PART. 10

925 Kata
"Lee, dasar supir m***m, kurang ajar, kau ... kau ... errr!" Alea memukuli Lee dengan guling di tangannya. Lee tidak melawan, ia hanya bertahan dengan menyilangkan kedua pergelangan tangan di depan wajahnya. Mata Lee mengintip, memperhatikan buah d**a Alea yang bergoyang seiring gerakan memukulinya. "Awas kau Lee, aku akan laporkan kau pada Mas Reno!" "Lapor ke Polisi saja sekalian Nyonya!" sahut Lee, membuat rasa kesal Alea semakin menjadi saja. "Kurang ajar, kau mengejekku Lee. Eh Lee, kau mau apa!" mata Alea melotot saat Lee merebut guling di tangannya, lalu memeluk pinggang Alea, dan menenggelamkam wajahnya sedikit di bawah perut Alea. "Lee .... " tubuh Alea bergetar, saat lidah Lea menyusuri bawah pusarnya, lalu naik ke pusarnya, dan bermain-main sebentar disana. "Lepaskan Lee, aishhh .... " Alea memukulkan telapak tangannya ke punggung Lee, tapi Lee tidak perduli. Ia ingin mengembalikan ingatan Alea, yang sesaat tadi terkena amnesia dengan tiba-tiba. "Lee, kau ... enghhh ... sshhh," mata Alea terpejam, dan terbuka,  merasakan pagutan bibir Lee di dadanya. Lee duduk bersandar di kepala ranjang, Alea ia dudukan di atas pangkuannya. "Tuntun dia memasukimu Alea," bisik Lee lembut di telinga Alea, bak kerbau dicocok hidung, Alea mengangkat bokongnya, lalu menggenggam milik Lee, dan ia tuntun milik Lee untuk memasukinya. Suara lenguhan terdengar dari mulut mereka berdua. "Bergeraklah Alea Sayang" bisik Lee sebelum menenggelamkan kepalanya di d**a Alea. Kedua telapak tangan Alea mencengkeram kepala ranjang yang terbuat dari besi, lalu perlahan tubuhnya yang melentik maju mundur dengan teratur. Kedua tangan Lee menahan punggung Alea agar tidak terjatuh. Lama kelamaan, gerakan Alea semakin kacau, kepala Lee ia dekap dengan kuat ke dadanya. Deru napasnya terdengar nyaring, titik peluh sudah membasahi wajah, dan tubuhnya. Lee harus mengacungi  jempol untuk stamina Alea yang luar biasa. Ini sudah ronde kedua bagi mereka di pagi ini. Ronde pertama berjalan dalam waktu yang lama, karena berbagai gaya bercinta yang mereka lakukan. Alea menjerit saat ia sampai pada klimaksnya, kepala Lee semakin erat ia dekap di dadanya. Lee mengusap punggung berpeluh Alea, ia biarkan Alea beristirahat sejenak. Kepala Alea terkulai di atas pundak Lee. "Kau minum jamu apa Alea, staminamu luar biasa, daya sedot milikmu sangat nikmat terasa, keset, nikmat, mengisap, dan memijit dengan lihainya," bisik Lee di telinga Alea, tapi Alea tidak menanggapinya. Kesadarannya seperti belum kembali, karena kenikmatan yang baru saja ia rasakan. Lee membaringkan Alea, dibuka paha Alea selebarnya. Wajahnya menunduk, memperhatikan miliknya yang ia dorong, dan tarik perlahan dari milik Alea. Lee mengerang pelan, digenggam kedua buah d**a Alea. "Ini aslikan, tidak pakai implan," Lee mengecup satu ujung buah d**a Alea, lalu dipagutnya dengan penuh gairah, sehingga terlompat desisan dari sela bibir Alea. Suara ponsel Alea mengagetkan mereka berdua, mata Alea terbuka, kesadarannya kembali dengan tiba-tiba. "Lee, apa yang ... ooh Lee .... " kepala Alea terdongak, saat gerakan naik turun pinggul Lee semakin cepat, dan pagutan bibir Lee di ujung dadanya semakin kuat. Kedua telapak tangan Lee menggenggam telapak tangan Alea. Gerakan pinggulnya semakin menggila. Alea menjerit-jerit karena mengalami o*****e beberapa kali. Tapi, Lee belum berhenti, sebelum ia sendiri mencapai klimaksnya. "A-Lea .... " Lee mendesis, "Lea, Lea, Lea!" itu yang Lee sebutkan dalam setiap tikamannya yang semakin cepat, sampai kepalanya terdongak, dan ia mengerang dengan suara tercekat di tenggorokan menyebut nama Alea. Tubuh Lee ambruk di atas tubuh Alea. Ponsel Alea sudah berhenti berbunyi, dan mereka berdua tak ada yang perduli. Lee membawa tubuh Alea berguling, sehingga Alea tebgkurap di atas tubuhnya. Lee mendekap punggung Alea lembut, memberi waktu pada tubuh mereka berdua untuk beristirahat. Masa bodoh dengan urusan pekerjaan yang sudah menunggu. **** Alea membuka matanya dengan perlahan, matanya kembali terpejam, saat sinar matahari yang masuk melewati kaca jendela kamarnya, terasa menyakitkan mata. Ia bangun dari berbaringnya, tubuhnya terasa sakit semua. Alea merentangkan ke atas kedua tangannya. Ia menurunkan kakinya ke lantai, pantulan dirinya di cermin membuat matanya melebar. Alea berdiri dari duduknya, lalu berdiri di depan cermin yang semakin nyata memantulkan dirinya. "Lee, dasar supir kurang ajar! Ya Tuhan, bagaimana aku bisa lupa diri setiap kali berada di dekatnya? Jangan-jangan dia pakai guna-guna, jampi-jampi, sehingga aku menurut saja pada apa yang dia inginkan. Awas kau Lee, aku akan .... " gumaman Alea terhenti, karena mendengar suara pintu yang terbuka. Lee muncul dengan wajah segar, aroma wangi, pakaian rapi, dan nampan yang ia pegang dengan kedua tangannya. Yang membuat Alea semakin kesal adalah tatapan nakal mata Lee yang menjelajahi tubuhnya, dan juga senyum sumringahnya. "Sudah jam sembilan, anda harus mandi Nyonya. Julie tadi menelpon, mengingatkan kalau anda ada meeting jam sebelas." Lee meletakan nampan berisi segelas s**u hangat, dan roti bakar di atas meja. "Akhhh, jadwalku berantakan karena kemesumanmu Lee, dasar pemerkosa, supir kurang ajar, pria tak tahu malu. Awas kalau kau masih berusaha menyentuhku lagi!" Alea mengacungkan jarinya tepat di depan hidung Lee. Alea seperti lupa, kalau ia berdiri di depan Lee, tanpa mengenakan apa-apa. Mulut Lee menyambar jari Alea, diisap dan dipermainkan dengan lidahnya. Alea berusaha menarik lepas jarinya dari mulut Lee. "Lepaskan Lee!" Lee melepaskan jari Alea dari dalam mulutnya. "Kau selalu mengatakan 'lepaskan Lee' setiap aku menyentuhmu. Tapi, hal itu selalu tidak sinkron dengan respon tubuhmu, apa kau tidak menyadari itu Alea?" "Lee, aku harus ke kantor, aku tidak punya waktu untuk meladeni omonganmu yang tidak bermutu itu!" Alea memutar tubuhnya, lalu berjalan memasuki kamar mandi. Ditutup pintu kamar mandi dengan suara keras. Lee tersenyum puas, sepuas perasaannya, karena mendapat suntikan energi dari Alea, dengan sarapan dua babak panjang bercinta. Lee mengambilkan pakaian kerja untuk Alea, ia letakan di atas ranjang, sebelum ia turun ke lantai bawah, untuk menyiapkan mobil yang akan dipakainya mengantar Alea ke kantor. BERSAMBUNG
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN