BAB 10

1060 Kata
sungguh, tenang itu sederhana bagiku, hanya jika aku bercermin Dimata nya! Itu saj a. - Agrum Ken Nophelia "Lihat itu. Alwi yang memberi jaketnya untuk Angrum. Aku tau, kamu menyesal bukan?" "Tidak!" Jawab Arfan "Kamu harus sadar sekarang Kamu benar-benar mencintai Angrum." "Iya aku memang menghargai nya" jawab Arfan tegas "Akhirnya kamu mengakuinya. Terus kenapa kamu menganggap Angrum seperti itu. Arfan, wanita itu sensitif tidak boleh di perlakukan seperti itu." Cerocos Alfin "Aku kesal, aku sudah yakin dia dari jam lima subuh "Kamu benar-benar lupa Arfan. Dan kamu tau, Alwi kenal dengan Angrum, kamu tidak takut. Angrum akan berpaling pada Alwi," katanya. " "Lalu, kenapa kamu bertindak seperti itu?" Tanya Alfin. Hp Arfan berdering sebelum Arfan memberikan jawaban atas pertanyaan Alfin namun Arfan tetap meminta apa yang di katakan Alfin benar. "Hallo sus" ".............." "Saya berangkat sekarang sus" "..........." Dan Arfan menutup telponnya lalu berdiri untuk pergi. "Eits kamu akan pergi kemana? Hei, Ada apa?" "Ibuku kritis aku harus kesana sekarang" "Oh yasudah aku akan meminta izin, kepada panitia" "Terima kasih, Fin" kata Arfan yang terlihat sangat rumit dan segera melaju, "Hati-hati, minta tolong aku," teriak Alfin dan Arfan mengacungkan jempolnya. ** Arfan berlari menuju ruangan ibunya dan langsung masuk. "Mamah kenapa sus?" Tanya Arfan panik dan menggenggam tangan kurus itu. Badan ibunya di penuhi selang-selang kecil "Keadaannya menjadi buruk" jelas suster itu "Lalu harus bagaimana?" Tanya Arfan panik "Tidak banyak yang bisa kami lakukan, semuanya sudah tau bagaimana penyakit ini yang bisa kami lakukan hanya memasang alat-alat agar ibu kamu menjadi stabil kembali" "Mamah saya akan sadar kembali?" Tanya Arfan "Kita akan menunggu selama 3 jam apakah ibu akan sadar atau tidak. selebihnya kita serahkan kepada yang maha kuasa" jelas suster itu yang membuat Arfan menunduk dan mencium tangan ibunya berkali-kali. AlfinNugraha 'bagaimana keadaan ibumu?' AryoArfanG 'tidak sadarkan diri.' AlfinNugraha 'kamu harus sabar. Lalu bagaimana prediksi nya?' AryoArfanG ' harus menunggu selama 3 jam, jika masih tidak sadar semuanya aku serahkan pada yang maha kuasa' AlfinNugraha ' ibumu pasti sadar' AryoArfanG 'aku juga berhasil begitu. Bagaimana dengan Angrum? Dia sudah lebih baik?' AlfinNugraha ' iya, dia sudah lebih baik. Mungkin sekarang sudah tidur. AryoArfanG ' syukurlah. Aku akan segera kembali jika sudah selesai. Aku harus ikut jelajah mala' AlfinNugraha ' jangan memaksakan diri. Lebih baik kamu temani ibumu, Angrum akan menjaga Angrum untukmu' AryoArfanG ' Akan akan memberimu kabar lagi nanti' AlfinNugraha 'oke' AryoArfanG ' Thanks Fin' AlfinNugraha '' *** Angrum masih belum tidur, ada perasaan aneh yang membuatnya terus memikirkan Arfan. KenAngrum ' Ar?' AryoArfanG ' kenapa kamu belum tidur. Cepat tidur, ini sudah larut malam' KenAngrum ' kamu dimana?' AryoArfanG ' ada apa? Apakah terjadi sesuatu?' KenAngrum 'tidak ada. Aku hanya bertanya' AryoArfanG 'Rum?' KenAngrum ' iya?' AryoArfanG 'aku sedang di rumah sakit, kamu cepat tidur, handphone ku akan segera mati karena baterai nya akan habis. Usahakan untuk tetap hangat. Sampai jumpa di jelajah malam, nanti akan ku bawakan kamu jaket. Aku sehat, aku tidak apa-apa, aku hanya sedang main-main saja di rumah sakit' Angrum langsung terhenyak dadanya terasa sesak fikirannya melayang sampai khayalan paling menyeramkan tentang Arfan. Ketiga sahabatnya sudah tidur Angrum masih terjaga dengan fikiran hanya tertuju pada Arfan. Hampir pukul setengah tiga dini hari Angrum masih belum tertidur juga sampai Akhirnya semua panitia menghampiri setiap tenda-tenda untuk membangunkan. "Ayo siap-siap" kata Adelia "Ah masih ngantuk" kata Aluna "Semuanya juga masih ngantuk Aluna" kata Alena Angrum hanya diam "Angrum kamu bawa selimut saja, agar tetap dingin" kata Aluna "Tidak perlu, aku akan baik-baik saja" kata Angrum "Rum?" Suara itu suara Arfan Angrum Langsung keluar "Ar? Kamu tidak apa-apa? Apa yang terjadi? Kamu terjatuh lalu pergi ke Rumah sakit?" Tanya Angrum panik ketiga sahabatnya hanya diam kebingungan "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir berlebihan, aku benar-benar baik-baik saja." kata Arfan dan memakaikan Angrum jaket, melingkarkan syal di leher Angrum dan memberikan sarung tangan warna biru muda yang senada dengan Syal nya yang membuat ketiga sahabat Angrum merasa iri. Sejenak Arfan hanya tersenyum menatap Angrum. "Thanks" ucap Angrum "Sama-sama" kata Arfan lalu pergi setelah Angrum memakai semuanya. sungguh,  ketenangan itu sederhana bagiku, hanya bila aku bercermin Dimata nya! Itu saja. Angrum berbicara dalam hatinya. "Aaaah sosweet sekali Arfan" kata Aluna memelas membuat Angrum tersadar dari senyumannya yang semakin merekah. "Iya" sambung Adelia dan Alena tersenyum ikut bahagia "Aku juga tidak tahu kenapa dia menjadi manis seperti itu." kata Angrum "Eh ngomong-ngomong kenapa kamu tadi panik? Arfan kan habis tidur, kenapa kamu menanyakan apakah dia terjatuh?" Tanya Adelia keheranan "Iya, aku jadi bingung mendengarnya" kata Alena "Jam dua belas malam tadi, dia mengatakan bahwa dia sedang di rumah sakit" "Apa yang terjadi padanya?" Tanya Adelia "Aku juga tidak tahu, dia hanya mengatakan bahwa dia sedang bermain, oleh sebab itu, aku menanyakan padanya, apakah dia terjatuh?." Kata Angrum "Mungkin dia berbohong" kata Aluna "Aku tahu jika dia berbohong, dan tadi malam dia benar-benar sedang di rumah sakit. Aku panik, kalian semua tidur aku sampai sekarang belum tidur!" Kata Angrum "Memikirkan Arfan?" Tanya Alena "Tentu saja. Aku takut terjadi sesuatu padanya." "Yasudah, kita bertanya pada Arfan setelah kegiatan ini selesai, sekarang kita harus cepat berkumpul. Ayo" ajak Alena dan semuanya setuju. Semuanya berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing kelompok Angrum adalah kelompok pertama yang berangkat mencari bendera yang sudah di tentukan. "Aku takut" Ucap Alena "Aku disini sayang" kata Alfin "Emang kamu tidak takut dengan hantu?" Tanya Alena "Tidak" "Bagus kalau begitu, aku jadi tenang" kata Alena sambil terus berjalan "Kamu yakin kamu tidak takut hantu?" Tanya Aluna "Tidak!" Jawab Alfin dan melihat ke belakang "Aaaaa Hantu" Alfin teriak ketakutan melihat Aluna yang menunduk dengan rambut terurai kedepan. Semuanya tertawa melihat itu. "Astaga Aluna. Kamu membuat jantungku akan jatuh ke perut. "Dasar pengecut" kata Aluna dan kembali merapikan rambutnya. "Bukan pengecut, tapi siapapun akan terkejut melihat itu secara tiba-tiba di tengah hutan seperti ini" jawab Alfin "Aduuuh kalian ini jangan banyak bercanda ini masih malam" kata Angrum. "Iya. Katanya jam segini hantu-hantu akan pulang jadi akan banyak yang lewat" kata Aluna pelan "Berhenti berbicara hantu. Aku tidak suka" "Kamu takut?" Tanya Angrum "Tidak! Aku hanya tidak suka" jawab Adelia "Kamu tidak takut?" Tanya Arfan pada Angrum. "Takut? Sama hantu? Iya aku takut" kata Angrum yang langsung bergeser ke samping Arfan "Hahaha Angrum aku mengira kamu hanya takut ayam saja. Ternyata kamu juga takut hantu" kata Alfin. Dan Arfan hanya tersenyum samar karena jawaban Angrum tetapi karena Angrum yang bergeser kesampingnya lebih dekat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN