Airin tak kuasa menahan gugup. Sepanjang jalan menyusuri koridor rumah sakit, jantungnya berdegup tidak karuan. Padahal, tadi Alshad hanya mengajak makan siang bersama. Tapi, sungguh, kenapa ia jadi salah tingkah sampai sekarang. "Jangan gila, Airin! Kamu udah punya suami." Airin terus merapalkan kalimat itu hingga dirinya memasuki mobil. Duduk sejenak. Menarik napas sembari mengusap dadaa, detik kemudian ia bergumam kembali. "Ingat! Kamu udah punya Athar." Airin mengangguk. Mengangkat tangan ke udara, lalu mengepalkan tangan. Bertingkah seperti orang yang memberi semangat pada diri sendiri. "Alshad cuma masa lalu. Ya, dia cuma pria dari masa lalu yang nggak perlu kamu pikirkan." Airin terus mengangguk. Tapi, tak lama berselang, ucapan Vennia dan Ashraf malah menari-nari di otaknya s