Zea telah mengambil jalan yang agak ekstrem dengan tujuan dirinya dan Rubi tak perlu canggung lagi. Ya, Zea pikir … sekalian saja ciuman lagi, makanya ia tidak menolak saat Rubi menciumnya dengan dalih menuntut memberikan kehangatan. Sebenarnya keputusan Zea ini sebagian karena terpengaruh apa yang dilihatnya tadi. Zea sungguh tergoda pada Rubi yang seksi. Jadi, akal sehatnya kalah oleh nafsu. Zea berharap upaya memusnahkan kecanggungan di antara mereka akan berhasil. Debaran hebat yang selalu Zea rasakan … semoga perlahan menghilang. Debaran hebat yang Zea yakini bukanlah cinta atau ketertarikan lebih, melainkan nafsu. Ya, nafsu untuk berbuat khilaf yang lebih jauh. Itu sebabnya tadi ia membiarkan Rubi menciumnya. Namun, barusan Rubi bilang merasakan debaran hebat seperti yang Zea ras