Kini Meisya termenung seusai ia menemani Mika bermain hingga sampai Mika telah tertidur pulas di kamarnya yang bernuansa serba pink ini. Tangan Meisya terus terulur membelai surai Mika yang terasa halus di tangannya, sambil sesekali pikirannya berkecamuk menelaah bagaimana suasana hatinya kini. Terlalu dini jika ia mendefinisikan rasa sesak yang menderanya kini sebagai rasa suka atau sejenisnya, karena Meisya yakin benar bahwa rasa itu belum hadir setidaknya untuk saat ini. 'Belum hadir?' Meisya kembali menggelengkan kepalanya saat mendapati pemikirannya tadi. Membayangkan jika sampai ia berhasil jatuh cinta pada Ando membuat dadanya semakin sesak. 'Tidak, aku tidak boleh sampai jatuh cinta pada kak Ando. Sebelum perasaanku semkain tersakiti.' Sekali lagi Meisya kembali menggelengkan