ANAK SIAPA DI PERUT INESH

1261 Kata
Hari ini Dineshcara Diva Maulana atau Inesh pulang kerja mampir ke rumah Farahdiba Hartoyo Maulana mommynya, sudah tiga bulan dia menikah dan tinggal di rumahnya sendiri bersama Athrav Advitya Maliq atau Athrav. Farahdiba adalah janda tiga orang anak saat dinikahi Darvi, mantan siswanya. Darvi jungkir balik mengejar cinta Farah karena Farah sudah tak percaya cinta seorang lelaki, terlebih lelaki itu brondong yang lebih muda tujuh tahun dan tajir. Cukup sudah dia disakiti lelaki berpredikat suami sejak dia punya anak satu. Mantan suami Farah seorang player membuat Farah trauma. Bahkan perceraian terjadi saat Inesh dalam kandungan, sehingga Inesh sama sekali tak kenal ayah kandungnya. Hanya sosok Darvi lah daddynya, lelaki yang sejak dia berusia 36 hari sudah jatuh cinta padanya. Dan Inesh juga pakai nama Maulana, nama keluarga Darvi, bukan pakai nama Mahendra sesuai nama ayah kandungnya yaitu Ricky Andrean Mahendra. Farahdiba Hartoyo Maulana atau Farah sang mommy meminta Darvi Savero Maulana daddynya Inesh, tidak memberikan rumah untuk Inesh dan Athrav karena dia ingin melihat keseriusan dan tanggung jawab Athrav sebagai kepala rumah tangga.Padahal sang daddy adalah pengusaha pengembang rumah tinggal hingga hotel. Satu rumah besar pun tak ada harganya untuk Darvi dan Farah. Tapi Farah tak mau suaminya memberikan rumah tinggal untuk putri mereka terkasih. Rumah kontrakan Inesh type kecil dan minimalis, asri untuk pasangan kecil yang baru berumah tangga. Seperti Farah dan eyang kakungnya, Inesh penghobby tanaman. “Mom, media tanamku habis, nanti aku bawa ya,” Inesh memberitahu Farah minta izin untuk membawa media tanam agar nanti catatan keluar masuk barang tetap tak ada selisih. Sang mommy Farahdiba Hartoyo Maulana adalah pemilik TANIRE’S FLORA, sebuah nursery cukup besar. Butuh media, pot, pupuk dan aneka tanaman bisa didapat di nursery sang mommy. “Kamu bilang Mas Yono atau Mas Budi saja apa yang kamu bawa biar di catat,” jawab Farah yang sedang repotting keladi yang habis dipecah anakannya. “Daddy ke mana Mom?” tanya Inesh. “Ke Jakarta, kemarin nenek demam tinggi,” Farah menjawab sambil cuci tangan. “Mas Ipin, ini seperti biasa simpan di lokasi shading dulu dan bersihkan sisa media yang berserakan,” perintah Farah pada pegawainya yang berada dekat situ. “Mommy kenapa tidak berangkat sama daddy?” tanya Inesh, karena dia tahu mommy dan daddynya pasangan yang seperti amplop dan perangko. “Swari dan Tya sedang ujian semester, daddy takut mereka telat bangun terutama Swari. Sehingga bisa tidak berangkat ujian. Itu sebabnya daddy minta mommy jaga gawang karena Swari kalau bukan mommy yang bangunin dia susah,” Farah menjawab sambil terus cuci tangan. Inesh ingat kelakuan adik kembarnya, memang kalau di waktu penting pasti mommy dan daddynya ketat mengawasi, kalau hari biasa daddy akan membiarkan mereka tanpa dibangunkan, agar mereka bertanggung jawab. Dan daddy juga akan membiarkan anak-anaknya mendapat hukuman dari guru atau dosen bila anak-anaknya bersalah. Aaaahhh Inesh jadi kangen daddynya padahal baru minggu lalu mereka bertemu di supermarket bangunan yang dipegang Inesh. Untuk Inesh, Darvi adalah hero nya. Inesh lebih mudah menceritakan semua rahasianya pada lelaki itu daripada ke mommy nya. ≈≈≈≈≈≈≈ “Kamu di mana Mas? Apa pulang telat lagi?” tanya Inesh saat menerima telepon dari suaminya. “Masih di outlet, kayaknya pulang seselesainya kerjaan ya Beib” sapa Athrav lembut. “Ya, jangan telat makan ya Mas, I love you,” balas Inesh. “Love you too Beib,” balas Athrav lalu dia mengakhiri pembicaraan dengan istrinya. Athrav ingat, Inesh adalah satu-satunya perempuan yang susah payah dia dapatkan dan satu-satunya perempuan yang dia kenalkan sebagai calon istri pada kedua orang tuanya. Hanya Inesh lah yang bisa dia dapat keperawanannya setelah resmi dia nikahi, tidak seperti perempuan lainnya yang mudah dia dapat walau mereka masih perawan. ≈≈≈≈≈≈≈ Siang ini Inesh kedatangan tamu di ruang kerjanya yang ingin kerja sama untuk konsinyasi barang. Inesh bicara ke coffee shopnya minta diantar tiga coffee dan satu teh panas untuknya karena sejak pagi dia sedikit pusing. Selain minuman tentu saja dia minta snack bagi para tamunya. “Sebentar saya tunggu Presdir dulu ya, karena jadwalnya kan memang ketemu jam sebelas. Saat ini baru jam 10.35,” sapa Inesh sambil menunggu Darvi datang ke kantornya. Darvi sebagai anak pemilik memang jarang ke kantor super market bahan bangunan. Karena dia punya perusahaan pengembang perumahan. Darvi lebih focus di perusahaannya sendiri. “Iya Bu, tidak apa-apa, memang kami datang lebih cepat karena ternyata tidak macet. Jadi bukan salah Pak Darvi kalau beliau belum sampai sini,” sahut sang tamu dengan sopan. “Assalamu’alaykum,” sapa Darvi pada semua yang hadir di ruangan Inesh. “Wa’alaykum salam,” serempak semua yang hadir menjawab salam dari Darvi. Lelaki gagah yang setia dengan rambut gondrong sebahunya. “Silakan duduk Pak Darvi,” sapa Inesh resmi. Di luar kantor jarang yang tahu kalau Inesh adalah anak perempuannya Darvi. “Terima kasih Bu Inesh,” jawab Darvi, membalas anaknya, dalam hubungan keluarga mereka memang anak dan orang tua, tapi dalam struktur di kantor Inesh adalah Direktur sedang Darvi sebagai Presiden Direktur. Dan banyak kolega mereka yang tak tau hubungan mereka. Setelah para tamu pulang, Inesh mengeluh bahwa dia sangat pusing. “Aku boleh ikut Daddy pulang tidak, aku pusing banget,” keluh Inesh lirih. “Mau Daddy antar ke rumahmu atau kamu ikut ke Sedayu?” tanya Darvi cemas. “Ke Sedayu saja Dadd,” pinta Inesh. ≈≈≈≈≈≈ ‘Mom, panggil dokter, Inesh pening dan dia lemas banget, Daddy bawa pulang dia sekarang,’ pesan Darvi pada istrinya saat dia akan meluncur ke rumah. Dokter datang sepuluh menit lebih dulu dari Inesh dan Darvi. Farah dan Darvi memapah Inesh menuju kamarnya sebelum dia menikah. Belum sampai kamar, Inesh pingsan, Darvi langsung membopong putrinya. “Saya belum bisa memastikan, tunggu Mbak Inesh sadar saja nanti kita minta dia cek urine. Kalau saya duga dia hamil karena denyut nadinya beda,” demikian dokter keluarga memberitahu hasil pengamatannya. “Sementara ini resep untuk hari ini dan besok sebelum dia kontrol ke dokter kandungan. Ini surat rujukan dari saya.” Farah dan Darvi tentu saja harap-harap cemas. Andai benar Inesh hamil maka ini adalah calon cucu pertama mereka mereka tak pernah menyangka akan segera menjadi kakek dan nenek. “Tidak menyangka ya Mom, karena kemdur ( singkatan kembang duren, nama kelompok pramuka Darvi dan teman-teman SMA dibawah asuhan Farah ) kita bisa seperti sekarang! Kemdur awal cinta kita,” bisik Darvi, mereka duduk berdua di sofa dekat ranjang Inesh. “Awal cintamu, bukan awal cintaku,” jawab Farah spontan. “Jadi Mommy tidak cinta Daddy begitu?” Darvi mengajuk hati Farah. “Yang cinta duluan kan Daddy. Hari pertama ketemu langsung bikin hak milik seakan Mommy ini pasti menerima cintamu. Mommy sih awal cinta bukan dari kemdur, tapi dari Inesh di rumah sakit,” balas Farah. “What ever,” balas Darvi. “Yang pasti Daddy bahagia menjadi belahan jiwamu”. “Mommy juga bahagia Dadd, tidak menyangka murid yang pernah Mommy ajar, malah jadi suami Mommy. Siapa yang menyangka anak kecil cinta mati sama mantan gurunya yang lebih tua dan sudah punya anak tiga?” Farah membalas pelukan suaminya dengan penuh syukur. “Cinta tidak pernah bisa kita bendung dengan apa pun. Kapan dia mau datang, serta ke mana arahnya tidak bisa kita atur Mom,” balas Darvi. “Mommy bikin teh jahe panas dulu ya, Daddy sini saja jangan tinggal Inesh. Daddy sudah telepon Athrav belum?” tanya Farah. “Waduuuuuu, Daddy malah lupa Inesh sudah punya suami, jadi belum ngabarin dia,” jawab Darvi sambil merogoh sakunya untuk mengambil HP-nya. “Kalau dia belum punya suami, lalu anak siapa di perut Inesh Dadd?” Farah menggelengkan kepalanya sambil keluar kamar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN