“Wa ….” Farhan mencoba menghibur Marwa. Pasalnya pria itu melihat sendiri bagaimana sikap Marwa ketika tidak sengaja melihat suaminya tengah menggandeng Jihan di belakang Renima. “Aku tidak apa-apa. Aku sudah tidak ada perasaan lagi padanya. Aku tidak cemburu. Yang ada saat ini hanya rasa sakit hati. Bagaimana tidak, aku begitu percaya pada mereka. Tapi malah ini yang mereka kalukan padaku.” Marwa tertunduk. “Katanya tidak apa-apa, tapi kok malah ngambek sih.” Marwa mengangkat kepalanya, “Eh, siapa yang ngambek? Aku nggak ngambe kok.” “Itu buktinya kamu ngambek? Kalau nggak ngambek harusnya kamu itu ceria, senyum dan senang. Bukan malah tertunduk lesu begitu. Mau aku pesanin makanan nggak?” “Makanan? Memangnya makanan apa yang bisa dipesan halal di sini?” “Jangan meragukan kota Busan