Memasuki gerbang kosan lalu menutupnya dari dalam, Zea melihat keberadaan motor Jati yang menandakan atasannya itu masih berada di tempat Rubi. Zea kemudian berjalan menuju pintu nomor dua. Zea masuk dan menutup pintunya dari dalam. Entah urusan apa yang sedang mereka bicarakan, Zea tidak punya alasan untuk ingin tahu. Selagi tidak mengganggunya, itu sah-sah saja. Keesokan harinya, Zea sebisa mungkin jangan sampai berpapasan dengan Rubi. Semenjak kejadian malam tak terduga itu, Zea masih sangat malu sekalipun saat itu dirinya dalam keadaan mabuk sehingga tidak bisa mengendalikan diri. Zea sungguh tidak ingin berinteraksi dengan Rubi dulu apa pun alasannya. Zea tidak mau terlihat canggung lalu pikirannya kembali memikirkan yang tidak-tidak. Terutama debaran hebat yang hampir selalu diras