“Lagian pake tersedak segala, heran banget,” cibir Mumtaz, dia berikan Tisue dan gemas dengan mimik wajah Alif sekarang. Dada Alif bergemuruh, siapa yang tidak kaget coba, diajak bikin anak di rumah yang keadaannya sepi. Mumtaz ambigu. Pertanyaannya benar-benar bisa di salah artikan oleh siapa saja yang mendengarnya. Namun ajakan tersebut merupakan satu keseriusan. Mumtaz mengutarakan keinginannya untuk segera melepas masa lajang. Sejak pertama kali bertemu Alif, Mumtaz punya keyakinan kalau lelaki itu adalah orang yang dikirim Tuhan untuk melengkapi hidupnya. Mumtaz tidak ingin menunda lagi, setiap peristiwa sudah dia lalui bersama Alif. Sang Ayah pun sudah memberikan restu. Mumtaz berpikir mau menunggu apa lagi? Karenanya sejak pagi dia sudah memikirkan untuk meminta Alif agar melamar