Di ruangan yang hanya diisi dia orang itu Damian mendekat, menggenggam kedua tangan Alice dengan erat. Tatapan matanya seolah menelisik, menyalurkan sebuah gelenyar aneh yang seketika menyerang d a d a nya. Alice terpaksa meneguk ludahnya sendiri kala tatapan mereka terus beradu, membuat jantungnya tidak berhenti berdebar. "T-tuan, aku ..." "Aku serius, Alice. Aku akan menikahimu. Jangan khawatirkan apa pun soal pernikahan kita ke depannya, aku betul-betul akan bertanggung jawab," ujar Damian meyakinkan. "Tapi Nyonya Alexis, bagaimana dengannya, Tuan?" tanya Alice dengan wajah murungnya. Dia khawatir. Sejauh yang Alice tahu, Alexis masih bekerja keras untuk bisa mendapatkan kembali perhatian Damian. Dan jika secara mendadak dia menjadi pengantin pengganti untuk Damian, entah apa yang