Bagian 28 . Pagi Tawa Nata

1608 Kata
. . . Hari demi hari telah berganti, sudah 2 bulan sudah terlewati, Pemata Nata masih berada di rumah dr Trio, tidak ada kendala yang dirasakanya, berdasarkan kesepakatan mereka 2 bulan lalu adalah Nata tinggal dirumah ini bukan hanya ditampung tapi diberi pekerjaan, dirinya meminta untuk mengelola dapur rumah dr Trio. Saat dirinya ditawarkan tinggal, Nata tidak mau menjadi beban orang lain atau mengambil manfaat dari orang lain, dia sudah sangat tau tidak mungkin baginya untuk melanjutkan kuliahnya, sehingga dia berpikir untuk bekerja lalu melihat kondisi rumah tanpa asisten rumah tangga yang ada hanya security maka dia memininta dijadikan ART, selain bisa tinggal, dia mendapatkan gaji bulanan, dan dia juga berkewajiban mengurus rumah, sehingga hubungan mereka tuan dan ART tidak lebih. Kesepakatan itu segera di iyakan oleh dr Trio. . . Dua bulan ini tidak ada kendala yang bearti untuk Nata, semua pekerjaan rumah tangga dilakukan dengan sempurna, mulai dari bangun pagi lebih awal menyiapkan sarapan, lalu makan bersama dengan dr.Trio, walau mereka status art dan majikan dr Trio memintanya untuk makan bersama dengan alasan makan sendiri tidak lah nikmat, itu tidak membuat Nata keberatan toh hanya makan, dr Trio adalah lelaki yang sangat sopan sejauh 2 bulan dikenal Nata, dia tidak pernah menyentuh nya, hanya berbicara hal penting saja. Nata juga mempersiapkan bekal untuk dr Trio bawa rumah sakit, ini juga merupakan hal yang sangat disukai Trio. Setelah dr Trio ke rumah sakit, Nata membereskan rumah selayaknya art menyapu, ngepel seluruh rumah besar itu dikerjakan sendiri, dirinya sangat bersemangat, karena tidak ada lain atau pun lelaki yang masuk kerumah ini selain dr Trio. Security juga tidak pernah dilihat masuk kerumah, hanya berjaga-jaga didepan saja. . . Selain itu Nata juga mempersiapkan makan malam dan makan malam wajib makan bersama menurut dr trio, Trio selalu berusaha pulang lebih awal agar Nata tidak menunggu lama dirinya, jika dirinya mendapatkan pasien dadakan dia akan segera menghubungi Nata untuk tidak menunggunya. Jika dilihat mereka sangat harmonis lebih seperti pasangan suami istri bahagia ketika makan bersama tidak terlihat seperti art dan majikan. Disini Nata juga mendapatkan ruang pribadi, kamar yang nyaman dan tidak pernah dimasukin dr Tro, lelaki itu bener-benar sopan sehingga membuat Nata sangat bahagia. Kebebasannya ini sangat dinikmatinya. . . Saat dirumah Nata tidak perlu memakai Niqab, dia hanya memakai gamis baju yang di bawanya, sedikit banyaknya Nata sudah bercerita tentang kisah hidupnya yang dilewati kepada dr Trio, setiap mereka makan dr. Trio banyak mencuri kesempatan untuk bertanya tentang hidup Nata. . . Majikannya itu selain baik juga menjadi tempat baginya untuk bercerita, sekarang ini dia tidak punya siapa-siapa yang bisa dihubungi, merindukan orang tua tentu namun dirinya belum bisa menghubungi mereka, mengingat terakhir kali ketika dia meminta dr Trio mengantarnya kerumah orang tua yang di lihat banyak pengawal disana, Nata cukup tau kalau itu pengawalan dari Tuan Rangki si lelaki gila. . . Dirinya pun tidak berniat mencari tau kabar Rangki tidak juga penasaran hidupnya sekarang cukup berkualitas walau harus bersembunyi, dan masih ada orang baik memperkejakanya dangan gaji yang layak, dan duit yang sempat diterima Nata juga tidak perlu di habiskan. Walau dirinya tidak berniat tau tentang Rangki sesekali dia dapat melihat mobil Rangki dari kamar lantai dua milik Trio karena rumah mereka saling berhadapan, ketika dia membersikan kamar itu di pagi hari, dia masih bisa melihat Rangki keluar rumah, masih sempat mengintip dari celah jendela. Tidak ada banyak perubahan dari Rangki, hanya terlihat lebih kurus dan seperti nya bulu halus di bagian wajahnya tidak terurus dengan bener, lalu dibiarkan tumbuh, sesekali masih dengan arogannya marah kepada beberap pengawas yang melapor, ntah laporan apa namun sesekali Nata sempat melihat Rangki menendang beberapa anak buah nya. “Sungguh pria kejam. . . Pagi ini Nata seperti biasa setelah memasak menata makanan di meja makan, lalu juga mempersiapkan bekal untuk dr Trio, dirinya sudah rapi menunggu dr Trio dimeja makan, tidak lama kemudian yang ditunggu untuk makan turun, mendengar langkah kaki bergerak mendekatinya, Nata menoleh lalu, bangun seperti biasa mempersilahkan majikanya duduk, “Silahkan Mas, hari ini aku masak sop ayam kesukaan kamu” Nata mulai tau kesukaan dt Trio. “ ia terima kasih kamu mulai hapal menu kesukaan ku ya, ucap Trio lalu tersenyum sambil mengelus kepala Nata yang tidak menggunaka Niqab, Niqab bagi Nata hanya untuk bersembunyi dari dunia luar tidak sepenuhnya menutup aurat dengan niat yang benar. Tindakan drTrio cukup membuatnya terkejut, lalu tersipu malu, cambil memindahkan tangan dr Trio, “jangan begini mas, ucap Nata ingin menghindar, dirinya sebisa mungkin menjaga jarak dari dr Trio dia tidak ingin dirinya terlibat dengan lelaki lain. “ehm trio berdehem, lalu tersenyum sambil berucap “ kamu ngemesin Nata ucapnya jujur. . . Keduanya kembali makan tanpa bersuara lagi, sesekali Trio mencuri pandang, hidupnya selama dua bulan ini sangat baik ada yang mengurusinya, dia menyukai Nata sedari awal samapai saat ini dan juga dia sangat pintar masak ini menambah nilai plus untuk niat nya menjadikan Nata istrinya. Tidak masalah bagi dr Trio Nata sudah pernah menikah, punya buku nikah atau tidak asal dia bisa sah menikah dengan Nata secara Agama. Karena setaunya Nata hanya mendaftarkan nikahnya saja yang dilakukan oleh mau lelaki didepan rumahnya. Dr Trio selama dua bulan ini cukup mencari tau siap tetangga nya, ternyata seseorang yang sangat terpengaruh di kota ini sehingga dia tidak bisa gegabah dalam mengambil keputusan. Niatnya menikah Nata secara diam-diam jika Nata ingin pindah maka akan membawanya keluar negri dan mereka bisa hidup bebas disana, selain itu tidak ada yang bisa dilakukan dr Trio, karena kuasanya tidak lah sekuat tetangga nya itu. Namun itu hanya niatnya dia belum berani menyampaikan pada Nata, selama dua bulan ini dirinya hanya mengamati dan membiarka Nata nyaman dengan dirinya, sesekali mengajaknya keluar, walau Nata memakai niqab menutup seluruh tubunya, cukup membuat dr Trio bahagia, Nata juga menurutnya sangat spesial karena hanya dia yang bisa melihat wajah Nata. Semakin hari dirinya semakin menambahkan rasa suka dan cintanya pada Nata. “dimakan sarapanya Mas, suara itu mengagetkan dr Trio dari lamunan panjangnya. “akunya jangan diliatin terus nanti aku malu, Ucap Nata benar-benar tersipu malu. . . “lalu pandangan dr Trio fokus kewajahnya, glagatnya gagap karena tertangkap basah sedang melamun. “Ma Mas hanya melihat wajah mu beberapa hari ini tampak pucat, apa kah kamu sakit ? .” ia aku sedikit pusing beberapa minggu ini, kadang pagi jugak merasa mual, aku juga mudah lelah sekarang ini terkadang setelah membereskan rumah aku tidur seharian, maaf ya beberapa bagian rumah ini kadang tidak terawat sempurna, keluh Nata pelan yang merasa dirinya memang sedang tidak sehat. . . Dam,, bagai di sambar petir, dr Trio yang mendengarkan itu cukup terkejut, dirinya yang spesialis kandungan sangat tau ciri-ciri keluhan wanita Hamil, tapi sangat sulit baginya untuk bertanya pada Nata, dirinya sudah siap dengan Nata namun dengan Nata Hamil??, apakah akan siap, memang belum dipastikan namun dengan ciri-ciri sudah mengarah kesana, dia masih dengan pikiranya. . . “yang sakit aku kenapa Mas yang melamun terus sih, ucap Nata yang tidak menyadari isi kepala dr Trio. Suaranya kembali mengagetkan Trio. Mereka memang sedari awal berbicara santai tanpa perbedaan status, itu juga aturan dari dr Trio, dia tidak mau Nata menjadi jauh dan berjarak hanya karena mereka bebeda status, ART dan majikan. . . ‘kalau kamu sakit jangan kerjakan pekerjaan rumah, ucap Trio membuka suaranya ketika dikagetkan dari lamunannya sambil tersenyum, “kamu boleh ajukan cuti ucapnya lagi sambil tersenyum, tetap boleh tinggal disini dengan status cuti “ cuapnya lagi lengkap. Tentu itu dilakukan dia tidak ingin Nata lepas dari pendanganya. “ah tidak separah itu, aku masih bisa membereskan semuanya, hanya aku sedikit melambat tidak seperti biasa” jelas Nata. “ya sudah kalau begitu jangan terlalu dipaksakan, lagian rumah ini tidak masalah tidak disapu setiap hari, kamu saya izinkan banyak istirahat”. Trio tidak ingin wanita yang dipujanya menderita. Jadi sedikit memberi leluasa sesukanya saja, lagian dia yang mau Nata tinggal, dia bisa mencari pengurus rumah tangga lain namu Nata memaksa sehingga pengurus rumah tangga biasa di berhentikan sementara begitu Nata masuk bekerja 2 bulan lalu. “atau begini, aku memanggil kembali bibi yang membersihkan rumah ini, sehingga kamu tidak sendiri disini dan kamu cukup bekerja memasak untuk ku, yang lainya bia bibi Minah yang kerjakan”. “tapi nanti kamu jadi mengeluarkan dobel pengeluaran ucap Nata. “uang tidak masalah untuk ku, yang penting kamu sehat dulu. Lalu keduanya terdiam, lama Nata memikirkan apa sebaiknya dia keluar saja dari sini jika sudah tidak becus kerja karena menjadi bebeban orang lain itu tidak baik. . . . “kamu tidak perlu berpikir macam-macam ucap dr Trio, Trio membaca gelagat Nata, merasa ketauan Nata hanya tersenyum. “tenang saja aku potong 30 persen gaji mu ucap dr Trio seraya perhitungan, padahal dia hanya tidak ingin Nata mundur dari pekerjaan nya lalu meningalkan rumah ini. . . “aku sudah nyaman dengan masakan mu jadi jangan berpikir untuk berhenti dari sini, tegasnya lagi. “aku bahkan bisa mengajimu 2 kali lipat karena aku suka masakan mu sesuai seleraku dan itu membuat tubuh ku sehat karena makan makanan sesuai selera dan bergizi, jadi cukup sesuai dengan bayaran yang aku berikan. Nata tersenyum tersipu malu karena masakanya dipuji,”aku mahasiswa tata boga jadi wajar bisa masak enak ucap Nata, Kamu sebenarnya mendapatkan ART yang luarbiasa sekelas koky bintang lima ucap Nata percaya diri. Lalu mereka berdua tertawa terbahak-bahak. “iya potong saja gaji ku 30 persen karena aku tidak bisa bekerja sesuai kesepakatan awal kita” ucap Nata di sela-sela tawa mereka. Lalu mereka kembali tertawa, suasana pagi yang bahagia , suasana pagi ini yang selalu di inginkan dr Trio. Tawa mereka seakan-akan melupakan kenyataan jika Nata sedang menunjukan gejala hamil.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN