21

2572 Kata
Dan tiba-tiba saja jendela kaca di belakangku meledak begitu saja. Tidak perlu diberi tahu siapapun, aku tahu kalau aku­lah yang meledakkan jendela itu tanpa sengaja dengan kekuatanku. Aku melangkah mundur menjauhi Seraphim. Bagaimana mungkin setelah 5 abad ini aku menetapkan orang yang salah untuk menerima kemarahanku? Bagaimana mungkin dia bisa memanfaatkan Reynard untuk membunuh Sally? Bagaimana mungkin satu-satunya keberadaan yang bisa kuanggap sebagai pengganti orang tuaku ternyata melakukan hal kotor seperti ini padaku? “Tenanglah, Navaro.” Bisik Seraphim yang sepertinya dengan sengaja mengalirkan kekuatannya padaku untuk membuatku tenang, dan di saat yang sama pecahan-pecahan jendela itu bergerak perlahan kembali ke tempatnya dan kembali membentuk jendela utuh. Kekuatan Seraphim tidak pernah bisa dibayangkan. Walaupun begitu, Seraphim tidak akan pernah turun tangan langsung menangani suatu masalah kalau masih ada malaikat lain yang bisa diperintahnya. “Kalau kau bersedia untuk tenang sedikit saja, aku akan mengungkapkan hal yang sebenarnya.” “Berapa banyak lagi kebohongan yang kau lakukan, Seraphim?” Tanyaku sinis. “Terserah kau mau menyebut apa, yang jelas aku melakukan ini untukmu. Sebagai malaikat yang bisa melihat masa depan, kita cenderung berusaha mengubah atau menjaga masa depan orang yang kita sayangi agar mereka bahagia. Dan dari apa yang kulihat, Sally bukan jawaban untuk kebahagiaanmu, karena itu aku melakukannya. Aku menginginkan yang terbaik untukmu.” “Bukan kita, aku tidak pernah mengubah masa depan siapapun!” Seraphim menggeleng enggan. “Kau memang tidak mengubah masa depan, tapi kau berusaha mempertahankan masa depan, Navaro. Kau berusaha mencegah teman vampirmu bertemu dengan anak Lucifer karena dalam masa depan gadis itu hanya akan ada perang. Kau tidak ingin melihat temanmu terlibat apapun yang mengancam nyawanya.” Sahut Seraphim. “Kalau aku tidak menyuruh Su Qi memberikan informasi itu pada Reynard, Aleandro tidak akan pernah memburu Sally, dan kau tidak akan pernah bisa berteman dengan Wren. Dan vampir itu tentu saja tidak akan pernah bisa bertemu dengan Lily. Dari semua itu, yang paling penting adalah, kau tidak akan pernah bertemu dengan Eliza, dan gadis itu akan tetap diburu oleh de Avnas dan Regnum Anglorum beserta seluruh manusia di bumi akan menuju kehancuran. Itukah yang kau inginkan? Pikirkanlah... Kalau memang itu yang kau inginkan, aku akan melanggar batas ruang dan waktu untuk mengubah semua yang terjadi saat ini.” Aku terdiam. Itukah yang aku inginkan? Sanggupkah aku membuat Seraphim melanggar batas terlarang itu? Mengubah masa lalu? Mungkin aku memang marah pada Seraphim karena semua campur tangannya. Tapi aku tidak bisa memikirkan kalau aku tidak pernah bertemu Wren dan yang lainnya, termasuk Eliza. “Huh... Kau berharap aku bersyukur sudah bertemu dengan Eliza? Di saat aku harus mengambil tanggung jawab yang membuatku tidak bisa menemuinya selama-lamanya?” “Kenapa kau tidak mencoba melihat masa depan gadis itu?” “Aku tidak bisa. Sekeras apapun aku mencobanya, aku tidak bisa mengintip masa depan Eliza. Aku pernah mengalami ini saat ingin melihat masa depan Lily. Tapi yang bisa kulihat hanya ruang hampa. Masa depan mereka sama sekali tidak terlukiskan. Apa yang mereka lakukan saat ini selalu memiliki pengaruh berbeda pada masa depan mereka.” “Itulah yang kurasakan saat mencoba melihat masa depanmu. Sejak kau bersama gadis itu, masa depanmu tidak terlihat. Aku hanya bisa melakukan semuanya berdasarkan