatlah sibuk hingga lupa untuk kembal, oh ya! siapa yang sakit? apakah wanita cantik itu?" Tanya Erick sambil melirik kearah Sinta yang masih berdiri dengan kostum yang sama.
Mendengar itu, Daffin segera panik, karena Daffin telah melupakan jika sinta belum memakai pakaian itu.
Secepatnya, Daffin pun terbatuk kecil dan berkata kepada Marco.
"Uhukk ... Marco, mana pakaian yang saya tadi minta?" Tanya Daffin sambil mengulurkan tangannya untuk meminta pakaian itu kepada Marco.
Mendengar itu, Marco langsung merasa sangat terkejut dan secepatnya dia memberikan dua bungkusan yang berisi pakaian dan perlengkapan lainnya.
Dengan sigap, Daffin langsung merebutnya dari tangan Marco dan segera menyerahkannya pada Sinta.
"Baby, cepat kenakan pakaian kamu! Ahemm ... aku juga tidak ingin ada pria lain yang melihat tubuh kamu selain aku!" Perintah Daffin kepada Sinta.
Mendengar itu,
Sinta pun langsung mengambilnya, lalu setelah itu, Sinta pun masuk kembali ke kamar mandi untuk memakai pakaian itu.
Melihat itu, Marco dan Erick menunduk malu, mereka berpura-pura tidak melihat apa-apa. padahal detak jantungnya berdetak dengan cepat, karena terangsang melihat wanita cantik yang sedang bersama Daffin tadi.
Tidak lama kemudian, Sinta keluar dengan pakaiannya, tanpa riasan tebal dan hanya tipis saja, sinta benar-benar terlihat jauh lebih cantik, menurut Daffin sinta lebih cantik tanpa riasan apapun.
tanpa sadar, dia berjalan maju dan tiba-tiba memeluknya.
Marco dan Erick semakin merasa malu, mereka memalingkan wajahnya dan berpura-pura tidak melihatnya.
Sinta merasa terkejut apalagi saat ini masih ada orang lain disana.
Sinta mendorong tubuh Daffin dan menjauhkan tubuhnya agar tidak memeluk dirinya secara sembarangan.
Melihat itu, Daffin langsung terkejut dengan penolakan yang Sinta berikan padanya.
,"Ada apa baby? kenapa kamu menghindari aku? Apa ada yang salah denganku?" Tanya Daffin sambil menatap kearah dirinya sendiri.
Sinta menunduk malu dan menjawab, "Disini banyak orang sayang, aku ... aku ... aku malu!" Jawab Sinta dengan wajah memerah karena malu.
Mendengar itu, Daffin langsung tersenyum dan menjawabnya, "Oh itu! baiklah aku tidak akan memeluk kamu di depan mereka berdua," ucap Daffin sambil melirik kearah Erick dan berkata, "Erick, tolong periksa istriku!"
Mendengar itu, Erick menganggukkan kepalanya dan segera berjalan mendekati Sinta dan juga Daffin yang kini masih berada tepat di depannya.
"Ahemm … bisakah nona berbaring diatas tempat tidur, saya mau memeriksa kondisi anda," ucap Erick dengan rasa canggungnya. Karena Daffin terus memperhatikan dirinya dan itu membuat Erick merasa sangat tidak nyaman.
Mendengar itu, Sinta pun berbaring diatas tempat tidur dan memulai pemeriksaan. Erick pun memeriksa semuanya dan membutuhkan waktu beberapa menit, hingga dia selesai.
Setelah selesai, Erick hanya tersenyum samar dan memandang kearah Daffin dengan tatapan kesalnya.
"Daff, stri kamu baik-baik saja, tapi tolong jangan terlalu kasar saat menyentuhnya! Bisakah kamu sedikit lebih lembut? Itu … istri kamu pasti merasa sangat tersiksa dengan sikap kamu itu," ucap Erick dengan nada kesal.
Lalu, Erick mendekati Daffin dan berbisik ditelinganya Daffin.
"Jika kamu bercinta lagi, perlakukanlah dia secara perlahan, dia sangat cantik dan juga sangatlembut. Jika kamu kurang baik padanya, aku takut dia mencari pria lain diluar sana untuk mencari … yang lebih baik dari kamu, " bisik Erick dan setelah selesai bicara, dia langsung menepuk bahu Daffin, lalu berdiri seperti semula.
Mendengar itu, Daffin diam dan tidak berani menjawab apapun. Dia memang kasar tadi malam karena dia juga terbawa hasratnya yang tidak terkendali, pengalaman pertamanya dia habiskan dengan wanita yang akan menjadi istrinya sebentar lagi.
Setelah memberikan resep obat dan menyuruh Sinta untuk istirahat, Erick pun pamit pulang karena dia tidak ingin mengganggu pasangan yang terlihat romantis.
setelah Erick pergi, kini giliran Marco memberikan laporannya.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel