Sebuah ruangan atau hall besar yang kini tampak mewah dan megah, yang digunakan sebagai tempat acara akad nikah sekaligus pesta resepsi antara Rayya dan Dimas digelar, terlihat menyeramkan di mata Rayya. Setidaknya kata kiasan itulah yang terbersit ketika gadis itu melangkah masuk ditemani sang bunda di sebelah kirinya dan Ratih —sahabatnya, di sebelah kanan untuk menuju kursi di mana akad nikah akan dilangsungkan. Ijab kabul yang akan terucap dari mulut seorang lelaki yang kini tampak semakin tampan dan gagah dibalut pakaian beskap indah berwarna gading, duduk dengan wajah tegang yang begitu kentara. Dimas adalah lelaki itu. Sebelum pernikahannya akan digelar, ia masih terlihat santai. Apalagi ditambah alasan di balik pernikahan mereka yang tidak sungguhan, sama sekali tidak mempengaru