masa depanmu yang kulihat sebelum kau berhubungan dengan gadis itu.” Ujar Seraphim pelan. Sebuah fakta memaksa masuk dalam pikiranku. Siapa Eliza sebenarnya? Aku bisa melihat masa depan setiap makhluk_selain malaikat_karena aku pernah menerima Darah Seraphim. Tapi masa depan Eliza tidak pernah bisa kulihat, padahal dia jelas tidak memiliki Darah malaikat. Seraphim juga tidak pernah tidak melihat masa depan setiap makhluk, siapapun dia. Dan Eliza adalah satu-satunya makhluk yang membuat Seraphim tidak bisa melihat masa depanku! “Gadis itu adalah keturunan paling unik yang pernah ada. Ibunya adalah keturunan terakhir dari penyihir berdarah murni, dan ayahnya adalah vampir yang pernah menerima darah de Avnas. Karena itu kita tidak bisa melihat masa depannya, atau orang-orang yang berada di sekitarnya.” Ujar Seraphim menjawab semua pertanyaan dalam pikiranku. “Kalau begitu, jangan ikut campur lagi dalam masa depanku.” Bisikku pelan. Seraphim mengangguk enggan. “Ya. Aku tidak akan melakukannya. Mulai saat ini, hidupmu adalah milikmu. Hanya saja, jangan pernah terluka atau terbunuh. Tanpa orang tuamu, aku nyaris melewati batas ketiadaan itu, hanya karena mereka meninggalkanmu disisiku yang membuatku menahan diri. Kalau kau tidak ada, aku akan memusnahkan semua peradaban dan melangkah menuju ketiadaan, agar Sang Pencipta bisa menciptakan hal yang baru lagi. Agar aku tidak perlu mengenang kepergian semua yang kusayangi.” Aku langsung berbalik memunggungi Seraphim dan berjalan menjauhinya menuju beranda. Begitu tiba di pinggir beranda kamar Seraphim aku mulai meBerntangkan sayap biruku. Pernyataan Seraphim tadi membuatku memutuskan sesuatu. Seraphim mungkin sudah banyak campur tangan dalam keabadianku, tapi dia jelas sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. “Aku tidak akan mati. Karena itu tetaplah disini menjadi Sang Pengadil.” Bisikku pelan sebelum terjun dari beranda kamar Seraphim.   *Author POV* Regnum Angelorum kini benar-benar sudah berubah. Pemandangan para malaikat yang berterbangan dengan warna-warni sayap mereka, keriuhan setiap kali malaikat-malaikat kecil bermain kini sudah tidak bisa ditemukan dimanapun. Hanya patroli dari anggota Legion Cadre 10 yang terlihat berkeliaran di Regia Horto dan Regnum Angelorum sementara para malaikat lain bersembunyi di dalam curia mereka karena takut menjadi sasaran selanjutnya dan juga karena perintah Seraphim. Para malaikat yang bersembunyi itu hanya bisa melihat ke luar jendela untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Berharap Cadre 10 bisa dengan cepat menemukan Icarus dan menghentikan semua teror ini sebelum para malaikat di buru satu persatu dan mengacaukan keseimbangan dunia. Para Archangel bisa saja mengumpulkan kekuatan mereka dan bersatu melawan Icarus, tapi siapa yang bisa tahu apa yang akan terjadi nantinya? Kalau para Archangel berakhir dengan kekalahan, akan terjadi kekacauan di dunia manusia karena para malaikat yang bertugas menjaga dunia sudah musnah. Dan pada suatu waktu, saat para malaikat sedang menatap ke luar jendela curia mereka, sebuah cahaya biru melintas dengan kecepatan menakjubkan di atas langit Regnum Angelorum. Semua mata yang melihat cahaya itu benar-benar terkejut dan kagum. Lebih dari 2 milenia cahaya itu tidak pernah terlihat. Dan sekarang cahaya biru yang hanya dimiliki oleh satu kasta di Regnum Angelorum muncul. Tidak sedikit para malaikat yang refleks mengikuti cahaya itu dan terbang Rendah menuju Regia Horto, tempat cahaya itu berakhir dan mulai memudar hingga menunjukkan wujud sesesosok malaikat. Dengan perlahan cahaya biru itu memudar menjadi sepasang sayap indah berwarna biru lembut_sedikit lebih gelap daripada biru langit_dengan sulur keperakan khas Cerubhim dihiasi corak emas lembut yang membuat sayap itu menjadi sayap paling indah yang pernah dimiliki oleh malaikat. Dan si pemilik sayap biru itu adalah Navaro de El Rey. Navaro berbalik dan menatap satu per satu malaikat yang tanpa sadar keluar dari persembunyian mereka hanya untuk melihat Sang Penjaga. Keributan mulai terdengar. Banyak yang terlalu terkejut untuk dapat menerima semua kenyataan ini tanpa protes apapun, melupakan kalau mungkin hanya Navaro-lah yang bisa mengatasi semua teror ini. Dan ada wajah-wajah yang dikenal Navaro berdiri disana. Wajah-wajah dengan senyum kepuasan menghiasi bibir mereka. Michael sang Pemimpin Archangel, Tania sang Penulis Sejarah, dan Jade. Ketiga orang yang sudah mengetahui jati diri Navaro sejak lama itu tersenyum karena akhirnya Navaro memutuskan untuk menerima takdirnya sebagai Cerubhim terakhir. “Aku sudah memutuskannya. Ini yang kalian inginkan selama ini. Aku akan mencari Icarus, sementara itu tetaplah bersama keluarga kalian dan lindungi para malaikat kecil. Tidak seorangpun berhak merebut kedamaian masa kecil mereka.” Ujar Navaro datar. “Dan kalau ada yang tidak menyukaiku, katakan saja nanti setelah aku membereskan semua masalah ini.” “Terima kasih atas keputusanmu, El Rey.” Bisik Jade yang selama ini menjadi orang terdekat Navaro selain Seraphim. Navaro mengabaikan ucapan terima kasih Jade dan berbalik menatapa Suarez yang sudah menunggunya. “Ayo kita pergi, Suarez. Icarus harus dihentikan apapun alasannya.” Putus Navaro dan langsung terbang diikuti oleh Suarez dan anggota Legionnya. “Dimana terakhir kali kau menemukan jejaknya?” Tanya Navaro saat mereka masih terbang di udara. “Di salah satu curia Uriel di Selatan.” Sahut Suarez cepat. “Dan jejaknya menghilang begitu saja?” Tanya Navaro lagi. “Ya.” “Kapan terakhir kali kau memeriksa tempat itu?” “Dua hari yang lalu.” Navaro mengangguk paham. “Kita kembali kesana. Kalau jejak Icarus tidak ditemukan di tempat lain sejak dua hari yang lalu, hanya ada satu kesimpulan. Ruang Waktu milik Uriel ada di curia itu.” Ujar Navaro yakin. Suarez sama sekali tidak mengomentari keputusan Navaro. Dia hanya mengikuti Navaro terbang menuju curia Uriel di Selatan. Mereka terbang dalam formasi yang selalu digunakan Navaro bersama Cadre-nya. Dan dalam beberapa menit mereka sudah tiba di curia Uriel dan mulai menukik untuk mendarat di halaman luas milik curia itu. Tepat saat anggota legion Suarez menginjakkan kaki di halaman curia, Navaro mengambil Theos Spathi dari celah sayap di punggungnya. “Milia Lux.” Bisik malaikat itu dan Theos Spathi langsung memperbanyak diri melingkari curia sebelum melesat menembus curia dan membuat ledakan di tengah curia. “Masuk! Ada sesuatu di tengah tempat ini yang tidak bisa ditembus Theos Spathi.” Ujar Navaro cepat dan langsung masuk ke dalam curia milik Uriel itu. Suarez mendahului Navaro memeriksa tempat itu saat sebuah cahaya melesat ke arahnya dan berhasil melukai sayap Suarez di bagian ujung. Dengan tangkas Suarez membalas serangan mendadak itu hingga akhirnya beberapa sosok muncul dari sebuah ruangan tak kasat mata di halaman tengah. “Apa kabar, Navaro de El Rey?” Sapa sebuah suara yang sangat dikenal Navaro. Sosok-sosok yang mulai menunjukkan wujudnya itu sekarang dengan sangat mudah bisa dikenali oleh semua orang. Icarus yang menyapa Navaro berdiri di tengah barisan malaikat cantik Ordines Magna yang selama ini melindunginya. Suarez jelas kesal menyadari kalau selama dua hari ini dia benar-benar tertipu oleh semua yang ada di curia ini. “Apa yang kau inginkan sebenarnya, Icarus?” Tanya Navaro dingin. “Apa yang kuinginkan? Tidak banyak. Hanya membersihkan tempat ini dari seluruh malaikat yang mendukungmu.” Sahut Icarus sangat tenang sambil melambaikan tangannya seolah menjelaskan seluruh Regnum Angelorum. “Tidakkah kau merasa keinginanmu itu sangat ambisius, Icarus? Untuk apa kau menghancurkan mereka sementara aku dulunya tidak pernah berniat menetap di tempat ini? Semua yang kau lakukan ini lah yang memaksaku kembali. Dan kalau aku ingin, aku bisa membuat seluruh malaikat disini untuk memburumu.” “Silakan saja. Setidaknya Ordines Magna berada dipihakku karena kau sudah mengeksekusi malaikat kesayangan mereka.” “Itu yang kusesalkan. Sebuah kesetiaan yang tidak pada tempatnya. Tidakkah kalian pernah berpikir kalau apa yang Uriel dan kau lakukan saat ini sudah banyak melanggar Ordinacione Caeli? Menculik malaikat kecil, kudeta tanpa alasan, dan semua teror ini... Semua malaikat adalah saudara, kalian hanya menghancurkan saudara sendiri.” Icarus mendekati Navaro, sangat dekat hingga Icarus membungkukkan tubuh jangkungnya dan berbisik di telinga Navaro. “Kau tidak akan mengerti. Hidup di bawah perlindungan Seraphim membuatmu tidak pernah merasakan penderitaan dipaksa untuk memenuhi ambisi orang tuamu. Kau tidak pernah merasakan bagaimana sulitnya berjuang agar kau diakui oleh Seraphim. Kau tidak pernah merasakan itu. Kau Layaknya sang raja yang segala sesuatu sudah disediakan dalam nampan emas di hadapanmu dan kau hanya tinggal memilih atau membuangnya.” Ucap Icarus lembut, “Dan sayap ini, membuatku semakin ingin menghancurkanmu.” Sambungnya kemudian sambil menyentuh sayap Navaro, tapi tidak sampai sedetik kemudian, Icarus langsung menarik tangannya dan menggeram marah. Ada jejak kemerahan di telapak tangannya akibat menyentuh sayap Navaro. Navaro hanya menatap Icarus tenang. “Sayapku bukan sesuatu yang bisa kau sentuh sembarangan, Icarus. Dan seharusnya kau bersyukur memiliki Uriel sampai beberapa waktu lalu. Aku tidak pernah merasakan kemarahan orang tuaku karena mereka hanya berada disisiku dalam waktu yang singkat.” “Poison of Wings. Bakat khas Cerubhim. Seharusnya aku tahu itu.” “Bisakah kita mengakhiri basa basi ini? Aku ingin kau ikut denganku menghadap Seraphim dan mempertanggung jawabkan semua ini.” Icarus menelengkan kepalanya bingung. “Kau bodoh ya? Apa kau pikir aku akan ikut denganmu semudah itu?” “Tidak. Aku tidak pernah menganggapmu akan menyetujui permintaanku begitu saja. Karena itu aku membawa Suarez bersamaku.” Sahut Navaro cepat dan saat itulah Suarez langsung menyerang Icarus. Pertarungan pun tidak terelakkan lagi. Kelima malaikat Ordines Magna langsung melesat membantu Icarus, tapi anggota legion Icarus tidak membiarkan Ordines Magna mengganggu master mereka. Dan sekali lagi Navaro bertarung menghadapi Winifred. Dalam beberapa serangan, Navaro menyadari kalau kekuatan Winifred sudah meningkat pesat. Sepertinya tidak hanya Icarus yang menggunakan Ruang Waktu milik Uriel, tapi juga seluruh anggota Ordines Magna. Navaro menggenggam Theos Spathi dan mulai serius menghadapi Winifred saat dia sadar kalau kekuatan Ordines Magna bukan tandingan anggota Legion Suarez. Saat perhatian Navaro teralihkan, Winifred langsung melemparkan bola api malaikat ke arah sayap Navaro yang hanya berhasil mengenai sedikit ujung sayap biru itu. “Yang berikutnya pasti akan menghanguskan sayap terkutuk itu.” Gumam Winifred yakin. “Tidak akan semudah itu untuk selanjutnya, girl. Aku tidak beBerncana membiarkanmu atau siapapun merusak sayap ini.” Sahut Navaro sambil mengayunkan Theos Spathi ke arah Winifred yang berhasil di hindari malaikat cantik itu. Tapi sebagai ganti Winifred, kilatan cahaya Theos Spathi mengenai sayap Sakhi_salah satu Ordines Magna_dan membuat sebelah sayapnya patah. Teriakan Sakhi membuat marah malaikat lainnya, terutama Winifred. Malaikat cantik itu berkali-kali melemparkan bola api malaikat ke arah Navaro yang berhasil dihindari Navaro dengan baik. “Seharusnya kau tidak menghindar, Lady. Kau mengorbankan saudaramu sendiri.” Bisik Navaro yang sekali lagi menyabetkan Theos Spathi ke arah Winifred dan kali ini berhasil mengenai sayap Winifred, membuat malaikat cantik itu menggeram kesakitan sambil berusaha menekan perdarahan hebat dari sayapnya. Navaro menghampiri Winifred, dan dengan satu tangan menggenggam bulu-bulu di sisi sayap yang tidak terluka. “Ordines Magna adalah satu-satunya kelompok yang kuhormati disini karena dari kelompok inilah Tania dan Jade berasal. Mereka berdua yang membuat Ordines Magna terlihat agung di mata malaikat lain. Tapi apa yang kalian lakukan membuatku kehilangan rasa hormatku terhadap kalian. Selamat tinggal, Winifred. Kesalahan kalian sudah terlalu besar untuk mendapatkan maafku.” Bisik Navaro lalu dalam sekejap sayap Winifred sudah terbakar oleh api biru diiringi teriakan kesakitan Winifred. Tidak hanya itu, Navaro langsung menghunuskan pedangnya hingga menembus jantung Winifred, dan membuat malaikat cantik itu berubah menjadi debu.   Navaro sedang membantu anggota Legion Suarez dalam menghadapi Ordines Magna  yang tersisa saat kilatan cahaya melesat ke arah Navaro. Dengan gesit Navaro menghindari serangan itu dan mencari penyerangnya. Tidak jauh dari tempat Navaro berdiri, Icarus menggenggam pedangnya dengan santai. Hanya beberapa meter dari tempat Icarus, Navaro dapat melihat Suarez terduduk sambil memeluk sayapnya yang hancur. “Berniat untuk menggantikannya untuk menemaniku bertarung, El Rey?” Tanya Icarus ringan. Navaro menatap Suarez dan Icarus bergantian. Suarez adalah pimpinan Cadre 10, tidak banyak orang yang bisa menyamai kekuatannya, dan sedikit sekali orang yang bisa mengalahkannya. Suarez mendapatkan kekuatan langsung dari Seraphim. Tapi kini Icarus tidak hanya kalah, sayapnya juga hancur di tangan Icarus. Navaro tidak bisa membayangkan seberapa kuatnya Icarus saat ini setelah mengumpulkan kekuatannya di dalam Ruang Waktu hingga dia bisa mengalahkan Suarez bahkan tanpa cedera sedikitpun. “Aku sudah melepaskan semua milikku di dunia manusia. Aku akan melakukan segalanya untuk mengeksekusimu bahkan kalau aku harus mati untuk melakukannya.” Sahut Navaro yakin. Navaro dan Icarus hanya berdiri saling menatap satu sama lain. Tangan mereka menggenggam pedang yang siap diayunkan kapan saja. Curia Uriel yang tadinya indah kini sudah hancur di berbagai sisi dan para malaikat terbaring penuh luka di setiap sudut, termasuk Suarez, pemimpin Cadre 10. Tidak ada yang bisa memprediksi siapa yang akan menang kali ini. Kalau Navaro bisa mengalahkan seluruh Ordines Magna, itu bukan berarti Navaro bisa mengalahkan Icarus. Dulu sebelum Icarus menggunakan Ruang Waktu, Navaro mungkin akan menang dengan mudah. Tapi kini?

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN