IBUKU TERLALU BAIK 12

3090 Kata
Tengah malam pukul 01:15 Setelah berjalan 15 menit akhirnya dede dan elita sampai di desa Cijati, dede merasa aman disini karena ada banyak rumah warga, tidak seperti tadi yang hanya dikelilingi hutan dan kebun. Disini juga tidak gelap gulita karena ada beberapa lampu jalan. Kaki dede mulai terasa keram setelah berjalan jauh sambil menahan berat elita disebelahnya. Untung tak jauh dari gapura desa Cijati ada warung kopi, dede lekas mengajak elita beristirahat disana. “Kk-kak ita…kita istirahat dulu ya ke warung itu..” ucap dede tersengal-sengal “Huuhh..huhhh..iya de..” balas elita yang juga kecapaian Mereka pun masuk ke dalam warung kopi tersebut. Sesampainya di dalam, dede langsung memesan makanan dan minuman untuk berdua. Di kursi panjang khas warung kopi, dede dan elita duduk bersebelahan. “buu..makan dong buu!!..” panggil dede “Eh iyaa tunggu sebentar mas!..” sahut penjaga warung dari belakang “Kak ita, mau makan apa? Dede beliin..” “Hmmm..terserah kamu de…lagi pula apa yang bisa dimakan di warkop? Palingan mie instan..” “Ada juga gorengan itu…” “Maaf lama mas e, pesen apa mas?..” tanya ibu penjaga warung “Mie rebus buk dua, sama minumnya…apa ya… kak ita mau minum apa?..” tanya dede “air aja..” jawan elita singkat “Air??.. air apa? Ada banyak air, air laut, air sungai, air hujan, air keran..hihi..” canda dede mencoba menghibur elita “Ihh ngeselin ihh… air minum lah… apa aja deh asal jangan yang dingin!..” ucap elita kesal sambil menepuk pundak dede “hahaha, iya bu, teh manis anget aja dua deh..” Dede melirik ke elita, tampak raut wajah elita sudah tak tegang lagi, kini mulai tampak paras cantiknya seperti sedia kala. Senang dede akhirnya bisa menyelamatkan elita dan semuanya berjalan sesuai rencana, sekarang tinggal menanti kedatangan dodi. Memecah keheningan, dede bertanya ke elita. “umm kak ita, g-gapapa?..” Elita mendengus mendengar pertanyaan dede “huff...sekarang sih gapapa, sejam lalu sih udah kayak di neraka...gimana sih kamu..” Dede menggaruk rambutnya, sadar ia menanyakan hal yang bodoh “ehh..hehe i-iya maaf..” “lain kali jangan pulang sendiri lagi kak..takut kejadian lagi..” ucap dede “Tapi de, dirumah ga ada motor, kalau naik ojek terus boros uangnya..” balas elita “Biar dede antar jemput aja nanti.. Mau gak..?” “Emang kamu punya motor de?” “engga, boncengan aja pakai sepeda punya ibu dede, ada kursinya dibelakang..hehe..” “hahaha ngga ah nanti kakak jomplang ke belakang..ada ada aja kamu de..” “yah namanya juga usaha...” ucap dede cemberut Elita yang melihat dede cemberut merasa gemas, ia tahu maksudnya tadi demi keselamatannya sendiri walau agak tidak masuk akal. Elita tersenyum sendiri memikirkannya. Ia tak menyangka orang yang dulu ia benci kini menjadi penyelamatnya bahkan peduli padanya. Padahal dede sudah menyetubuhi ibunya diam diam yang membuatnya marah besar. Namun elita sekarang sudah memaafkan tindakan dede sebelumnya, ia sangat berterima kasih pada dede sudah menyelamatkannya. Kini pandangannya pada dede berubah 180 derajat. Sambil menunggu pesanan tiba, dede menanyakan perasaannya elita. Namun elita tiba tiba malah menangis. “Hikss..d-dede...ga bisa diungkap dengan kata kata de...sakitt....hikss..tolong jangan bicarakan ini lagi dee...malu kakak de...trauma dd-de...” tangis elita sesenggukan “Ehh I-iya kak ita..maaf dede ga tau..” “Kakak dihajar juga dee...k-kamu gatau rasanya...muka aku ditampar, d**a aku ditonjok, perut ditendang..hikss..hikss..” “Ya ampun kak ita!!..sekarang g-gimana masih sakit?..” “Perut masih sakit de..” Kemudian ibu penjaga warung datang membawakan dua mangkuk mie instan dan teh hangat. “Ini mas e, mbak..mienya, semuanya jadi 16 ribu..” “Nih bu kembali 4 ribu..” dede memberikan uang 20 ribu “Yaudah kak ita sekarang makan dulu, nanti dirumah langsung istirahat ya..besok libur aja dulu..” ucap dede mengelus punggung elita dengan maksud menenangkannya. Elita menatap dede sambil tersenyum. “Iya de, Makasih udah dibayarin...minggu depan kakak ganti habis gajian..” “Ehhh gak usah..ih kamu namanya juga dibayarin..gak usah gak usah..” Elita merasa nyaman sekali ketika dede mengelusnya, penuh kasih sayang dan hangat suasananya saat ini berduaan dengan dede. Tambah hangat ditemani semangkuk mie rebus. 5 menit kemudian.. Yang ditunggu-tunggu pun datang, dodi akhirnya tiba. Ia sangat bahagia melihat kakaknya lagi, Dodi pun langsung memeluk kakaknya dari belakang “Kakak!!!....huuhuuhuu..Kakak!!..” tangis bahagia dodi melihat kakaknya selamat “E-ehhh uhuk uhuk..d-dodi..kakak sampai batuk..lagi makan ini..dod..” “Kakak..maafin dodi kak…” “Eehh maaf apa?? Dodi justru udah ikut bantu selamatin kakak bareng dede…kakak berterima kasih banget sama dodi…” “Bukan kak…k-kakak tadi kan di…ngghh” ucapan dodi terhenti oleh tangan dede dimulutnya “ehhh apa apaan sih de??..” “Sssttt!!..” dede memberi kode untuk diam “Iya kakak tau, tolong jangan bahas itu lagi dod..sekarang yang penting semuanya selamat..” “I-iya kak maaf..” “Makan ga dod? Ayo pesen lu yang bayar tapi..” ajak dede “Ah giliran kakak gua ditraktir, giliran gua nggak..” “hmm mie goreng boleh nih kayaknya..” Sambil makan elita menanyakan cara dodi melacak lokasinya disekap. “itu pakai teknologi lah kak..” “jaman sekarang kan ada fitur kalo hpnya hilang..” “Ohh iya iya..berati dodi lacak hp kakak dong..” “Iya kak..” “Hmm pinter kamu dod..ga sia sia belajar kan..” ucap elita sambil mengelus kepala adiknya “Hmm terus itu si penjahatnya gimana dod?..” tanya dede “Gatau lagi dimana abis gue kabur..yang jelas kakinya udah kena serangan gue de..” balas dodi “Emang ga ketemu lagi waktu lu jalan kesini?..” tanya dede sekali lagi “Nanya mulu lu kayak wartawan, ntar ah gua mau makan dulu..” Setelah dodi selesai makan, mereka pun langsung pergi dari warung itu. Elita pun kondisinya sudah membaik, sudah bisa berjalan sendiri tanpa harus dibantu lagi. Itu jelas kabar baik untuk dede karena tak harus jadi tumpuan elita lagi selama perjalanan pulang yang cukup jauh. 02:30 Setelah berjalan kaki kurang lebih satu jam akhirnya mereka sampai dirumah, mereka bertiga langsung duduk di sofa karena kelelahan. “hhaahh…hahhh…hah…akhirnya…selamat..” ucap dodi “iya dod, berhasil kita…misi sukses hehehe..” balas dede “Huffff..kakak harus libur nih besok…hadeh…” “Iya lah kak, pemulihan dulu..” ucap dodi “Hufff..kalau ga ada kalian entah gimana nasib kakak..” “Kakak bingung gimana lagi caranya berterima kasih sama kalian..” “hehe abis ini jangan galak lagi sama dodi ya ka..” ucap dodi cengengesan “Hihi tergantung situasi…Sini peluk kakak dong dek..” Dodi pun bangkit dari duduknya dan langsung memeluk kakaknya, dirangkulnya dengan erat kakak kandungnya ini. Dede melihatnya jadi terharu, Namun ia juga iri dengan dodi yang punya kakak cantik dan penyayang seperti itu. “Sini dede..” ucap elita memecah lamunan dede “E-eh a-apa..” “Peluk kakak lah hehe…masa dodi doang kan ga adil..” “I-iya..” Dede dengan canggung menghampiri elita lalu memeluknya perlahan, ia tak berani berpelukan erat seperti dodi. Ditengah-tengah momen mengharukan seperti ini k****l dede malah berdiri karena memeluk elita. Dede sadar perihal itu dan langsung melepas pelukannya. “Ee-eh umm aku mau langsung tidur kak ita, duluan ya..” “Iya de, kakak mau mandi dulu ah..” Sama dengan dede, dodi juga ingin langsung tidur. Setelah mengunci pintu, dodi masuk ke kamar ibunya seperti biasa. Tampak ibunya masih tidur nyenyak, dodi naik ke kasur lalu memeluk ibunya dari belakang. Entah setan apa yang menempel padanya tadi, dodi jadi h***y melihat ibunya tidur membelakanginya. Dodi beringsut menempel ke tubuh ibunya, awalnya dodi ingin meladeni hawa nafsunya namun kalah dengan rasa kantuknya hingga akhirnya dodi tertidur sambil memeluk ibunya. Keesokan harinya. Pagi hari pukul 06:00 Kartika bangun untuk menyiapkan sarapan, namun ada yang berbeda pagi ini. Ia mendapati anaknya dodi sedang merangkulnya dari belakang. Kartika pikir dodi sedang sedih karena kehilangan kakaknya semalam, wajar-wajar saja pikir kartika. Kartika lalu bangkit dari kasurnya meninggalkan dodi sendirian, di ruang tamu kartika bingung mendapati dua tas ransel diatas sofa, padahal semalan tak ada disini. Namun yang mengejutkan adalah sepasang sendal gunung milik elita yang tergeletak dilantai. Apa jangan jangan?? Langsung kartika dengan tergesa-gesa menuju kamar elita.. Betapa bahagianya ia mendapati anak pertamanya itu sedang terbaring dengan baju tidurnya. Ia langsung menghampiri elita yang masih tidur lalu memeluknya “Kakakk!!...” “Ee-ehhh i-ibu..uuhuk uhuk uhuk..” “Nakk….jangan pergi sendirian lagi nakk…” “Ii-iya bu..lepas bu…aku masih ngantuk..” “T-tapi gimana ceritanya kamu..bisa pulang?” “Ngantuk aku ah buu..nanti aja tanya dodi..” “Yaudah…istirahat lagi lah nak..ya ampun..syukurlah..” Kartika lalu pergi ke kamarnya sendiri untuk membangunkan dodi, karena hari ini ia masuk sekolah. “Dod..bangun sayang...dodii...bangun..” Suara lembut ibunya langsung membangunkan dodi dari tidurnya. “I-iyaaa buuu..hoamm..” “Itu kakak mu sudah pulang dod!..” “gimana ceritanya?..” Dodi yang masih ngantuk menceritakan semuanya ke ibunya, secara detail dan menjawab semua pertanyaan ibunya. “Hikss..dodi..ibu bangga nak sama kamu...padahal ibu udah pasrah semalam sampai ketiduran..” “terima kasih ya nak, nanti siang ibu kasih yang spesial deh buat dodi..” “Iya bu, berkat dede juga kakak selamat..” “Yaudah bu aku mau bangunin dede juga, hari ini kan masuk sekolah..” Setelah selesai bersiap siap dan sarapan, dodi dan dede pun berangkat sekolah, akhirnya setelah libur sekian lama dede kembali bersekolah. Kini tugas yang tertinggal menghantuinya. Namun pagi itu dede tampak pucat dan tak bertenaga, tak seperti biasanya. “De? Lu gapapa de?..” tanya dodi khawatir “huh?.. Gapapa dod, kurang tidur aja ini mah..semalem kan kita jadi batman hehe..” “batman? Ohh itu..haha pahlawan yang nongolnya malem doang..” tawa dodi “iya gue batmannya lu robin dod..” “anjing..” “hahahaha..” tawa dede 07:15, SMA 1 Desa Cianduk Sesampainya dikelas dede langsung dihujani pertanyaan oleh teman temannya, bagaimana tidak.. Sudah lama mereka tak melihat anak paling usil dan jenaka di kelas. Suasana kelas sepi tanpa kehadiran dede. “gue sakit..” “gue sakit dea..” “gue sakit ucup” “gue sakit yanto” “gue sakit rita” “Apaan si lo de jawabannya sama semua?!..” ucap seorang murid “YEE ORANG PERTANYAAN LU SAMA SEMUA..” “ye selow dong udin..” Mereka pun bubar dan kembali ke bangku masing masing. Ditengah jam pelajaran terakhir menjelang waktu pulang dede tiba tiba merasa kepalanya pusing dan badannya lemas. Teman sebelah dede menyadari ada yang tak beres, tampak wajah dede pucat dan tatapan matanya kosong, ia pun memanggil gurunya. “Dede!..ded!..” panggil pak gunawan, guru IPA dede “Dede! Kamu kok diam aja!..” Sekelas terdiam memperhatikan dede. Yang duduk di bangku depan pun menengok semua ke arah dede. Pak gunawan memegang kening dede, dan terasa panas. “Wah ga bener ini..” “De..dee...kamu baru masuk sehari masa udah sakit lagi..” Tiba tiba dede kehilangan kesadaran dan kepalanya membentur meja. Sekelas pun berteriak. “DEDE!!!..” “Pak dede gimana pak!!!..” “YAUDAH MURID MURID, PELAJARAN DILANJUTKAN BESOK..INI SITUASI DARURAT...KALIAN BISA PULANG SEKARANG!..” “HOREE!” ucap salah satu murid “t***l lu malah hore” balas heru “TOLONG GOTONG DEDE KE UKS SEKARANG!..” ucap pak gunawan Murid murid pun langsung menggotong dede untuk dibawa ke UKS (usaha kesehatan sekolah) Sesampainya disana pak gunawan membubarkan murid muridnya kemudian masuk, namun dodi bersikeras ingin menemani dede. Pak gunawan tahu dodi sahabatnya sehingga mengizinkannya masuk juga. Didalam dede langsung mendapat pertolongan pertama oleh petugas UKS. “Gimana mas si dede kondisinya?..” tanya pak gunawan ke petugas “Oh baik baik aja pak, dari pengecekan kemungkinan besar terlalu capek sampai kolaps gini, tapi ada gejala tipes juga..saya sarankan dede istirahat dulu sampai kondisinya membaik pak gun..” “Syukur lah..gak fatal…hadeuh dede dede..libur lagi kau nak..” ucap pak gunawan “Nanti kalau sudah sadar bisa langsung pulang dede pak, setelah itu diberi obat..” “Siap mas, terima kasih..” “Nah dod, kamu ada kontak orang tuanya dede?..” “Saya bisa telpon ke hpnya dede dirumah pak..” “Yaudah bapak tinggal dulu ya ke ruang kepsek mau ngasih tau…terima kasih ya dod..” “Iya pak sama-sama..” Dodi pun langsung menelepon ke hpnya dede. Tidak seperti murid lain yang membawa hpnya, dede tidak membawa hpnya karena malu hpnya masih tombol jadul. 3 kali dede mencoba menyambung namun tak dijawab hingga akhirnya yang ke-empat dijawab juga oleh ibunya dede, bu titin. Di telepon dodi menyampaikan kondisi dede saat ini dan meminta untuk dijemput. Bu titin pun menyuruh mang yana untuk menjemput dede ke sekolah. 30 menit dodi menunggu akhirnya mang yana datang juga, ia menghampiri dodi yang sedang duduk bosan di depan UKS. “Euyy dodod…mana si dede dod…sorry mang yana lama..ban si jeki bocor euy..” “..ada didalam si dede mang..” “…hayu atuh pulang si dede..” “Iya mang dodi samper dulu..” Dede yang masih lemas akhirnya pulang dibonceng motor butut mang yana, tidak lupa diberi resep obat sebelumnya.. “mang dodi ikut dong!!..” “heleh heleh dodod, mana bisa atuh..motor butut gini bertiga..bisa encok si jeki..” “yaelah mang masa jalan lagi..” “hahaha besok pagi deh mang yana anter sekolah..ga perlu ditelpon mang yana dateng ke rumah dodod..oke?...jalan dulu dod..punten..” Dodi pun terpaksa pulang dengan berjalan kaki. Siang hari pukul 14:15 Sesampainya dirumah dodi mendapati ibunya dan kak elita sedang menyantap makan siang. Siang itu ibunya memasak lauk favorit dodi, perkedel kentang dan kentang balado. Double kentang seperti nasib dede. Selesai mengganti baju dodi langsung ikut lesehan bersama keluarganya. “Dod, si dede mana?..” tanya kartika “Pulang bu ke rumahnya, soalnya dia sakit lagi..tadi dikelas pingsan..” “PINGSAN?..” ucap elita dan ibunya bersamaan “Iya, dibawa ke UKS katanya gejala tipes…disuruh istirahat lagi, padahal baru masuk sehari..” “Ya ampun kasian dede, pasti gara gara semalam kecapekan..” ucap kartika “Ya emang dede orangnya sakit sakitan mulu..lemah imunnya bu..” balas dodi “Terus dikasih obat?..” “Mana ada obat di UKS bu..cuman dikasih catatan resep obat..” “YA AMPUN..DODI LUPA MAU NGASIH CATATANNYA KE DEDE!..” “Halahh dodi..dodi..bisa lupa, antar gih abis makan..” “Mana dod coba liat kakak resep obatnya..” “Nih kak..” ucap dodi memberikan selembar kertas lecek “Kakak simpen ya dod..” Elita memasukan kertas itu ke kantung celananya. “Ehh kakak! Mau buat apa!..sini balikin!..” “Uhh..buat… buat d-dede…upssss..” “Udah kamu ga perlu tau ah! Sanah habisin makanannya..” “Huh??..” Elita pun langsung pergi ke kamarnya tanpa membereskan piringnya. Dodi bingung untuk apa kakaknya menyimpan kertas itu. “Kenapa kakak bu?..” “Hihihi ibu tau kenapa dod…dah ibu beresin ya piringnya, jangan lupa dicuci piring kamu nanti..” Setelah membereskan piring dan bersih bersih, dodi yang hendak tidur siang teringat ucapan ibunya yang ingin memberinya sesuatu yang spesial siang ini. Dodi yang penasaran pergi ke kamar ibunya, ia mendapati ibunya sedang membereskan sprei kasur. Dodi memberanikan diri bertanya perihal sesuatu yang ‘spesial’ dari ibunya. Namun sayangnya dodi mendapati ibunya sedang tidur siang. Dodi yang yang sedang nafsuan siang itu tak ambil pusing, ia mengecek ke kamar kakaknya apakah sudah tidur. Dodi kegirangan mendapati kakaknya sedang tidur. Lalu ia pergi ke kamar ibunya dan mengunci pintunya. Dengan perlahan dodi naik ke kasur ibunya lalu tidur menyamping memeluk ibunya dari belakang. Seakan lupa ikhtiarnya untuk mengakhiri hubungan tabu ini, dodi mencumbu lengan sekal ibunya sambil menggesek kontolnya ke p****t ibunya. Siang ini ibunya memakai tank top putih dan legging hitam. “Ahh bu..enak bu..ahh…” ucap dodi rada nekat dengan maksud agar ibunya bangun Melihat ibunya tak melakukan perlawanan, dodi bertindak lebih jauh. Ia menurunkan celana dan cd ibunya sebatas sampai paha hingga terpampang p****t seksi ibunya. Dodi langsung menjepit kontolnya diantara kedua paha ibunya lalu ia genjot keluar masuk. “Aghh…engghhh buu enak bu…enak genjotin ibu siang siang gini ughh..” desah dodi. Masih dengan maksud agar ibunya bangun namun sia sia, kartika masih tertidur lelap. “Ahhh bu kok diem aja sih buu..uhhhh *plok plok plok plok plok plok* a-aku masukin ya bu..ahhh *plok plok plok plok*..” Dodi mengarahkan kontolnya vertikal, sejajar dengan lubang surgawi ibunya. Dengan perlahan ia mendorong masuk kepala kontolnya, setelah kepala k****l dodi masuk ia bersiap melakukan penetrasi penuh ke tempatnya lahir 18 tahun lalu. “Bu siap ya, dodi mau masuk lagi ke rahim ibu..uhhh..” bisik dodi ke telinga ibunya Dengan satu hentakan keras seluruh k****l dodi serta merta ambles ke m***k ibunya. Kerasnya hentakan dodi membuat kartika terbangun. Betapa kagetnya ia mendapati anaknya memeluk dirinya dari belakang sambil memasukan kontolnya ke rahim ibunya sendiri. Kartika tak bisa berbuat apa apa lagi. “Eee-ehh d-dodi sayang..k-kok kamu m-masukin k****l kamu sih..aahhh..” “Maaf bu..aku tadi mau nanya soal yang spesial ituu..uhhh.. i-ibu bilang tadi pagi..ahhh…tapi liat ibu lagi tidur bikin p-pengen bu..ahh..yaudah aku langsung entotin ibu..m-maafin dodi ibu..ahhhh..” “Ohh haha ini yang ibu maksud dod…tapi ibu ketiduran tadi hihihi..yaudah lanjut aja sayang…entotin ibu sepuasnya..” Mendengar ibunya bicara seperti ibu membuat dodi kalap, ia langsung mengentoti ibunya dengan buas. Dodi mengentoti ibunya dari belakang sambil menindih tubuh ibunya yang tengkurap. Suara desahan ibu dan anak memenuhi kamar itu. Di-iringi suara tepukan khas orang n*****t. Setelah 5 menit dodi merasa akan segera ejakulasi. Dodi mempercepat entotannya di m***k ibunya, ia ingin kembali membuahi rahim ibunya dengan spermanya. *PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK* “Ahhhnn ahnnn terus nak..sayang…entotin ibu yang keras dod!!! Ahhhhhnnnhhh..uhhhhh..enakk uhh..” “Ahhh i-iya bu…dodi sayang ibu…aghhh dodi sayang ibu…enghhh m***k ibu enak…dodi ketagihan m***k ibu dodi…ahhhhh terus bu goyang p****t ibu..oughhh haaahh..” *PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK* “AWWHH dodii sayang…kontol mu nusuk nusuknya k-k-kenceng b-bangett auwwwhhh ahhnnn..teruss sayang…keluarin didalam ibu dod..ahhhhahh ahh..” “Ah ah ah ah ah ah ah ah buu…ahhhh..d-dodi sampee…engghhhhhhhhhhhh..” *crot crot crot crot* 4 kali tembakan lahar panas dodi di v****a ibunya mengakhiri persetubuhan mereka yang singkat namun panas. Nafas mereka tersengal-sengal setelah berpacu dengan nafsu. “Huhh..huhh…huhh..enak buu hahh….hahh..” “Iya dod…hadiah buat kamu udah selamatin kak elita..” “Abis ini boleh lagi ya bu..” “Hihi liat situasi dod..yaudah sana tidur siang..” “Makasih ya bu..muach..dodi sayang sama ibu..” “Ibu juga nak muach..” cium kartika di bibir membalas dodi Dodi turun dari kasur dan hendak keluar kamar ibunya, namun jantungnya serasa mau copot mendapati kakaknya sedang berdiri di depan pintu kamar, melotot ke arah dodi. “Dodi..kamu ngapain??..” “E-ehhh k-kakak…” “Uhh anuu….”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN