71. PENYIHIR SUAMI ISTRI

1641 Kata
Akhirnya para kesatria berhasil mengalahkan 2 penyihir jahat, yaitu Gennai dan Marxo. Selanjutnya mereka menuju ke tempat penyihir lainnya, mampukah mereka bisa menang lagi? Tentu saja musuh lebih sulit, apalagi sepasang suami istri. *** Ketiga roh binatang suci ingin mengatakan sesuatu. "Stev, kami harus istirahat dulu agar kekuatan kami pulih," pinta roh Draga. "Benar, kami akan bersemayam sementara waktu di dalam pedang suci legendaris," tambah roh Bafly. "Di dalam sana, kekuatan kami perlahan akan pulih. Kalian harus menjaga diri dulu sementara waktu, oke?" ucap roh Unico. Para kesatria berhenti dan sempat terkejut, tapi jika itu adalah yang terbaik, dengan senang hati mereka mengijinkan. Karena kekuatan 3 roh suci sangat penting dan berguna, tanpa mereka, Stev dan teman-teman tidak bisa mengalahkan para penyihir jahat. "Oke, kami akan menjaga diri sebaik mungkin," jawab Chely. Mendengar itu, ketiga roh suci tersenyum, mereka segera masuk ke dalam pedang suci legendaris. Tubuh mereka bersinar emas, lalu menjadi tampak seperti partikel hingga semua masuk ke pedang masing-masing. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan. Stev dan teman-teman masih menelusuri isi labirin, sekian menit kemudian, mereka mendapati ruangan yang luas lagi, kemungkinan musuh berada di sini, sehingga mereka harus berhati-hati. "Mulai di sini, kita harus bersiap. Bisa saja ada serangan mendadak datang!" saran Stev. "Baiklah, kami mengerti!" jawab Chely mewakili semuanya. Sampai di ruangan ini, mereka berjalan pelan sambil memperhatikan seluruh ruangan ini, tidak lupa segera mengambil pedang suci legendaris yang sebelumnya mereka taruh di punggung. Cahaya ruangan ini masih sama, yaitu beberapa obor kecil. Akan tetapi ada sedikit perbedaan, karena di ruangan ini terdapat 4 buah patung monster, sungguh aneh. Ketika para kesatria sedang berjalan pelan, mendadak ada tembakan energi gelap melesat cepat. "Awas!" teriak Stev. Kedua temannya langsung menjauh untuk menghindar, mereka menjadi berpencar karena hal itu. Serangan itu muncul beberapa kali, mereka terus berlari untuk menghindar. Terjadi beberapa ledakan akibat serangan musuh yang bersembunyi tersebut. Akhirnya serangan itu berhenti, lalu para kesatria mencari keberadaan musuh. "Keluar kalian, beraninya sembunyi. Dasar pengecut!" teriak Ricko. "Hadapi kami kalau berani!" tambah Stev juga teriak. "Ahahaha! Manis sekali perkataan kalian, aku cinta sekali. Kalian berdua tampan juga, apalagi pemuda yang bernama Stev itu. Hmm, pasti nikmat!" ucap seorang wanita yang tentu saja penyihir Venny. Semua terkejut mendengar itu, namun untuk Stev merasa kesal. "Cihh, menjijikan. Apa yang kau inginkan dari tubuhku?" tanya Stev. ''Hihihi, sesuatu yang membuat kita berdua nikmat. Cinta oh cinta, kita bisa bermesraan!" jawab Venny. Chely dan Ricko melebarkan kedua bola mata mendengar itu, sementara Stev malah ingin muntah. Bukan karena dia tidak suka melakukan itu, tapi kerena yang mengajak adalah cewek jahat, terlebih Stev masih tabu dalam hal bermesraan. "Diam kau, Venny! Jangan membuatku selalu cemburu," ucap seorang pria yang tentu saja adalah penyihir Fictor. "Ah, maaf Sayang," balas Venny. "Jangan harap kau bisa menyentuhku, dasar wanita nakal!" teriak Stev. "Oh, jadi begitu. Baiklah, kita lihat nanti apakah aku bisa menyentuh tubuh mu atau tidak, hihihi," ucap Venny. Sesaat kemudian, kedua penyihir pasangan itu muncul dari portal hitam dekat pintu masuk labirin, sepertinya pintu menuju ruangan lain. Stev dan teman-teman bersiap menghadapi 2 penyihir itu. "Mereka, penyihir Fictor sang kolektor dan Venny sang pecinta!" ucap Chely. "Oh, jadi mereka memang suami istri. Cocok sekali menjadi pasangan orang jahat, tapi ...," kata Ricko terhenti. "Cantik juga Venny saat muda," lanjutnya dalam hati, dia tidak ingin Chely mendengar, karena bisa cemburu, meski belum menjadi pacarnya. "Baiklah, ayo kita mulai!" ajak Stev dan segera meningkatkan kekuatan energinya, begitu juga dengan Chely dan Ricko yang setuju. Namun penyihir Fictor dan Venny malah tersenyum sinis. Selanjutnya, Stev dan Ricko melesat maju untuk menyerang musuh. Stev menyerang Venny, sementara Ricko menyerang Fictor, pedang legendaris siap menebas 2 penyihir itu. "Hooo, berani sekali mereka!" ucap Fictor. "Ini sepertinya nikmat, si tampan itu memilihku, hmm," gumam Venny sambil menjilat ludahnya sendiri. Sejujurnya Stev merasa jijik, maka dari itu dia harus segera mengalahkan Venny. "Sayang, jangan ganggu mangsaku ya, biarkan aku yang menghadapi Stev, kamu lawan 2 Kesatria lainnya itu," lanjut Venny meminta lawan. "Huh, baiklah Sayang! Tapi setelah ini, kita bersenang-senang sepuasnya ya di kamar!" jawab Fictor. "Oke!" Terlihat kedua tangan Fictor dan Venny muncul kekuatan gelap, ternyata membentuk sebuah cakar hitam, sepertinya cukup kuat dan berbahaya. "Clenk!" Pedang suci legendaris bertabrakan dengan cakar kuat layaknya baja milik musuh, kemudian Fictor dan Venny ingin mencakar menggunakan cakar satunya. Melihat itu Stev dan Ricko mundur untuk menghindar. "Rasakan ini!" Ricko mencoba menyerang menggunakan kekuatan angin, namun Fictor melompat ke samping sambil menyerang menggunakan tembakan energi gelap, tapi Ricko berhasil menahan menggunakan pedang legendaris. Sedangkan Stev saling menyerang dan menghindar melawan Venny, tampak Venny tertawa bahagia melawan Stev, entah itu kenapa, sungguh aneh. "Apa wanita ini sudah gila?" batin Stev. "Ternyata wajahmu semakin tampan saat dilihat dari dekat, ingin sekali aku menjilatinya," ucap Venny membuat Stev kesal. "Berisik!" Stev mengeluarkan kekuatan pedang api, sebuah kobaran api hampir mengenai Venny. "Oh, tampan tampan tapi galak sekali kamu, hihihi," ucap penyihir Venny. "Biarin, semua ini karena kamu!" balas Stev sambil mengayunkan pedang api, akan tetapi selalu berhasil dihindari musuh. "Loh, memangnya aku kenapa? Aku salah apa? Bukankah kita baru saja kenal, hah?" "Kurang ajar! Jangan berpura-pura gak tau! Dasar gak merasa bersalah!" Stev semakin marah, dia meningkatkan kekuatan energinya, lalu melesat cepat di belakang Venny, dia menyerang menggunakan pedang es. "Apa?" kaget Venny. "Craark!" Venny terkena serangan es milik Stev hingga membeku sebagian tubuhnya. "Sanyangku!" teriak Fictor merasa khawatir, dia ingin menolong istrinya namun ... "Srettt!" Fictor terkena serangan laser cahaya milik Chely, tepat di bagian pundak kiri, Chely berhasil mengenai Fictor karena sedang tidak fokus. Fictor mengeluh sakit, kemudian menjauh agar lebih aman. "Huh, lumayan juga kalian," ucap Fictor sedikit menyanjung para kesatria. Perlahan luka di pundak kirinya sembuh bahkan menjadi cepat, memang Fictor dan Venny juga memiliki tubuh abadi sehingga semua luka sembuh dengan cepat, hanya kekuatan suci yang bisa mengatasi tubuh abadi para penyihir. Akan tetapi saat ini, 3 roh suci masih memulihkan kekuatan mereka di dalam pedang suci legendaris. Semoga segera pulih sehingga bisa membantu Stev, Chely, dan Ricko. Sebenarnya mengapa dinamakan pedang suci legendaris? Bukankah namanya saja mengandung kata suci, tapi kenapa tidak bisa mengatasi kekuatan jahat? Hal itu sebenarnya karena di dalam pedang tersebut bersemayam 3 roh suci yang bertugas melindungi dunia, namun harus memiliki tuan agar kinerja mereka maksimal dan lebih mudah. Jadi, sebenarnya yang dimaksud suci tersebut adalah 3 roh binatang suci itu. Terus apa yang membuat pedang itu legendaris? Karena kekuatan pedang tersebut memang hebat, jadi kekuatan hebat itulah yang dinamakan pedang legendaris. Saat Stev ingin menebas langsung menggunakan pedang miliknya, Venny meminta ampun. "Gak ada kata ampun untuk wanita jahat! Apa kamu sadar, semua orang di dunia ini hampir meninggal gara-gara kalian! Termasuk orang tua, guru dan sahabat terbaikku!" teriak Stev tidak ingin mundur dan tidak ingin memaafkan Venny. "Oh, jadi begitu," jawab Venny malah tersenyum, Stev terheran akan hal itu. Ternyata saat pedang suci legendaris hampir menyentuh tubuh Venny, tiba-tiba tubuh Stev terdorong mundur hingga cukup jauh. "Ada apa ini?" kaget Stev bingung, dia hampir terjatuh namun masih bisa bertahan. "Hahaha! Maafkan aku ya, memang sebentar lagi semua manusia di bumi ini akan berakhir, kecuali kami. Apa kamu paham, Stev yang ganteng?" ucap Venny merasa bahagia. Venny menggunakan kekuatan gelap untuk mengatasi es, perlahan es yang membekukan tubuh bagian bawahnya retak, hingga akhir dia lepas. Stev hanya terdiam tidak menjawab, tapi kedua matanya menatap tajam Venny, dalam hatinya pasti sangat marah. "Dan apakah kamu lupa dengan kekuatan ku sesaat sebelum turnamen itu dimulai?" tanya Venny sambil berjalan mendekat. Stev melebarkan kedua bola mata karena baru ingat, ternyata kekuatan lain milik penyihir Venny adalah telekinesis, atau mengendalikan gravitasi yang bisa menggerakkan benda, termasuk manusia. "Sial, jadi tadi kekuatan itu. Sepertinya ini cukup berbahaya, apa yang harus aku lakukan," batin Stev sedikit bingung. "Kenapa sayang? Kenapa kamu diam saja dari tadi, apa kamu takut melawan aku, hahaha!" tanya Venny dengan tertawa dan menggoda Stev. "Fiuh, jangan panggil aku Sayang! Aku bukan pacar apalagi suami mu," balas Stev dengan teriak kesal. "Ya, memangnya kenapa? Kamu seorang pria kan? Apa kamu gak tertarik dengan tubuh indah milikku ini?" Penyihir Venny benar-benar menggoda Stev, bahkan sedikit membuka baju bagian depan hingga terlihat sedikit bagian depannya yang seksi. Melihat itu, Stev menelan saliva. "Hentikan! Aku gak tertarik denganmu!" teriak Stev lalu menyerang dengan teknik spesial. "Pedang Es, Teknik Pisau Es!" Serangan banyak pisau es melesat ke arah Venny, sementara Venny sendiri siap mengatasi itu. Di posisi Chely dan Ricko, mereka bergantian menyerang Fictor, mereka berdua berusaha menebas musuh, namun sangat sulit, apalagi Fictor mempunyai 2 cakar kuat. Sesaat kemudian, Fictor mundur dan tampak senyum sinis di wajahnya. "Kalian 2 orang melawan aku seorang diri. Sejujurnya ini gak adil, tapi ini gak masalah, justru ini sangat menarik buatku. Aku sangat suka," ucap Fictor. "Hah, apa maksudmu?" tanya Ricko. "Bagus! Sebaiknya kamu menyerah saja!" saran Chely kepada musuh, tentu saja saran itu ditolak. "Cihh, menyerah. Menjijikkan sekali. Kalian lihat saja sebentar lagi, akan aku buat posisi kita terbalik!" Penyihir Fictor menakuti Chely dan Ricko, mereka memang sangat penasaran dengan apa yang ingin dilakukan musuh, tapi mereka tidak takut dengan ancaman tersebut. Fictor meningkatan sedikit kekuatan energi gelapnya, kemudian mengeluarkan teknik. Tampak 4 buah bola hitam muncul di sekitar Fictor, sesaat kemudian membentuk suatu makhluk. "Apa itu?" ucap Chely dan Ricko bersamaan, mereka fokus memperhatikan keempat bola hitam musuh. Ternyata 4 bola hitam itu membetuk 4 ekor anjing, terlihat sangat mengerikan dengan mata menyala merah gelap dan punya gigi tajam, namun semua tubuhnya terbuat dari energi gelap. "Hahaha! Sekarang kalian yang akan dikeroyok oleh koleksi-ku, bersiaplah!" ucap Fictor merasa bangga. Terlihat Chely dan Ricko meneteskan keringat, tapi mereka tidak boleh takut dan harus melawan makhluk gelap berbentuk anjing tersebut. Mampukah Chely dan Ricko melawan Fictor bersama dengan makhluk mengerikan ciptaanya itu? Bagiamana juga dengan Stev, dia sendirian melawan wanita penyihir, alias Venny. Sepertinya Stev lebih unggul, mungkin karena Venny belum serius dalam melawan Stev. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN