Uang Anak, Uang Orangtua. Iyakah?

1315 Kata

Aku duduk di pinggir kasur menatap sebuah foto yang ku letakkan di sudut meja rias. Foto dimana hari pernikahan ku dan mas Haris di laksanakan. Seminggu setelah menikah, ia pergi ke pulau seberang karena waktunya untuk cuti sudah berakhir. Beberapa waktu lalu, foto itu dapat memberikan ketenangan dalam hidupku. Sebagai pengantar tidur di setiap malam atas rindu yang terus menyesakkan d**a. Tapi kini, melihatnya hanya menyisakan kehampaan mengingat perlakuan mas Haris beserta keluarganya terhadapku. Memang, aku belum mengenal suamiku sepenuhnya. Proses pengenalan yang cukup singkat tidak membuatku benar-benar mengenalnya pun dengan keluarganya. Tok.. Tok.. Tok.. Ketukan di pintu kamar membuyarkan lamunanku. Tak lama berselang, pintu terbuka dan masuklah mas Haris. "Boleh mas masuk?" Ta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN