32 Setelah menunggu untuk dibukakan pintu selama beberapa menit, akhirnya aku pasrah dan berdamai dengan hati. Membuka pintu mobil dan keluar, tak lupa menutup pintu sebelum melangkah masuk ke warung nasi khas Padang, tempat kencan favorit kami. "Tega, ya. Aku ditinggal sendirian!" desisku sambil menarik kursi dan duduk tepat di seberang meja. Aa' hanya memandangiku dengan ekspresi wajah tanpa dosa, sambil terus menyuapkan kikil ke dalam mulutnya. Aku menarik piring berisikan nasi, menambahkan ayam bakar dan perkedel ke atasnya. Kemudian, menyiramkan kuah berwarna kuning kehijauan ke atas nasi. Menyendok sambal dan menatanya dengan indah di atas piring. Tak lupa menyerongkan daun singkong dan gulai nangka sebagai pemanis, di bagian kanan dan kiri piring. Tanganku terulur mengambil g