Damian menarik napasnya dalam dalam, dia melirik ke arah Alice yang masih memejamkan matanya itu. Mendadak, perasaan sesak menyerang d a d a nya. Dia merasa sangat bersalah. "A-aku ... maaf. Aku akan bertanggung jawab," ucapnya lirih. Alexis menggeleng tak percaya. Seketika lututnya terasa lemas dan tidak bertenaga. S i a l, seharusnya sejak awal dia memastikan siapa yang akan memasuki kamar ini. Tapi sayangnya semua sudah terlanjur terjadi, dan dia menyesali semua itu. *** Di ruangan yang cukup luas ini, Damian duduk menyilangkan kaki. Menatap pada tembok kaca yang memberikan akses matanya memandang jauh ke depan, memperhatikan lampu yang memenuhi setiap sudut kota. Pria itu melamun, memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Iya, Damian menyesal. Dia tidak pernah merasa