Ibuku terlalu baik 21

1711 Kata
Tengah malam, pukul 00:15 Setelah 5 menit menguping di depan pintu kamar ibunya, Elita kembali duduk di sofa. Karena ini yang kedua kalinya ia mendapati ibunya mendesah-desah bersama pria lain di kamarnya. Elita tak begitu kaget, ia hanya kesal pada ibunya karena masih saja main main dengan pria lain di saat bapak sedang bekerja di pulau seberang mencari nafkah. Malahan muncul ide iseng untuk menggangu aktivitas ibunya dan mas paijo di dalam kamar. Bukan sekedar ide iseng, Elita berencana memancing ibunya keluar. Elita pergi ke ruang tv, lalu ia nyalakan tv-nya kemudian tiduran di kasur lantai. Dengan santainya ia menaikkan volume tv hingga cukup keras. Usahanya berhasil, tak lama kemudian ibunya keluar dari kamarnya. “Loh kakak! ngapain nonton tv tengah malam begini??..” tanya kartika Elita pura pura tak mendengar ibunya, ia malah dengan santainya tertawa saat melihat iklan lucu di tv. “KAKAK! DENGAR IBU GAK??..” bentak kartika Elita akhirnya merespons ibunya. “Ehh ibu bikin kaget aja...ada apa sih bu..” “Kamu ini di tanya diem aja, ibu tanya ngapain kamu nonton tv tengah malam gini?..” “Ah ibu mah gitu, emangnya ga boleh kakak nonton tv tengah malem? Bosen tau di kamar mulu..” “Kamu itu besok masuk pagi kak!, gimana kalau nanti bangunnya kesiangan!..” omel kartika “Gapapa ah bu, mumpung mas paijo lagi jaga ladang kan? Bener kan bu mas paijo lagi jaga ladang malam ini?..” Elita mendapati mimik wajah ibunya seketika berubah, dari marah ke cemas. Kartika dibuat bingung harus menjawab apa, ia tak siap bila ketahuan seranjang bersama mas paijo. Ia pikir malam ini akan aman seperti sebelum sebelumnya saat ia bersetubuh dengan dodi di tengah malam. Kartika terpaksa berbohong pada elita. “I-iya kak, yaudah deh kamu nonton aja...kalau bangunnya kesiangan jangan salahin ibu ya!..” “Iya apa bu?..” “Maksud kamu apa, iya kamu boleh nonton tv..” “Berarti benar bu mas paijo lagi jaga ladang..” “Iya benar...dah ah ibu mau tidur lagi..” “Hmmm? Tidur apa tidur bu? Hihihi..” Seketika langkah kaki kartika terhenti, jantung terasa mau copot. “M-mm-maksud kakak a-apa..” ucap kartika terbata-bata “Perlu kakak ulang?..” Mendengar suara ramai diluar, membuat dodi terbangun dari tidurnya lalu ia keluar dari kamarnya. “Ih ada apa sih bu, kak malam malam berisik..” ucap dodi sambil mengucek matanya “Eh dodi, gak ada apa-apa dod hehe...dah sana tidur lagi..” ujar kartika “Dodi kamu liat aja ke kamar ibu ada apa..” ucap elita dengan santainya “Huh?..” Dodi pun berjalan menuju kamar ibunya “E-Ehh jangan!..” Kartika hendak menahan laju jalan dodi namun elita dengan cepat menahan lengannya Di dalam kamar ibunya, dodi menemui mas paijo sedang tidur di atas kasur ibunya. Dodi pun langsung membangunkan mas paijo. “Mas...mas paijo! Bangun..” Seketika paijo pun bangun dari tidurnya. “E-eh dodi iya iya..” “Mas paijo ngapain tidur di kamar ibu?..” tanya dodi dengan polosnya “A-anu dod...uhhh...mas tadi abis disuruh matiin kecoa sama ibu..” ujar paijo berbohong “Terus apa hubungannya?..” “Iya tadi mas soalnya kecapekan, jadinya ketiduran deh disini hehe...maaf dod..” “Hadeh...kirain apa, Yaudah mas paijo tidur di luar sanah..” Tak lama kemudian elita mendengar pintu kamar ibunya terbuka Bersama dengan paijo, dodi pergi ke ruang tv dan mendapati kakak dan ibunya sedang menonton tv. Dodi tak menghiraukannya dan langsung pergi ke kamarnya karena masih ngantuk. “Tuh bu, beneran mas paijo..., ibu mau alasan apa lagi?..” Paijo melangkahkan kakinya kebelakang karena malu “Kakak...tolong percaya sama ibu kali ini aja, beneran ibu cuma mijat mas paijo doang...ga lebih..” ujar kartika “Terus kenapa kakak dengar ibu kayak mendesah gitu..” tanya elita “Mas paijo nawarin mau pijat ibu, ya ibu ga enak nolaknya kak, kan waktu di pijat enak kak..” “Ohh enak banget ya bu, sampai mendesah desah gitu...tapi kenapa mas paijo ikutan mendesah bu kakak dengar?..” “E-eh ituu..., ah ngga ada kak! Ngawur aja kamu!..” “Ahh iya kakak salah dengar mungkin ya bu hihihi..” “Iya kak, lain kali ga boleh gitu ya? Ga sopan nguping orang tua gitu..” “Siap bu! Kakak gak bakal nguping ibu lagi sama paijo, biar ibu bisa bebas kan?, Uppssss...hahaha..” tawa elita sambil berjalan menuju kamarnya “Hufff...hamppir aja..” dengus kartika sambil mengelus dadanya Setelah elita pergi, paijo memberanikan diri menghampiri bu kartika di ruang tv. “Bu kartika, gimana?..” “Eh paijo, darimana aja kamu..” “Ehehe saya ngumpet bu, malu sama elita..” “Ngomong ngomong kenapa malah jadi pada bangun bu?..” sambung paijo “Itu si kakak, dia nguping ke kamar tadi..” “Oalah bu…dia pasti kira kita lagi gituan ya bu hihi. “ “Haha iya mas, apalagi mas paijo tadi sampe mendesah gitu…tambah curiga dia..” “Kan aku mijatnya tadi pakai tenaga bu, wajar kalau keluar suara…hehe..” “Lain kali hati hati ya mas paijo..” “Siap bu, saya mau tidur dulu ya bu..” “Oh iya iya, kalau kedinginan ambil selimut ke kamar saya aja ya…gak di kunci kok..” “Ehehe iya bu, siap..” Hari Selasa, pukul 07:05 di SMA 01 Desa Cianduk Dodi hampir saja telat masuk kelas karena terbangun semalam, sesampainya di kelas dodi mendapati dede sedang dikerubungi teman temannya. Karena penasaran dodi pun ikut nimbrung. “Woy ada apa si lo pada??..” tanya dodi “Buset dod! Lu belum tau apa? “E-eh jangan dea!..” sela dede “Ini si dede dod! Pacaran sama kakak lo!!..” ujar dea, siswi terheboh di kelas ini “Lah? Yaudah rejeki dia haha..” balas dodi dengan santai “Kok lu rela sih dod?...yang gue tau kakak lo kan jangkung dan cantik dod- Masa lu rela dia pacaran sama manusia bantet kucel kaya dede..” Sontak murid yang lainnya tertawa karena ucapan dea “Dede orangnya baik, gue yakin dea..” ucap dodi “Makasih dod, huff gue kira lu bakal marah haha..” ucap dede “Ah ga rela gue, diantara pacar pacar cowo disini sekarang paling cakep pacarnya dede!..” ketus dea “Tukeran de sama gue! Nanti gue kasih contekan tiap hari dah!..” ujar salah seorang murid “Enak aja! Hahaha..” balas dede Dodi melihat dede sangat bahagia setelah memacari kakaknya, bagaimana tidak karena dede telah membuat teman temannya iri. Dodi sendiri tak mempermasalahkan hal ini, selama dede tak berbuat macam-macam. 13:30 Bel berbunyi, waktu yang ditunggu-tunggu bagi dodi untuk pulang ke rumahnya lalu tidur siang. Bersama dede, dodi hendak jajan terlebih dahulu ke kantin untuk mengisi perut. “Ehh itu kakak lo dod??..” ucap dede menunjuk ke arah depan..” “Hah? Yang mana! Ngayal lo de! Hahaha..” “Ituu yang di meja paling belakang..” “Apaan sih de ga liat gue, samperin aja dah..” Dodi pun berjalan mendekat, setelah di dalam kantin dodi kaget mendapati kakaknya sedang duduk bersama seseorang yang tak asing, rupanya ia adalah Anton. Ketua OSIS di SMA ini yang terkenal galak dan tegas. Dengan perawakan brewokan dan kulit yang coklat, Anton paling ditakuti murid murid disini, karena pernah beredar kabar burung bahwa anton pernah membunuh seorang begal yang menyerangnya. “Bener kan dod..” ucap dede Dodi segera menghampiri kakaknya di ikuti dede di belakangnya. “Kakak! Ngapain kesini!..” tanya dodi “E-ehh, orangnya udah dateng nih…saya duluan ya ton..maaf udah buat repot pakai pesenin makanan segala..” “Loh jangan pergi! Makan dulu sini!!..” teriak anton Tak memperdulikan anton, Elita langsung pergi dari kantin bersama dodi. Dodi terus bertanya ada apa dan kenapa, namun elita tidak menjawab. Baru setelah beberapa meter dari gerbang sekolah elita buka suara . “Dodi…kakak itu iseng aja pengen jemput kamu! Mumpung kakak lagi pulang duluan!..” ujar elita “Jemput?? Hahaha, emangnya aku anak SD!..” balas dodi “Ihh emangnya ga boleh! Kakak kangen tau, penasaran juga sama kantin sekolah mu..kesana deh..” “Kangen dede kali maksudnya! Hahaha..” ejek dodi “E-ehh ngga ngga!..” “Terus kamu tadi ngapain sama orang lain?..” tanya dede “Cieee cemburu ni yee..” ejek dodi “Itu orang tiba tiba duduk di meja kakak, sok kenal gitu! Maksa mesenin makanan pula!..” “Ohh iya iya..” balas dede “Hati hati kak, itu orangnya galak..” ucap dodi “Iya sih kayaknya, keliatan dari tampangnya brewokan gitu..” “Ah segalak-galaknya si anton masih galakkan kakak lah!..” canda dodi “Hahahaha..” tawa elita dan dede bersamaan Mereka bertiga pun lanjut berjalan kaki ke arah rumahnya masing-masing. Ditengah jalan tiba tiba hujan turun dengan deras, memaksa mereka untuk mencari tempat berteduh. Untung saja tepat 10 meter di depan ada warteg, elita pun mengajak dede dan adiknya kesana untuk berteduh. “Sini sini teh masuk, neduh dulu..” ucap bapak penjaga warteg “I-iya pak makasih.. Bapak tua penjaga warung merasa kasihan melihat 3 anak muda basah kuyup di warungnya. Ia pun menawarkan makan pada mereka. “Mau sekalian makan teh? “Ehh ngga pak..gausah repot repot..” balas elita “Hehe iya pak lagian kita juga ga ada yang bawa duit..” ucap dodi “Oh haha iya iya...kalau mau teh anget bilang ya, saya mau ke dalam dulu..” “Iya pak, silahkan..” ucap elita 15:00 Sudah lebih dari satu jam hujan turus dengan derasnya disertai angin kencang, tak ada tanda tanda akan mereda. Rasa bosan melanda dodi dan dede, mau mengobrol pun sudah habis bahannya. Dede sebenarnya ingin bermesraan dengan elita sekarang. Pasti nikmat dan hangat sekali memeluk elita di saat dingin. Namun ia tak berani karena ada dodi disini. Sungguh saat saat yang membosankan. 15:30 Hujan akhirnya mereda, menyisakan gerimis kecil. Elita pun mengajak dodi dan dede melanjutkan perjalanan pulang mereka yang tertunda. Tak lupa ia memberi uang sepuluh ribu ke bapak penjaga warteg sebagai rasa terima kasihnya. Setelah berjalan melewati pohon pohon yang tumbang karena hujan badai tadi, dodi dan elita akhirnya sampai di rumah. *krekkrek* “Haduh di kunci dod pintunya!..” “Loh emangnya pada keluar rumah??..” tanya dodi “Hmmm kayaknya engga sih, tuh buktinya sendal ibu dan mas paijo ada disini..”

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN