Delapan

1338 Kata

"Mama nggak bohong, 'kan?" tanya Aya dengan mata menyipit ketika mamanya bercerita tentang Yoga yang sudah dua kali menggendongnya ke kamar saat pulang dan di ketiduran. Masa iya, sahabat tengilnya itu mau-mauan menggendongnya? Bukan Yoga banget sepertinya. Mengingat Yoga yang hampir selalu saja mengibarkan bendera perang saat mereka bertemu. Dan mulut lelaki itu yang sering menyebutnya, ribet, manja dan lain sebagainya yang membuat Aya sering meradang dibuatnya. Aya pikir, Javier atau papanya lah yang mengangkatnya ke kamar. Makanya, ketika bangun di pagi hari, dia tak banyak bertanya pada orang-orang di rumahnya. Lalu, akankah Aya berterima kasih kepada Yoga? Aya menggeleng. Gengsi euy! "Yoga itu baik loh, Ay. Mama suka sama dia." Mata Aya kembali menyipit. Feeling-nya tak enak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN