72. TERUS BERTARUNG

1566 Kata
Stev dan teman-teman sedang melawan 2 penyihir yang merupakan suami istri, kekuatannya sangat mengerikan. Mereka harus bertarung tanpa 3 roh suci karena sedang memulihkan kekuatan, semoga para roh suci tersebut segera datang. *** Stev menyerang penyihir Venny dengan pisau es, akan tetapi saat serangan itu hampir mengenai Venny, tiba-tiba serangan Stev berhenti, lalu jatuh ke tanah, bahkan semua pisau es mengalami hal yang sama. Serangan Stev tersebut sama sekali tidak bisa menyentuh Venny, hal itu karena musuh menggunakan kekuatan telekinesis untuk mengatasi serangan itu. "Apa? Semua serangan ku gak bisa menyentuhnya," kaget Stev. Setelah serangan Stev gagal, tiba-tiba tubuh Stev tertarik maju mendekati Venny. "Whoaaa!" teriak Stev melayang dengan sendirinya, ternyata karena Venny menerbangkan tubuh Stev menggunakan kekuatannya. Stev benar-benar tidak bisa apa-apa. Ketika ada di depan Venny, tubuh Stev berhenti dan melayang di udara, bahkan kedua tangannya terlentang, namun Stev memegang sangat erat pedang legendaris miliknya agar tidak terlepas. Tapi sayang sekali, Stev sama sekali tidak bisa menggerakkan pedangnya, tubuhnya pun sulit digerakkan, itu karena penyihir Venny sedang mengendalikan tubuhnya, ini sungguh buruk bagi Stev. Venny semakin mendekat, tampak raut wajahnya tersenyum sinis. "Mau apa kau?" tanya Stev dengan kesal. "Ahaha, kau diam saja dulu Sayang! Aku hanya ingin mengecek tubuhmu," jawab Venny. Saat Venny ada di depan Stev, dia membelai mesra dadanya Stev yang bidang itu. Mendapat itu, Stev meneteskan keringat, untung saja cakar mengerikan milik Venny sudah dihilangkan. "Hmm, tubuhmu oke juga, Stev. Aku sangat cinta," bisik Venny di telinga Stev yang hanya bisa memejamkan mata karena sedikit takut. Sesaat kemudian, Venny menjilat pipi kanan Stev hingga membuatnya terkejut. Venny mengatakan bahwa akhirnya bisa menyentuh tubuh tampan Stev. "Kurang ajar! Jangan sentuh tubuhku!" teriak Stev sangat marah, dia meningkatkan energi miliknya hingga maksimal, dengan sekuat tenaga Stev mencoba bergerak. "Srenk!" Akhirnya Stev bisa bergerak dan berusaha menebas Venny, namun Venny mundur dan menjauh agar tidak terkena serangan Stev. "Gak mungkin, kenapa dia bisa bergerak?" kaget Venny, sebenarnya karena kekuatan Stev meningkat pesat, ditambah konsentrasi Venny berkurang saat menggoda Stev. "Pedang Api, Teknik Shuriken Api!" Tembakan banyak shuriken api menyerang musuh, serangan api ini tidak bisa dikendalikan dengan kekuatan telekinesis, karena bukan benda padat. Penyihir Venny hanya bisa lari menghindar, beberapa detik kemudian, Stev melesat cepat di depan musuh, lalu menyerang dengan kobaran api. Venny terkena telak karena terkejut, bajunya terbakar, namun dia menjauh dan segera memadamkan api menggunakan kekuatan gelap. "Cihh, sungguh keterlaluan!" umpat Venny, wajahnya sedikit terbakar, namun segera pulih kembali. Dia merasa kesal karena kecantikan wajahnya sedikit berkurang akibat serangan api barusan, meski sudah sempurna kembali. Venny mencoba mengendalikan tubuh Stev lagi, sedikit berhasil. Tetapi Stev berusaha lepas dari kekuatan telekinesis tersebut. "Hoaaa! Aku gak akan biarin kau mengendalikan aku lagi!" teriak Stev sambil menancapkan pedang di tanah labirin, hal itu agar Venny tidak bisa menarik tubuhnya, karena Stev berpegangan erat peda pedangnya. Bukan hanya itu, Stev juga menstabilkan kekuatan energinya yang besar agar lebih mudah dalam menghindari kekuatan musuh. "Huft, pintar juga dia! Kalau begitu, rasakan ini! Aku gak mau bermain-main lagi dengannya," gumam Venny. Dia mengendalikan beberapa batu di sekitar itu, lalu diluncurkan ke arah Stev. "Dia sudah menolak aku, ditambah hampir membakar tubuhku, sungguh jahat!" lanjutnya tidak terima, padahal dia cantik. Akan tetapi Stev sudah memberi tahu alasannya, yaitu karena Venny wanita jahat. Stev melompat dan menghindar dengan gesit, sehingga serangan batu-batu itu gagal mengenai dirinya, akan tetapi Venny mengendalikan lagi batu yang gagal mengenai Stev tersebut. Sepertinya serangan itu tidak bisa berhenti, kecuali mengganggu penggunanya alias penyihir Venny. "Ini sungguh menyusahkan, jika terus begini, energi-ku akan habis," gumam Stev sambil menghindar. Saat ini, 4 makhluk anjing hitam menyerang Chely dan Ricko, mereka segera meningkatkan kekuatan energi secara maksimal untuk melawan musuh. Para mahkluk anjing itu ingin menggigit mereka, selain berbahaya ternyata semuanya cukup gesit dan lincah. "Jangan coba menyentuh aku, menjijikan!" kesal Chely mencoba menebas tapi sulit. Chely pun menyerang menggunakan tebasan cahaya jarak jauh, tapi anjing melompat untuk menghindar, sungguh merepotkan. Ricko juga tidak mau terkena gigitan anjing-anjing hitam itu, sementara Fictor malah sedikit bersantai dan melihat lawannya dikeroyok 4 makhluk ciptaannya, mungkin dia menungggu kesempatan terbaik. "Haha, ini pemandangan yang menarik. Akan aku jadikan mereka koleksi di catatan ku," gumam Fictor sang kolektor, dia mengambil sebuah buku, ternyata isinya daftar para kesatria yang telah dia bunuh, sungguh mengerikan, bahkan tertulis cara membunuhnya. "Mereka adalah koleksi terbaik, karena mereka adalah kesatria terhebat yang baru kali ini aku hadapi," gumamnya lagi sambil tersenyum senang. "Rasakan ini!" Ricko berhasil menebas salah 1 anjing hitam, karena dari dekat, Fictor terkejut mengetahui itu, namun dia segera tersenyum. Ternyata anjing yang terbebas itu menyatu kembali, dan utuh kembali tanpa terluka. Makhluk itu memang bukan binatang, melainkan hanyalah kekuatan gelap musuh, sehingga kemungkinan besar abadi. "Apa-apaan itu. Sepertinya para anjing itu gak bisa dibunuh, sialan!" kesal Ricko. Sesaat kemudian, Chely menyerang Fictor dari jarak jauh, sebuah tebasan kegelapan mengarah cepat ke arah Fictor. "Huh, pintar juga menyerang penggunanya!" ucap Fictor mengetahui serangan itu, lalu melompat untuk menghindar. "Aww!" keluh Chely, rupanya usahanya tersebut membuat dia terkena 1 gigitan anjing hitam. "Chely!" teriak Ricko khawatir, tapi hal itu membuatnya hampir terkena serangan anjing juga. Untung masih bisa menghindar. "Aku gak apa-apa. Ini hanya luka kecil," jawab Chely. Mendengar itu, Ricko merasa lega kemudian fokus kembali menghadapi makhluk anjing hitam. "Ricko, kita gak bisa membiarkan terus begini. Kita bisa kehabisan tenaga nanti, kita harus mengatasi makhluk mengerikan ini," ajak Chely sambil menghindari serangan 2 anjing hitam. "Baiklah, aku mengerti. Ayo kita habisi para anjing ini!" Ricko setuju dengan saran Chely, kekuatan energi mereka berkobar lalu melesat agak menjauh dari keroyokan anjing hitam. Chely menggunakan teknik spesial pedang legendaris. "Pedang Cahaya, Teknik Laser Cahaya!" Sebuah laser cahaya cukup besar melesat ke arah 2 anjing yang dilawan Chely, para anjing itu berusaha menghindar, tapi Chely mengarahkan laser cahaya mengejar anjing hitam, sehingga terkena telak hingga hancur tak tersisa, bahkan kedua anjing hitam tersebut. Sedangkan Ricko juga menggunakan teknik spesial. "Pedang Petir, Teknik Aliran Petir!" Aliran petir kuat menyerang 2 anjing, mahluk itu juga berusaha menghindar, namun aliran petir cukup cepat, ditambah Ricko mengarahkan kekuatannya tersebut untuk mengejar semua anjing, sehingga aliran petir mengenai telak kedua anjing hitam tersebut, semuanya lenyap menjadi partikel. Karena kekuatan Chely dan Ricko mengandung unsur cahaya yang berlawanan dengan anjing hitam, maka anjing hitam lenyap tanpa bisa pulih kembali, ditambah kekuatan mereka sangat kuat. Selain itu, semua anjing hancur lebur menjadi partikel yang hampir tidak terlihat. "Kurang ajar! Beraninya kalian membunuh binatang koleksiku. Ini gak bisa dimaafkan," ucap Fictor dengan marah. Sementara Chely dan Ricko tersenyum, secara tidak sadar mereka malah bertarung bersama dan saling mengerti perasaan masing-masing, bahkan mereka terlihat bahagia saat bersama. Sedangkan Stev bertarung seorang diri, tapi hal itu memang bagus bagi keduanya, ditambah Venny hanya ingin melawan Stev dan meminta agar Fictor mengatasi Chely dan Ricko. Stev memang ingin agar kedua temannya tersebut dekat, bahkan menjadi pacar. Meskipun Chely tertarik dengan kehadiran Stev, namun dia tidak bisa mengabaikan Ricko, terlebih Ricko sering memperhatikan dirinya. Akan tetapi, tiba-tiba Chely teringat dengan Stev, dia mencoba mencarinya. "Stev, gimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?" tanya Chely, ternyata Ricko juga penasaran dengan sahabatnya itu. Mereka melihat Stev sedang bertahan dan mengindari serangan Venny, kemudian Chely ingin membantunya, namun tiba-tiba ... "Kalian jangan coba-coba mengganggu istriku! Hadapi aku dulu!" teriak Fictor sudah di dekat Chely dan ingin mencakar nya. "Clenk!" Untung saja Chely masih bisa menahan serangan cakar itu, tapi Fictor ingin mencakar Chely dengan tangan satunya. "Clenk!" Ricko berhasil melindungi Chely, yaitu menahan cakar musuh dengan pedangnya. "Cihh, apa kalian ini sepasang kekasih? Atau malah suami istri seperti kami?" tanya Fictor penasaran hingga membuat mereka terkejut. "Sembarangan, kami hanya teman!" jawab Chely sambil menendang Fictor, namun berhasil dihindari dengan mundur menjauh. Kedua wajah mereka mendadak merah karena ucapan Fictor barusan, namun Ricko malah tersenyum. "Kenapa kamu malah tersenyum? Jangan-jangan kamu ...," tanya Chely terhenti karena Ricko menyela. "Ehh, jangan berpikir yang aneh-aneh. Udah, lupakan ucapan penyihir itu! Dia akan menyerang lagi," ucap Ricko. "Hehe, jika kamu berpikir bahwa aku suka denganmu, itu memang benar, Chely," lanjut Ricko dalam hati sambil bersiaga. Chely terdiam mendengar ucapan itu, tapi sepertinya dia tahu bahwa Ricko menyembunyikan sesuatu. Entah itu apa, tapi mereka segera fokus kembali pada pertarungan. Memperlihatkan Stev yang sedikit kesulitan menghadapi batu-batu melayang, tapi dia mendapat ide menarik. "Srenk!" Stev membelah batu yang menyerangnya tersebut, bahkan membelah semuanya hingga menjadi kecil, kemudian melesat maju untuk menyerang Venny. "Pedang Api, Teknik Pilar Api!" Stev segera mengeluarkan teknik spesial pedang api. "Huh, teknik ini?" ucap Venny, dia memang sudah tahu teknik-teknik milik Stev dan kesatria lainnya, karena dia sudah melihat pertarungan Stev dan teman-teman melawan Gennai dan Marxo. Mengetahui itu, Venny segera menciptakan portal hitam, lalu sembunyi di sana agar terhindar dari serangan pilar api yang mengurung dirinya. Pilar api gagal menyerang penyihir Venny, Stev merasa kesal akan hal itu. Kekuatan para peyihir memang menyusahkan, mereka bisa lolos dengan mudah dari serangan para kesatria. "Ahaha! Sayang sekali tampan. Seranganmu gak berguna melawan aku. Ayolah, sebaiknya kita bermesaraan saja!" ajak Venny muncul di belakang Stev, dia kembali terpesona dengan Stev. Mengetahui itu, Stev segera menjauh dari wanita penyihir jahat itu. "Sudah aku katakan! Aku gak suka kamu!" teriak Stev. Venny melebarkan kedua bola mata karena terkejut sekaligus kecewa berat dengan Stev, dia tertunduk dengan wajah sedih, namun sesaat kemudian dia tersenyum sinis. Tiba-tiba aura milik Venny berkobar, pasti dia sangat marah hingga ingin menunjukkan kekuatan seriusnya. Stev bersiap melihat itu, dia semakin waspada. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN