Semalam Ilham tidak memejamkan matanya sama sekali. Ia terjaga karena fokusnya bertumpu kepada Natya. Rasa kantuk pun tak terasa di tubuhnya, saat pandangan dan benak Ilham hanya terisi penuh sosok Natya. Beberapa jam lalu, Ilham masih mengingat jelas Natya bersikeras menolak tawarannya yang ingin mengantarkan Natya pulang ke rumah, setelah stabil usai tindakan kuretase. Meski akhirnya Ilham habya bisa menghela napas, menyesali telah menuruti keinginan Natya tadi. "Dokter bilang, semua bagus dan stabil. Tunggu obat yang harus kamu minum dari Perawat, setelah itu kamu boleh pulang," ujar Ilham menyampaikan perkataan Dokter kepadanya. "Glad to hear that." Akhirnya Natya bisa melemaskan sedikit otot wajahnya yang terus menerus tegang. "Aku antar kamu pulang." Ilham tidak menawarka
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari