Selamat Membaca
"Apaan sih, enggak lah!" Mariam langsung merona karena malu.
Meski tidak membayangkan malam pertama, tapi tadi dia sedang memikirkan kemesuman Darian.
"Tapi itu mukanya udah memerah gitu, berarti bener dong!" Goda Prisa kembali.
"Isssh, sudah-sudah sana! Aku mau bersiap dulu." Ujar Mariam, kebetulan sekali tukang MUA pesanan keluarga Darian sudah datang.
Mariam jadi merasa tertolong dari godaan prisa dan para sepupunya itu.
Prisa dan para sepupu jauh nya akhirnya keluar dari kamar Mariam.
Suasana rumah sudah cukup ramai, kini waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Pihak mempelai pria akan datang sekitar jam delapan lewat tiga puluh menit.
Beberapa tetangga dekat rumah sudah ada yang berdatangan, sekalian bantu-bantu sekedarnya.
"Mariam tiba-tiba Menikah, jangan
