Arga menghabiskan paginya dengan menatap punggung Kiara dari belakang. Semalam, ia sudah mencoba memeluk istrinya itu, tapi ia hanya mendapat gumaman lelah,yang artinya menolak disentuh. Padahal Arga hanya ingin tidur saling berdekatan, menghabiskan malam dengan saling bicara satu sama lain. Namun sayangnya, Kiara tidak menyukainya. Lebih tepatnya, ia menghindar gara-gara kejadian tadi siang. Entah apa yang membuat Kiara masih malu dengan hal itu. Masa iya aku harus memulainya terus? Batin Arga menarik selimut istrinya perlahan. Kiara sebenarnya tidak sepenuhnya tidur. Ia bisa merasakan sinar matahari dari balik jendela kamar. Tapi karena masih setengah sadar, gadis itu hanya mengerjap sebentar. Begitu Arga menariknya mendekat, barulah Kiara membuka matanya lebar-lebar. Ia terkejut, mem