Barisan awan putih yang tipis menghias cakrawala. Berarak dari timur ke barat karena tertiup angin yang menampar wajah serta membuat riak-riak seperti ombak pada air di bendungan. Alif bersandar pada besi pembatas dengan sebatang rokok yang tersulut. Netra kelamnya memandang lurus ke seberang bendungan dimana terdapat pemandangan gunung Cikurai yang selalu menjadi destinasi pendakian para pecinta alam. Namun, bukan gunung itu yang menarik perhatiannya. Melainkan seorang gadis yang berhasil membawa hatinya lari belakangan ini. Gadis itu duduk di sana, di atas rerumputan yang hampir kering karena sudah lama tidak terjamah oleh segarnya air hujan. Angin masih setia menciptakan gemuruh, serupa dengan sesuatu dalam dadanya kala dia mengingat Mumtaz. Sayangnya angin enggan mengantarkan bisika