Hari pertama sekolah adalah hal yang menakutkan untuk beberapa siswa, termasuk Vina. Berada dalam lingkungan baru, apalagi memiliki pengalaman yang buruk di lingkungan sekolah membuat Vina tidak percaya diri.
Gerbang sekolah telah ditutup pukul 07.15. Suara keriuhan mulai terdengar di beberapa sudut lapangan. Ada yang sekedar berbincang, bercanda, atau bertanya sesuatu kepada panitia. Beberapa dari mereka banyak yang sudah saling mengenal karena berasal dari SMP yang sama atau teman sepermainan, tapi tidak dengan Vina. Teman-teman SMP Vina yang semuanya berasal dari kalangan kelas atas sudah pasti memilih sekolah yang bergengsi. Itulah alasan Vina memilih sekolahnya saat ini, agar Ia tidak bertemu lagi dengan seorang pun dari mereka.
Vina hanya terdiam di pinggir lapangan sambil mengamati teman-temannya. Matanya tertuju pada sekelompok anak perempuan di tengah lapangan, mereka terlihat sangat akrab dan saling bersenda gurau. Vina berharap semoga nanti Ia pun mendapatkan teman-teman yang baik dan mau menerimanya.
“Selamat pagi semuanya… Mohon perhatiannya!!” Terdengar suara dari sudut lapangan. Seorang siswa laki-laki berseragam putih abu-abu yang sepertinya adalah panitia MOS memberikan pengumuman. Para siswa baru melihat ke sumber suara dan mulai memperhatikan, seketika suasana menjadi hening.
“Untuk Adik-adik siswa baru dimohon semuanya berkumpul di lapangan sesuai dengan kelasnya masing-masing. Dimulai dari ujung sebelah kiri Kelas X1 kemudian Kelas X2 dan seterusnya hingga X7. Masing-masing kelas membentuk barisan, tiga baris kebelakang... Silahkan.” Panitia melanjutkan instruksinya. Beberapa panitia lain terlihat ikut terjun mengatur barisan. Pada saat daftar ulang sudah diumumkan pembagian kelas sehingga siswa baru sudah mengetahui kelasnya masing-masing.
Semua siswa bergegas mencari teman kelasnya dan segera membentuk barisan, termasuk Vina yang mendapat kelas X1. Sepuluh menit kemudian, semua sudah berbaris rapi dengan kelasnya masing-masing dan bersiap untuk mengikuti upacara pembukaan. Masing-masing siswa memang sudah diberikan jadwal kegiatan apa saja yang dilakukan selama MOS tiga hari ini. Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua siswa baru tanpa terkecuali. Hal ini dimaksudkan agar siswa benar-benar mengenal lingkungan sekolahnya dan mengetahui seberapa besar apresiasinya terhadap sekolah.
Upacara pembukaan tengah berlangsung, semua siswa baru mengikuti dengan tertib. Semua guru dan staff berjejer di seberang menghadap barisan siswa. Seorang guru pembina bernama Anton Pradana selaku Kepala Sekolah SMA Pelita Nusantara memberikan sambutannya dan diakhiri dengan pelepasan balon gas sebagai tanda dibukanya Masa Orientasi Siswa Baru.
Pak anton menuruni mimbar dan berjalan menuju tempat peresmian, terlihat susunan balon warna warni yang diatur secara berkelompok dengan bagian bawahnya disertakan Banner bertuliskan “Masa Orientasi Siswa SMA Pelita Nusantara Jakarta”. Dengan mengucap Basmallah, Pak Anton mulai memotong pita pengaitnya dan seketika balon melesat ke udara diikuti suara keriuhan dan tepuk tangan peserta upacara. Reflek semua memandang ke atas mengikuti arah terbangnya balon hingga tak terlihat.
***
Semua siswa sudah berkumpul di Aula sekolah untuk melanjutkan kegiatan berikutnya. Di sebuah ruangan yang cukup besar dan sederhana, semua duduk di lantai menghadap ke panggung. Semua panitia MOS juga sudah berkumpul disana untuk memulai kegiatan.
“Selamat Pagi temen-temen semua...” Salah seorang panitia membuka kegiatan.
“Pagi kak…” Jawab siswa baru kompak.
“Oke temen-temen, setelah tadi kita mengikuti upacara pembukaan, sekarang kegiatan selanjutnya adalah perkenalan yaa… kata orang sih kalo tak kenal maka tak sayang... bener ngga..??” Tanyanya sambil menyodorkan microphone yang dipegangnya ke arah siswa baru.
“Ya kaaakk…” Jawab sebagian dari mereka.
“Kok pada lemes gini sih?” Tanyanya sekali lagi ketika mendapat respon yang kurang semangat.
“Oke deh, kita tes dulu ya.... nanti kalo saya tanya mana semangatnya?? Kalian cukup jawab ‘Ini semangatku!’ dengan suara yang lantang. Paham ya?” Imbuhnya memberikan instruksi.
“Oke…, Mana semangatnyaaaaa...??!!” Tanya sang panitia dengan begitu bersemangat.
“Ini semangatkuuuuu…!!” Jawab murid baru kompak dengan suara lantang.
“Nah, gitu dooongg... oke teman-temen, sebelumnya saya akan memperkenalkan diri saya dulu, nama saya Dony Arya Subrata, saya kelas sebelas. Di pengurus Osis saya menjabat sebagai Humas atau Hubungan Masyarakat. Nanti di kegiatan ekstrakurikuler pramuka kalian juga akan ketemu dengan saya, jadi jangan bosan yaa...” Kata Dony sambil tertawa.
“Apalagi yaaa… Mmm… mungkin ada yang temen-temen mau tanyakan?” Tanya Dony.
“Udah punya pacar belum kaaakkk..??” Teriak salah satu anak perempuan yang terlihat paling centil di barisan depan, diikuti suara riuh teman-teman yang lain.
“Hahahaha... pacar kebetulan belum ada. Kalo ada yang tertarik mungkin bisa langsung hubungi saya...” Jawabnya dengan nada bercanda. Dony memang paling keren diantara yang lain, berpostur tinggi, berkulit putih, walaupun agak ceking, sekilas wajahnya mirip seperti Aktor Nicholas Saputra.
“Oke ya… kita lanjut lagi… Kita semua panitia MOS disini adalah dari pengurus Osis. Mungkin temen-temen disini ada yang berminat menjadi Pengurus Osis nanti sekitar dua bulan lagi akan ada pergantian pengurus osis yang lama, kalian bisa mendaftarkan diri. Langsung aja ya kita kenalan satu persatu dari sisi paling kanan dulu…” Kata Dony sambil memberikan microphone kepada temannya yang berdiri di ujung paling kanan.
Acara perkenalan pun berlangsung dengan meriah. Satu per satu mulai memperkenalkan diri. Sesekali terdengar suara tawa riuh memenuhi aula ketika ada yang melontarkan jokesnya. Vina memperhatikan sambil sesekali memutar pandangannya mengelilingi seisi ruangan seperti mencari sesuatu. Beberapa teman lainnya pun ada yang asik mengobrol tanpa memperdulikan apa yang terjadi di atas panggung. Hingga semua panitia selesai memperkenalkan diri, lalu Dony mulai melanjutkan acara.
“Oke temen-temen... udah kenal semua kan panitia disini… jadi jangan sungkan kalo nanti temen-temen butuh bantuan atau sekedar mau ngobrol-ngobrol juga boleh. Kita disini bukan seperti kegiatan MOS yang mungkin temen-temen semua bayangkan, atau temen-temen dengar selama ini ya... yang terkesan seram, menakut-nakuti, dikerjain, dibentak-bentak,… Engga! Kita disini tujuannya untuk mengenalkan lingkungan sekolah, kita fun bareng… okee…?” Kata Dony dengan semangat.
“Nah, panitia kan sudah memperkenalkan diri, sekarang kita juga mau kenal kalian dong…. Mmm... 5 orang aja deh buat perwakilan… bersedia yaaaa…??” tanya dony dengan pandangannya mengarah kesemua siswa baru.
“Bersedia kaaakkk…” Jawab siswa baru serentak.
“Baik, yang pertama kita panggil… Florensia Anatari Gunawan...” Panggil Dony setelah melihat daftar hadir semua siswa.
Terlihat seseorang yang duduk di barisan belakang mulai berdiri dan berjalan menuju panggung sambil tersenyum. Terlihat anggun dengan rambut lurus tergerai sebahu dan lesung pipit yang menambah manis wajah mulusnya. Dia begitu percaya diri. Sesekali terdengar suara siulan bersahutan. Di atas panggung Ia mulai memperkenalkan diri, semua yang di dalam aula mendengarkan dengan serius.
Tibalah giliran Dony memanggil perwakilan kedua untuk memperkenalkan diri di atas panggung
“Davina Mauren.” Panggil Dony dengan suara lantang.
Seketika jantung Vina berdetak lebih cepat, keringat dingin mulai membasahi kedua telapak tangannya. Ia ragu untuk berdiri hingga panitia memanggil namanya untuk kedua kali. Dari sekian banyak siswa di sini kenapa harus gue?, pikir Vina. Berhadapan dengan teman sekolah menjadi hal yang menakutkan baginya, apalagi berbicara di depan kurang lebih sekitar empat ratus siswa. Tapi sepertinya Ia tak bisa menghindar, Ia harus tetap maju ke depan untuk memperkenalkan diri.
Dengan ragu Vina berdiri dan berjalan perlahan menuju panggung, Vina terlihat sangat gugup. Ia berharap semoga hari ini cepat berlalu. Sepertinya di dalam kamar adalah tempat yang paling nyaman untuknya saat ini, dengan kesepian yang sudah biasa menemani hari-harinya. Suara riuh teman-temannya membuat Vina semakin gugup. Perjalanan menuju panggung terasa begitu cepat, tiba-tiba saja Vina sudah berada di atas panggung. Vina berusaha mengumpulkan keberaniannya.
“Mmm... Pagi temen-temen... Perkenalkan nama saya Davina Mauren. Teman-teman bisa panggil saya Vina.” Vina mulai memperkenalkan diri dengan suara yang sedikit bergetar. “Saya berasal dari SMPN 49 Jakarta. Terima kasih.” Ucap Vina mengakhiri perkenalannya. Ia terpaksa berbohong. Tidak mungkin Ia mengatakan bahwa Ia berasal dari salah satu SMP internasional di Jakarta. Pasti akan menimbulkan kehebohan atau bahkan Ia akan dijauhi lagi karena dianggap berbeda dengan siswa yang lain.
“Lho kok cepet banget perkenalannya? Kasih kesempatan dong temen-temennya siapa tau ada yang mau tanya.” Ucap Dony. Vina pun menghentikan langkahnya.
“Minta nomor teleponnya dong…” celetuk salah seorang siswa laki-laki yang duduk di paling depan.
“Waahh… kalo nomor telepon ngga boleh dong… kasian nanti Davina kalo tiap hari banyak yang telfon mau ndeketin.” Kata Dony sambil bercanda.
“Rumahnya di mana Kak?” tanya seorang perempuan yang terlihat tomboy dan duduk di barisan paling belakang.
“Nah, kalo ini boleh nih… ada yang tanya rumahnya dimana. Silahkan dijawab dulu baru boleh balik. Tapi ngga usah spesifik sampe nomor rumah ya. Nanti bisa bahaya.”
“Di Pondok Indah…” jawab Vina singkat. Ia memberanikan diri untuk menatap perempuan yang tadi bertanya. Walaupun tomboy, tapi Ia terlihat ramah, batin Vina.
Dony langsung menoleh ke arah Vina. “Perumahan pondok indah?” tanya Dony terlihat kaget.
“Oh, bukan… bukan…” jawab Vina cepat. Lagi-lagi Ia berbohong. “Di dekat situ, tapi bukan di perumahannya.”
“Oh, oke… ya udah silahkan boleh kembali ke tempat semula.”
Vina pun langsung kembali ke tempat duduknya sambil menunduk. Ia tak berani menatap ke arah teman-temannya.
Setelah sesi perkenalan selesai, dilanjutkan untuk kegiatan terakhir sebelum pulang, yaitu pengenalan beberapa extrakurikuler yang ada di sekolah. Pengenalan ini bertujuan agar siswa mengetahui apa saja kegiatan di sekolah mereka, karena nantinya semua siswa kelas sepuluh diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan salah satu extrakurikuler pilihan. Extrakurikuler yang diperkenalkan diantaranya pencak silat, teater, basket, sepak bola, dan masih banyak yang lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan penugasan untuk kegiatan esok hari. Kali ini Hendri yang berbicara di depan. Hendri adalah anggota Osis yang dipercaya untuk menjadi Ketua panitia MOS di penerimaan siswa baru kali ini.
“Selamat siang temen-temen semua… Sebelumnya saya ucapkan terimakasih untuk temen-temen semua yang sudah antusias dan tertib dalam mengikuti kegiatan MOS hari pertama ini. Jadwal kita hari ini hanya sampai jam 12 siang… tapi untuk besok kita sampai jam 3 sore ya. Nah, untuk penugasan besok sudah kita berikan listnya. Nanti bisa temen-temen terima saat keluar aula. Sudah ada kakak-kakak panitia yang menunggu disana (sambil menunjuk arah pintu keluar). Nanti akan ada hukuman untuk siswa yang tidak memenuhi tugasnya. Hal ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan siswa untuk mengikuti aturan-aturan yang diberikan. Sampe sini paham ya? Baik saya akhiri saja, sampai ketemu lagi di Kegiatan MOS hari kedua. Terimakasih.” Hendri mengakhiri pembicaraan dan meletakkan microphonenya di atas meja.