Kicauan burung membangunkan Nata sayup-sayup kicaun burung terdengar merdu, saling bersahutan, mendayu-dayu. Nata membuka mata mulai menggeliat dan mengamati disekitar, berantakan, pakaian nya yang semalam betebaran dimana-mana.
Masih dengan kondisi memengan selimut, matanya mencari-cari sosok pria yang mengaulinya semalam, tidak ditemukan.
Mulai tutun dari ranjang ingin kekamar mandi, merasa badanya begitu lengket dan sangat menjijikan.
Ritual mandi dilakukan beberapa kali walaupun sudah tidak sefrustasi pertama kali, namun Nata masih tidak bisa menerima kondisinya saat ini. lagi-lagi luka hatinya menyiksa nya. Membenci Rangki tentu saja sangat membencinya. Usai mandi Nata membalut tubuhnya dengan handuk.
Dalam waktu bersamaan dia membuka pintu kamar mandi hendak keluar, Rangki juga membuka pintu kamar dan masuk kedalam.
Saat didalam yang terlihat pertama kali adalah Nata dengan tubuh menawan tebalut handuk, buah dadanya yang sekal terjerat dibalik handuknya, pahanya kelihatan setengah, lalu rambutnya yang basah, tulang selangkang nya terlihat jelas, kulit mulus putih bersih, membuat hasrat Rangki seketika mengila.
Tidak ada kata terkejut untuk Nata, wajahnya masih murung.
“hei, cepat pakai pakain mu” jangan mengoda ku .
Rangki masuk sambil menenteng bungkusan makanan yang memang dibelinya selagi jalan-jalan pagi tadi. Perasaan senang nya menyebar sehingga membuatnya bersemangat dan bangun di pagi hari.
“ aku bawa beberapa sarapan, karena belum tau seleramu maka aku membeli beberapa menu yang berbeda, Rangki mengatakan itu sambil berjalan dan ingin menata makanan dimeja makan .
Nata diam tidak ingin membantah, lalu diam-diam mengambil ransel nya dan membawa kekamar mandi, semua bajunya masih dalam ranselnya. Lalu tidak lama kemudian dia keluar, mengunakan rok selutut dangan baju kemeja berlengan pendek berwarna hitam, sekilas sangat biasa namun saat keluar yang dilihat Rangki begitu bercahaya, cantik luar biasa.
Kondisi yang sebenarnya Nata sangat berantakan, tidak berniat menghias diri maupun menyisir rambut, Cuma sekedar berpakaian yang tersisa bersih di dalam ranselnya.
“Kamu cantik sekali sayang” ucap Rangki sambil mengedipkan matanya. Perasaan nya untuk Nata makin tumbu tanpa disadarinya.
Sini, dekat sini ucapnya sambil mepuk-nepuk kursi disebelahnya.
Nata berjalan tanpa ragu mendekati Rangki, dan duduk dikursi yang ada.
Saat ini tidak ada waktu untuk berdebat, dia merasa sangat lapar.
Lalu nata mengambil salah satu menu secara acak dan memakanya tanpa menawari Rangki.
“Kamu tidak bisa basa basi ya? , setidaknya tawari aku makan juga” ucap Rangki menegaskan ke ingingan nya.
“kamu bisa makan jika ingin, aku tidak ingin melakukan hal yang sia-sia” ucap Nata.
Masih tidak melihat Rangki, makan dengan lahap.
“jangan berharap banyak dari ku, aku bukan gadis penurut yang mudah kamu tata”, lebih baik pilih gadis lain yang penuh basa-basi, lanjut ucap Nata tanpa nada jeda.
“aku maunya kamu, gimana dong? Ucap Rangki asal.
Selama ini dia memang gonta ganti wanita, namun tidak seterterik ini berasama wanita lain.
Kali ini yang dirasa berbeda, ingin terus bersamanya, hingga membuatnya membawa ke rumahnya, tidak berniat membiarkan Nata kelu
ar seorang diri. Dia sangat tau kemarin ketika mencoba mengikuti Nata dari belakang, beberapa Pria sempat mengodanya bahakan ada yang ingin meminta nomor HP nya.
Tentu hal ini tidak bisa di biarka, perasaan memiliki membuatnya tidak bisa melepaskan Nata.
“aku tidak mau, ucap Nata di sela-sela makanya”.
Nata tipe gadis yang selalu jujur dengan perasaanya. Dia dengan bebas meng ekspresikan dirinya, walau dalam keadaan tertekan tetap memikirkan cara untuk bisa lepas dari Pria ini.
“sunggu aku tidak menyukaimu”, aku bisa mebayar segala hutang yang kamu buat untuk ku, aku bisa jadi budakmu tapi aku mohon jangan jadikan aku pemuas nafsumu ucap Nata secara terbuka.
“aku tidak peduli ucap Rangki dengan ekspresi susah ditebak namun senyum bak iblis terlihat di wajahnya.
“aku akan selalu punya cara untuk mewujudkan keinginan ku” Misal mendekati Orang terkasih mu, bisik Rangki .
“itu sudah kau lakukan”, aku tidak peduli, aku sudah tidak punya hubungan dengan mereka.
“mereka menjual aku jadi jangan pikir mereka akan berharga untuk ku” ucap Nata keras kepala.
Nata sengaja membuat kalimat kejam itu, karena dia tidak ingin orang tuanya mengalami hal sial seperti adiknya. Baginya memutuskan hubungan keluarga membuat Rangki kehilangan ancaman nya.
“sudah lanjut makan, setiap kalimat yang keluar dari mulutmu adalah pertengkaran.
“jadi gadis patuh maka kamu akan bahagia” lanjut Rangki.
Rangki sangat tau gadis-gadis diluarsana sangat menginginkanya, selain jutawan, tampan dan juga bisa memuasakan hubungan biologis para wanita.
Yang Rangki tidak tau adalah tidak semua gadis sama salah satunya Nata yang sangat tidak mengingikanya, bahkan setiap saat mengutuknya.
“Setelah makan aku mau keluar dari rumah ini” aku tidak akan berterima kasih padamu karena telah mengijinkan nginap disini. Tentu kamu tau aku mengutukmu disetiap perbuatan mu Tuan Rangki .
Rangki dengan cepat mengakhiri makan nya, meninggalkan Nata tanpa berucap sepatah katapun. Lalu terdengar suara saat pintu tertutup lengkap dengan putaran kunci dari luar.
Begitu Nata sadar dikunci dari luar lalu bergegas mengejarnya dan mengedor pintu, sambil memutar kenop pintu yang tidak berefek.
“heiiii,,,, b******n buka Pintu,,, tidak ada gunanya kamu mengunciku disini, aku tetap tidak akan Patuh dengan mu. “sudah ku bilang tidak adahal yang bisa mengancamku sekarang, aku tidak peduli dengan siapapun, yang aku mau hanya lepas darimu” terik Nata yang tidak berefek.
Rangki lama berdiri didepan pintu mendengarkan ucapan Nata. Semua ucapan yang keluar menyakiti hatinya, tidak ada yang berani menolaknya, menolak pesonanya, menolak hartanya, namun kali ini Nata seperti gadis yang tidak bisa digapanya.
“Permata Nata apa yang harus kulakukan agar kau mau berada disisiku” ucap Rangki perlahan sabil menyentuh pintu dan kepalanya sedikit menunduk membenturkan kepintu. Detik berikutnya dia melangkah dengan cepat turun kelantai satu.
Rangki tidak ingin berdebat, memilih meninggalkan Nata. Menunggu nya tenang.
Sambil memainkan ponselnya Rangki berbaring dengan nyaman di sofa ruang tv nya.
Ray masuk datang melapor, beberapahal terkait dokumen kantor dan laporan restoranya lengkap dengan laporan keuangan yang dikeluarkan untuk keluarga Nata dan dokumen surat menyurat terkait dokumen pernikahan nya dengan Nata. Sebelumnya rangki dengan cepat sudah meminta mengurusnya sehingga dalam satu hari semua hal selesai.
Rangki bangikit duduk saat melihat Ray membawa beberapa dokumen.
Rangki tersenyum puas saat menertima dokumen terakhir.
Ray yang penasaran bertanya, Tuan apa anda sudah mendapatkan persetujuan dari tuan besar?
“itu tidak perlu, Aku bisa mengatasi semuanya ucap Rangki sombong sambil tersenyum puas.
Lalu Ray yang memang teman nya merasa ikut senang, dan bertanya kembali kamu yakin dengan gadis ini?
“aku tau, aku yang merasakanya, kamu tenang saja kawan, ucap Rangki yang memang tau Ray mengkhawatirkanya salah memilih gadis.
Lalu Rangki meminta Ray menunduk sedikit dan berbisik “yang aku kawatirkan dia tidak menerima ku”.
Seketika Ray terkejut, perasaan tidak mungkin karena dia juga tau tidak akan ada gadis yang dapat menolak pesona tuanya itu.
“kamu sudah membawanya kesini? Tanya Ray menyidik, yang memang dia sangat penasaran dengan hubungan tuanya ini. mengingat biasanya dia yang akan mengatur kencan tuanya dengan gadis manapu. Hanya satu-satunya gadis yang tidak dikenalnya hanyalah ini dan dijadikan istri tuanya.
“tentu aku membawa segera kesini, mana bisa Permata aku tingalkan diluar sana ucap Rangki sambil terkekeh.
“ijinkan aku menemui kakak ipar, ucap Ray.
“hey kamu gila ya” jangan sembarangan lihat punya ku . ucap Rangki posesif.
Ucapan ini sungguh disalah artikan sama Rey “Aku masih selera wanita tidak tertarik pada tuan, seperkasa apapun itu” ucap Ray tegas.
Lalu Rangki yang geram mengusirnya. Keluar sana…
Kerja…
Kerja..
Kalau tidak gaji mu bulan ini aku potong setengah ucap Rangki serius dengan nada mengintiminidasi.
Baik lah tuan aku kembali kekantor…
Lain kali cukum email aku berkasnya tidak perlu bawa file ucap Rangki geram.
Kalau tidak mau sini ucap Ray, seraya ingin merebut semua dokumen itu, namun segera dicegah Rangki.
Jika mereka sedang berdua sifat keduanya tidak terlihat bos dan atasan, mereka terlihat seperti remaja yang sedang bertengkar.
Rangki melihat punggung Ray mulai menghilang, menjauh dari ruangan nya. Lalu mengambil dokumen itu dan membolak baliknya, tersenyum lebar. Hatinya seperti dipenuhi kupu-kupu yang sedang berterbangan, dirinya sangat bahagia.
Hari ini berlalu dengan cepat, Rangki memilih bekerja dari rumah.
Dirumah nya ini tidak banyak ART hanya ada satu yang datang satu hari sekali untuk membersihkan rumah ini, Rangki memperkerjakan satu tukang kebun dan 3 sekuriti. Tidak ada yang masak dirumah ini, rangki memilih memasak sendiri karena dia sangat menyukai memasak, dirinya berhasil menciptakan menu-menu andalan untuk restoranya.
Melihat jam didinding yang tergantung menunjukan pukul 12 siang. Dirinya mengingat Nata yang dikunci lalu memilih memasak menyiapkan makan siang untuk gadisnya.
Dikamar Nata tidak berteriak lagi setelah dilakukan satujam, disadarinya itu sia-sia.
Setengah hari ini memperhatikan celah rumah ini, namun tidak ada celah, jendela menuju balkon terkunci, sehingga aksesnya hanya berputar-putar didalam kamar ini.
Sekarang Nata sangat tau bahwa tidak ada hala yang bisa mengancamnya, dirinya sudah menegasakan tidak ada siapapun yang bisa membuatnya menurut.
Didapur,, Rangki sibuk memasak, menyelesaikan beberapa menu sederhana namun tersusun dengan ekstetis.
Setelah menata beberapa hidangan dimeja, lalu Rangki bergegas menuju ke lantai dua.