Nikah, Yuk!

1928 Kata

Gita memeluk haru kedua orang tua angkatnya. Bibirnya tak henti mengucapkan terima kasih. Ini adalah hari terakhir Gita menjadi salah satu penghuni desa kecil ini. Karena Pram akan membawanya pulang kembali ke Jakarta. Tapi sebelumnya mereka akan bertemu dulu dengan keluarga Gita yang ada di kampung. Karena bagaimana pun Gita masih punya keluarga kandung di tanah Minang ini. "Pak, Ibu, Gita pamit ya? Terima kasih karena telah menjadikanku sebagai putri kalian." Gita menangis sambil memeluk erat wanita tua itu. "Jangan menangis, Nak, kami tetap orang tuamu. Kapanpun kau mau, kalian bisa datang ke sini. Pintu rumah ini akan selalu terbuka untukmu," sahut wanita itu. Jemarinya yang sudah mulai keriput, menghapus air mata yang mengalir di pipi Gita. Gadis itu makin mempererat pelukannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN