Bab 33. Prioritas Utama

1175 Kata

“Arum! Ngapain kamu malah bengong?” tanya Risma kesal karena Arum malah diam saja. Tidak melakukan perintahnya. “Em, s-saya tidak berani, Bu. Sejak awal saya masuk rumah ini, foto-foto pernikahan mereka sudah mejeng di atas. Jadi, saya tidak berani menurunkan satupun fotonya. Kalau Ibu Risma tetap kekeh, silakan turunkan saja sendiri,” jawab Arum yang memilih mengabaikan perintah Risma. Perintahnya ditolak mentah-mentah oleh Arum, Risma sampai berkacak pinggang. Matanya pun melotot tajam seakan ingin menelan bulat-bulat orang di depannya. “Kamu berani membantah perintah saya?” “Bukan saya membantah, Bu Risma. Tapi yang berhak memerintah saya memang hanya Mas Agung atau Mbak Senja. Bu Risma di sini kan bukan penghuni tetap,” jawab Arum dengan berani. “Maaf, Bu. Saya permisi. Kerjaan

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN