Tanpa ayah bukan berarti lemah

1295 Kata

Saat bibirnya menyentuh tepat di lehernya, merasakan tekstur kulit halus dengan lidahnya. Menggigitnya kecil untuk menunjukkan betapa dia menyukainya. Suara decakan lidah yang terdengar begitu memalukan. Aroma manis yang paling dirindukan menyeruak masuk untuk dihirupnya kuat-kuat. Dia menggila karena merindukannya. Sebelah tangannya memegang sisi wajahnya dengan lembut. Tidak membiarkannya bergerak sedikitpun. Menghimpitnya dalam pelukan. Memberikan hukuman paling candu karena terus menguji kemarahannya. Masih diingatnya makian yang keluar dari bibirnya. Sayangnya kemarahannya tidak jauh lebih besar dari kemarahan yang selama ini dia tahan. "Kak Lo senyum terus tadi, gue jadi khawatir!" Dika baru saja berganti pakaian, karena baru pulang dari sekolah. Dia awalnya terkejut, saat me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN