Tari merasakan sejak tadi hanya ada keheningan di dalam mobil yang membawanya juga Radit. Tidak ada musik yang diputar, juga tidak ada obrolan yang dibicarakan. Sejak tadi Radit hanya diam, pemuda itu fokus menyetir. Tari pun enggan memulai topik pembicaraan. Ia hanya diam, dan menunggu Radit memulai obrolan, namun pemuda itu malah diam. Radit sepertinya marah karena tadi Tari menyebut-nyebut tentang pobia darahnya yang hanya diketahui Akbar. Pemuda itu sepertinya diam untuk menahan amarahnya. Atau, memang ia sengaja ingin diam karena lelah. Entahlah, Tari tidak tahu. Lagipula ia juga sedang tidak ingin membicarakan apapun. Namun yang mengganjal di hatinya adalah ... ini kali pertama mereka berada di mobil Radit hanya berdua saja. Harusnya mereka tidak menyia-nyiakannya bukan? Merek
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari