.
.
Kecepatan penuh gas mobil diinjaknya memecah kegelapan malam, Rangki menulusuri indahnya kota C, lampu jalan tertata dengan indah dengan ditambahnya lampu LED di sebagian batang pohon, makin membuat meriah suasana malam kota C. Lampu dikiri dan kanan jalan menerangi perjalanannya. Jalan yang diterus melaju ke apartemen yang biasa digunakanya untuk pertemuan seperti ini biasa dicapai 15 menit dengan kecepatan penuh.
.
.
.
Seketika sudah di basement, memarkirkan kendaraanya lalu menuju lift dengan kartu aksesnya menuju lantai 17. Apartemen ini adalah apartemen mewah satu lantai ini hanya terdiri dari beberapa unit saja dan semua yang ada di unit 17 ini milik keluanganya Rangki.
.
.
.
Sesampainya di lantai 17 lift terbuka dan Rangki melangkah keluar,,, berjalan menyusuri koridor yang tidak jauh dari pintu lift adalah unit yang biasa dipakai nya untuk bersenang-senang.
.
.
.
Kartu aksesnya ditempel di gagang pintu dan pintu terbuka,, “selamat datang Tuan Rangki” ucapan sambutan di teriakin Ray asistenya seperti biasa membuat kehebohan bersama teman kencan malam ini yang sudah di undang Ray.
.
.
“akhinya bos kita muncul juga setelah seminggu hilang bak ditelan bumi”, goda Ray. Sambil meninju bahunya Rangki. Rangki tersenyum melihat betapa antusiasnya temannya mengatur semua ini.
.
.
.Saat begini mereka tidak terlihat seperti atasan dan bahawan, mereka sudah bersikap selayaknya teman nongkrong.
.
.
.
Rangki selalu bermain indah, dia tidak suka ke Bar yang berisik dan kawatir aktifitasnya akan diliput media dan wartawan yang sengaja mencari keluarga kolomerat untuk di ulas. Dia tidak tertarik untuk terkenal dengan cara begitu. Tentu tingkahnya yang tidak biasa nantinya akan menimbulkan masalah, setelah memikirkan berbagai pertimbangan membuat dirinya menciptaka Bar pribadi. Sehingga apartemen ini disulapnya jadi ruang klub,, ruang nya didesain semeriah mungkin cocok dengan nuansa klub malam,,, ada juga bartender dadakan yang selalu siap datang begitu pangilan kerja datang…lengkap dengan wanita penghibur yang sesuai dengan seleranya sudah di atur Ray sedemikian rupa. .
.
.
Ray memang sangat piawai mengatur semuanya, jaringan teman kencan malam ini juga sangat mudah didapatnya, tapa bersusah payah 15 menit dari telpon Rangki sudah berhasil mebawa seluruh gadis yang mereka mau beserta bartender yang siap melayani minum mereka.
.
.
Saat memasuki ruang apartemen ini suara musik sudah mulai mengema, suara musik tidak akan terdengar keluar karena didesain dengan kedap suara yang apik. Semuanya sudah diperhitungkan oleh desainer interior yang di bayar Rangki.
.
.
.
“ayuk bos bergabung kesini, rangkul Ray mengarahkan Rangki ke salah satu kursi kebesaranya,,, Rangki langsung duduk dan disunguhin minum untuknya, wanita penghibur sudah mulai bergelanyutan disekitar Rangki, mereka sudah terbiasa melayani pelanggan sehingga terlihat sangat lihai dan profesional. Rangki hanya menerima keduanya dan memeluk pinggang mereka dengan sesekali mencium nakal para gadis itu.
.
.
.
Dr Alando tidak terlihat malam ini, dia sibuk dengan sift malam di UGD, biasanya mereka berkumpul bersama empat lelaki lajang Ray, Arya, Alando dan tentu saja Rangki.
.
.
“Alan kemana? Tanya Rangki ….saat melihat temanya tidak ada. “biasa dia kena sift di UGD jawab Arya. Dan kamu sih dadakan sekali memangil kita. Ucap Arya lagi.
.
.
“Aku punya banyak urusan Ucap Rangki sambil menuangkan minuman dari botol kegelasnya … “masih menempel pada gadis itu ? sidik Arya yang memang penasaran.
.
.
.
Kosan kemarin apa aku sudahhi saja mengontrak nya? Ucap Arya kembali…
“beli saja kontrakan itu.. jadi kamu tidak perlu repot kontrol dan bayar bulanan ucap Rangki sambil terkekeh-kekeh ketawa geli saat mengingat dirinya konyol sampai bermalam di kontrakan itu.
.
.
.
Serius ? tanya Arya kemabali.
.
.
Lakukan lah dan renovasi sekalian buat lebih layak ucap Rangki memerintah. .. lalu ketiganya saling memandang dan tertawa,,, entah apa yang lucu tapi ketiga nya berhasil tertawa….
.
.
.
Para gadis yang ada sibuk merayu-rayu dan menempel pada para pria ini.
Ray dan Arya menikmatinya, menikmati musik dan menikmati sentuhan s****l yang diberikan pelayanan penuh oleh para gadis ini. namun Rangki mulai merasa risih dengan sentuhan-sentuhan ini, membuatnya tidak b*******h lagi saat bayangan Permata Nata tergiang-giang di otaknya,, melihat para gadis ini tidak membuatnya b*******h lagi,, ini sangat berbeda ketika tadi dia melihat Permata Nata tidur dengan kemeja yang kebesaran itu, sungguh mengodanya. Hingga dirinya mencoba mencari pelarian dan berakhir di lantai 17 ini.
.
.
Tujuan nya kemari untuk bersenang-senang malah bayangan Nata terus saja menghantuinya, saat salah satu gadis mulai memasukan tanganya kedalam kemeja yang dipakainya, seketika Rangki tepis dan meminta gadis itu menjauhinya…
.
.
seketika dua sahabatnya terkejut, ini bukan seperti sosok bos yang mereka kenal.
.
.
Ray mencoba membuka suasana agar tidak canggung “ bos kenalan dulu ini teman-teman baru yang aku ajak “, ada Via, Lia sama Beti, dan Rena tunjuk Ray satu-satu sama teman wanita mereka, yang sama bos itu Via dan Rena jelasnya lagi.
.
.
Tentu nama gadis ini hanya nama panggung tidak perlu menghapalnya.
.
.
.
Rangki hanya melihat tanpa minat, “suruh mereka pulang titah Rangki pada Ray” .. seketika suasana hatinya berubah. Tidak tertarik walau mereka terlihat cantik dan seksi. “mereka tidak sesuai selera ku ucapnya lagi..
Padahal Rangki yang biasa tidak begitu pemilih. Seketika Ray menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“ keahlian mu berkurang Ray, ucap Rangki lagi.
.
.
.
Dengan berat hati Ray meminta teman kencan yang sudah diaturnya pulang.
.
.
“aku geli lihat mereka, bukan nya ingin tidur bersama mereka malah merasa jij*ik ucap Rangki ketika ketiga gadis penghibur itu keluar”, mengosok kepalanya terlihat frustasi.
.
.
Arya dan Ray saling memandang lalu Arya membuka wacana “ ya sudah kita minum saja malam ini” lalu menuangkan kembali minuman ke gelas mereka masing-masing.
.
.
“aku ingin Permata Nata ku ucap Rangki frustasi sambil menyender kepalanya kesofa dan tangan kananya memegang gelas minuman..
.
.
“Undang dia kemari ucap Arya , “hey Ray coba seret Permata Nata itu kemari, jangan buat bos kita tidak bersemangat. Ucapnya lagi.
.
.
Lalu mereka bertiga tertawa,,, “bos apa perlu aku mencarinya sekarang” ? tanya Ray serius.
.
.
“tidak dia ada dikamarku” ucap Rangki lesu tanpa semangat.
“lalu kenapa Bos kesini? Tanya Arya serasa tidak percaya meninggalkan wanita yang dinginkan nya dan malah mencari yang lain kesini dan disini mengingat gadis itu.
.
.
“aku mencari pelampiasan, aku tidak bisa menyentuhnya terus menerus, dia sangat lemah, sudah tiga kali pinsan didepan mata ku”.
“aku takut jika didekatnya tidak bisa mengendalikan diriku lagi lalu aku kembali menidurinya, aku tidak ingin dia tersakiti karena aku. Ucap Rangki dengan nada sedih.
.
.
Ray dan Arya yang mendengarkan curhatan Rangki namun tidak dapat memberi solusi apa-apa.
.
.
Rangki kembali menuangkan minuman untuk dirinya dan mengisi kedua gelas temanya.
.
.
Ray,, apa aku panggil gadis lainya mungkin kali ini akan sesuai selera mu”, ucap Ray mencoba menghibur.
.
.
Arya juga berucap “aku juga punya beberapa kenalan gadis penghibur, jika kamu mau mereka bisa aku bawa kesini dan kita pesta sampai pagi bos”
.
.
Rangki yang frustasi lalu menginyakan ide temanya…ingin mencoba kembali, mengalihkan pesona Permata Nata.
Lalu kedua temanya itu mengambil hp lalu melakukan beberapa pangilan telpon….
.
.
20 menit kemudian pangilan telpon keduanya kembali berdering, tandanya pesanan mereka sudah ada dibasement, mereka harus turun menjemput karena tanpa kartu akse tidak akan bisa sampai ke lantai 17.
.
.
Ray bergegas turun menjemput para gadis.
.
.
.
Selang berapa menit Ray sudah kembali ke ruang apartemen lantai 17 lengkap dengan bawaanya, para gadis yang terlihat seksi dan sangat pintar berdandan dan tentunya juga cantik.
.
.
“Binggo,,, teriak Arya,,, mari masuk teman-teman,, kenalkan bos kami Rangki ucap Arya seraya membawa para gadis itu kehadapan tuan nya.
.
.
.
Rangki melihat kedatangan tamu mereka,, namun yang dirasanya tidak ada rasa tertarik pada para gadis itu.
.
.
Namun dia tetap memberi mereka ruang untuk duduk disekitarnya.. “kemari lah ucap Rangki sambil menunju dua gadis yang paling depan duduk diantara dirinya, dan dua gadis lagi duduk di antara Ray dan Arya.
.
.
Lalu mereka bersulang,,, untuk malam kita Ucap Ray…
.
.
.
Rangki mengangkat gelasnya setengah malas, tidak ada nafsu atau keinginan untuk bermain bersama para gadis ini.
.
.
Ingatanya dipenuhi dengan Nata, seakan- akan gadis ini tidak terlihat, namun dia tetap berusaha mengalihkan perhatianya dari Permata Nata, mencoba menikmati sentuhan manja gadis yang ada diantar keduanya, yang belum tau siapa nama mereka. Godaan mereka tidak membuatnya teransang, tidak juga membuat nya ingin mengoda mereka. Merasa ada yang salah dengan dirinya lalu ingin menguji diri sendiri.
.
.
.
Rangki bangkit, lalu mengajak salah satu dari gadis itu kekamar yang ada di ruang apartemen itu… saat dia bagikit kedua sahabatnya bersorak bahagia, seakan-akan Rangki yang mereka kenal sempat menghilang kini kembali lagi…
.
.
.
“Layani tuan kami dengan baik akan dapat bonus banyak” ucap Ray dengan nada bahagia.
Gadis itu hanya tersenyum manja seakan-akan sudah sangat paham apa yang akan dilakukanya.
.
.
Rangki tidak berkata apa-apa hanya melewati mereka sambil menarik lengan gadis itu melangkah dengan cepat ke kamar.
.
.
.
Mendorong pintu dengan kasar, melampiaskan kekesalanya menuangkan amarah pada pintu tanpa dosa. Seketika gadis dibelakanya yang lenganya masih digengem seketika kaget. Saat mendengar suara pintu di tendang kasar.. Gbruk…. Tidak hanya gadis ini namun kedua sahabatnya juga ikut terkejut dan saling menatap.
.
.
.
Para gadis saling memandang, sedikit rasa gundah dirasa mereka, mereka sering menghadapi klien seperti ini yang berujung dengan penyiksaan walau pada akhinya mendapat duit kompesasi, namun para gadis tentu tidak menyukai hal seperti ini…
..
“Apakah teman saya akan ama? Tanya salah satu gadis penghibur itu yang di sapa Lala.
.
.
Tenang tuan kami tidak pernah memukul wanita, uncap Ray menenangkan keadaan.
.
.
.
Rangki menyeret gadis itu dan melemparnya kekasur, tenaganya begitu besar Nania terlempar seperti pesawat kertas, mendarat di kasur. “au… keluar suaranya sedikit menahan sakit bagian tubuh belakangnya karena tersentak dan kaget membuat kejut tulang belakang nya.
.
.
Lalu Rangki kembali menendang pintu kamar dengan kuat “ trum.. suara pintu terdengar tertutup kuat..
.
.
Dan suara ini tentu mengagetkan kembali Ray dan tamunya. “ apakah dia akan baik-baik saja? Tanya Arya yang merasa ini bukan sikap biasanya Rangki.
.
.
Kita tunggu saja, jika terdengar suara tiriak dari gadis itu kita samperin, sekarang kita kontrol dari sini saja dulu,, ucap Ray berusaha menenangkan semuanya.
.
.
Dia cukup tau kegilaan Rangki hanya saat ingin menyelesaikan hasratnya, tidak akan menyakiti wanita dengan kasar, walau sedikit mendapat gigitan darinya tentu nanti akan diberi kompensasi yang berlebih.
.
.
Rangki berjalan perlahan-lahan, mendekati gadis itu, lalu mendaratkan lutunya di kasur.
.
.
Gadis itu menunggu Rangki dengan posisi menggoda, dia sudah ahli jadi sudah cukup tau apa yang akan dilakukanya, walah sempat sakit namun gadis ini bersikap profesional.
.
.
Rangki merangka mendekati gadis itu, Walau sebenarnya dirinya tidak berhasrat, yang terbayang di pikiranya penuh dengan Permata Nata. Namun memaksa diri untuk mengalihkan dengan terus mencoba mendekati gadis ini.
.
.
Terus mendekati gadis itu mencoba menciumnya, mencoba meraba gadis itu, terus meraba gadis itu sampai gadis itu mendesah,,, namun yang dirasa Rangki hampa, dia tidak bernafsu, apa yang dilakukanya tidak membuat junior nya bekerja sama denganya.
.
.
.
Hingga pada akhinya Rangki bosan dengan dirinya dan permainanya, walau gadis itu mengodanya b******u dengan nya tidak membuatnya bisa menuntaskan hasratnya. Seketika dia bangki dan mengunakan kembali bajunya yang sempat dilepasnya, dan melangkah keluar.
.
.
Gadis yang ditinggalnya merasa lega tidak sedikitpun merasa kehilangan walau hasratnya sempat naik namun penuh dengan ketakutan sehingga ditinggal kan Rangki tentu adalah hal yang sangat disyukurinya.
.
.
.
Rangki membuka dompetnya, mengambil setengah isi dompetnya lalu melempar asal ke wajah gadis itu,”itu tipsnya, lainya diselesaikan Ray, ucap Rangki , lalu berbalik meninggalkan gadis itu dan dibukanya pintu itu dengan kasar… “drumm, suara pintu dibanting kembali saat pintu itu ditutup.
.
.
Perbuatannya benar-benar kasar, namun wanita itu tidak menangis , dia sudah terbiasa dengan perbuatan para lelaki hidung belang, sehingga mentalnya sudah lebih kuat.
.
.
.
Ray dan Arya mereka ikut kaget dan kembali saling menatap, keduanya sempat melirik jam hanya 10 menit Rangki sudah keluar, tentu ini tidak seperti dia.
.
.
Rangki melewati mereka lalu berucap “ aku pulang. Tanpa penjelasan diraihnya jaket dan kunci mobil dan segera meninggalkan Apartemennya.