Yoooo! Bertemu lagi bersama saya, DickyHerliansyah, yang kemarin telah menipu pembaca-pembacaku dengan menuliskan kata tamat pada cerita My Prince, padahal cerita itu belum tamat sama sekali. Wkwkwk
Saya kembali dengan membawa sebuah pertanyaan mungil nan imut dari Puyengs16 : si tante yang selalu kegirangan ketika mendapatkan hadiah bantal kesayangannya. (Sok tau) :"3
Okay-okay! Kita langsung ke pertanyaannya!
Di sana, Tante Puyengs bertanya, "Jenis-Jenis cerita fantasy itu apa aja?"
Woow! Pertanyaan singkat yang jawabannya agak panjang. Wwkkwkw. Aku juga sebenarnya belum tahu kalau genre fantasy itu ada berapa jenis karena sejatinya, aku hanyalah pemula di sini. Baiklah, kalau begitu, mari kita jawab, pemirsa! ^^
Jenis-Jenis Fantasy
Cerita fantasi merupakan cerita yang benar-benar fiksi, memiliki dunia yang berbeda dalam segala hal dari dunia nyata, seperti lingkungannya, binatangnya, suasananya, aturannya, dan sebagainya. Dalam Wikipedia terdapat beberapa sub bagian cerita dari cerita fantasi seperti berikut ini :
1. Bangsian
Ini adalah genre cerita fantasi yang menghubungkan sejarah atau kejadian tempo dulu dan interaksi dengan dunia lain.
Dunia lain memiliki hukum alam yang berbeda namun bisa hadir dalam waktu yang bersamaan di dunia kita.
Dunia lain yang bisa digambarkan dalam cerita fantasi ini antara lain surga, kahyangan, neraka dan sejenisnya.
Penulis yang terkenal sering menulis genre ini adalah John Kendrick Bangs.
2. Fantasi Kontemporer
Dikenal juga sebagai genre fantasi modern. Cerita keajaiban yang terjadi mengambil settting dunia nyata pada masa sekarang. Bisa saja cerita tentang makhluk dari dunia lain yang tersesat di dunia sekarang.
Atau bisa juga ceritanya merupakan gabungan kisah di dunia nyata dan dunia fantasi.
Beberapa contoh cerita yang termasuk ke dalam fantasi kontemporer ini antara lain Harry Potter. Selain itu ada komik Thor dimana dalam komik ini terdapat penggabungan kota Asgard dan New York.
Untuk genre kontemporer ini memiliki sub genre yaitu Urban Fantasi atau Fantasi dengan setting perkotaan.
Pada genre ini fantasi didefinisikan oleh tempat. Hal ini terlihat pada narasi fantasi tentang kehidupan perkotaan. Fantasi perkotaan bisa saja mengambil setting masa sekarang, hanya saja ceritanya merupakan cerita sejarah, modern ataupun futuristik serta periodik. Hanya saja yang menjadi syarat utama dalam fantasi perkotaan ini adalah Setting dalam sebuah kota. Misalnya saja konflik yang terjadi antara penyihir dan manusia dalam sebuah kota.
3. Dark Fantasi
Merupakan sebuah genre fantasi yang menggabungkan unsur fantasi dan horor. Di sini ada unsur suasana suram, ketakutan, gelap dan sejenisnya.
4. Fabel Fantasi
Fabel merupakan cerita binatang. Jadi fabel fantasi merupakan cerita binatang yang berperan sebagai manusia, bisa juga cerita binatang dalam legenda atau pun kisah-kisah supranatural.
5. Kisah Peri
Merupakan cerita fantasi yang mengisahkan kehidupan para peri sebagai makhluk ajaib dan lingkungannya.
6. Epic
Bisa dikatakan epic adalah fantasi tingkat tinggi. Cerita yang disajikan bisa merupakan mitos dengan karakter yang dibangun ssecara maju begitu juga dengan jalan ceritanya. Seperti misalnya The Lord of the Rings.
7. Fantasi Heroik
Adalah genre fantasi yang menceritakan tentang kronik kisah pahlawan di tanah imajinasi. Ada beberapa karakter dan pesan yang ada di dalam genre ini diantaranya adalah tokoh protagonis yang enggan menjadi juara, keluarga kerajaan yang tidak mengetahui leluhurnya, tokoh memiliki tanggung jawab yang besar dan keberanian mereka diuji melalui berbagai tantangan spiritual maupun fisik.
8. Legenda
Merupakan kisah yang dianggap benar-benar terjadi. Dalam cerita ini menghadirkan tokoh masyarakat di suatu tempat dan alurnya dibumbui dengan fantasi.
9. Gadis ajaib.
Kisah fantasi tentang gadis ajaib ini banyak hadir dalam cerita rakyat Jepang. Dalam kisah fantasi ini terdapat unsur ilmu sihir untuk membela kebenaran dan melawan kejahatan.
10. Mitos Fantasi
Mitos adalah cerita tradisional yang berkembang dalam suatu masyarakat. Cerita yang dikisahkan biasanya terjadi di masa lampau. Yang termasuk dalam jenis cerita ini antara lain mitos tentang Nyi Roro Kidul yang menghadirkan banyak versi cerita siapa sebenarnya Nyi Roro Kidul tersebut.
11. Science Fantasi
Ini merupakan cerita fantasi yang banyak mengangkat unsur mistik namun bisa dijelaskan secara ilmiah. Sub genre dari Science fantasi ini antara lain :
Planet. Mengisahkan petualangan di planet lain. Biasanya manusia bumi dijadikan sebagai tokoh protagonis. Ada kisah tentang kepahlawanan yang banyak dikenal sebagai kisha pedang dan ada juga kisah romantis seperti misalnya "A Princess of Mars".
Kematian Bumi. Genre ini bercerita tentang akhir dari kehidupan di bumi. Di dalam genre ini banyak diangkat tentang ilmu pengetahuan yang menyebabkan berakhirnya kehidupan bumi seperti misalnya habisnya sumber daya alam dan lain sebagainya.
12. Shenmo.
Ini adalah kisah fantasi yang banyak mengisahkan tentang mitos para Dewa dan monter dalam mitologi Cina.
13. Fantasi Pedang dan ilmu sihir
Merupakan kisah campuran antara cerita fantasi kepahlawanan, petualangan serta ilmu sihir. Tokoh yang dihadirkan adalah manusia dan para pelaku supranatural
Yooosh! Bagaimana?
Setelah membaca semua itu, apakah kamu tertarik untuk menulis cerita fantasi dari salah satu yang di atas? Atau mungkin kamu baru nyadar kalau cerita yang kamu tulis itu fantasi berjenis salah satu dari itu?
Mau request lagi? Silakan!
Btw, sebagian aku copas dari google. ^^
Yoooo? Ketemu lagi dengan saya, DickyHerliansyah, yang selalu membuat kejutan di dunia oren ini. Wkwkw sekarang, saya membawa sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan coverisasi. :v
Pertanyaannya dari Nona KarokoLinq yang katanya lagi pedekate sama gebetannya. :3 aseeeek.
Di sana, Karoko-chan bertanya, "Kenapa nyaris tiap kali bikin cover kau lebih memilih pakai stroke tebel-tebel buat tulisannya daripada shadow? Apa ada alasan khusus?"
Woooooow! Pertanyaan yang sangat menggugah selera, baru kali ini ada yang bertanya mengenai sampul ceritaku. Baiklah akan kujawab pertanyaanmu, Karoko-chan. ^^
Cover yang tulisannya memakai stroke tebel.
Dulunya, aku ini tidak pandai membuat cover karena aku belum paham bagaimana caranya dan memakai aplikasi apa, tapi, setelah ada yang memberitahuku, akhirnya aku bisa membuat cover sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Mungkin, cover-coverku masih kurang bagus atau sejenisnya, tapi aku bangga dan sangat suka pada hasil kerja kerasku.
Mengapa aku suka sekali membuat tulisan tebal pada setiap cover ceritaku? Alasannya tidak lain tidak bukan adalah agar para pembaca dapat melihat jelas judulnya. Wkwkwk. Ya, sesederhana itu.
Aku pernah request cover ke seseorang untuk sampul ceritaku, hasilnya memang bagus sih, bahkan bagus banget lah. Tapi, judul ceritaku malah gak keliatan sama sekali gara-gara kebanyakan pernak-pernik dan juga warna tulisannya dishadowkan, membuat judulnya semakin tak terlihat. Aku berpikir, bukankah sampul pada sebuah n****+ itu seharusnya lebih diutamakan judulnya, ya? Daripada pernak-pernik yang terlalu ramai? Makanya, walaupun aku suka sama covernya, tapi aku kecewa sama judulnya yang tak terlihat, membuat para pembacaku harus menekan matanya lebih dulu untuk melihat judul dalam covernya.
Karena itulah, aku langsung mendownload sebuah aplikasi lalu membuat cover buatanku yang lebih diutamakan judul daripada gambarnya. Jadi, seperti yang kalian lihat, aku selalu membuat judul dalam cover ceritaku superrrrr tebel, dan kebanyakan, cover-cover ceritaku terlihat sederhana tanpa ada pernak-pernik atau hiasan-hiasan yang merepotkan. Wkwkwk. Cukup bermodalkan gambar dan tulis judul, sudah jadi deh covernya. Entahlah, aku lebih suka cover sederhana seperti itu.
Walaupun banyak yang bilang font dalam coverku tidak pernah sesuai dengan gambarnya, aku mah bodo amat. Wkwkw. Lagipula, cerita-ceritaku, cover-coverku, mengapa mereka mesti repot? :3
Setiap orang punya selera masing-masing. Okay? ^^
Oh ya, aku punya beberapa draf yang covernya sudah kubuat. Ini diaaaaaa.
Masih banyaaaaak~ ada ratusan draf yang kubuat; tapi aku lelah menguploadnya. Wkww btw, mereka merupakan calon-calon cerita baruku setelah My Prince tamat. Hehehehe
Bagaimana? Apa kamu sudah paham atas seleraku? :3
Ada yang mau request lagi? :3
Silakan. ^^
Yoooo! Bertemu lagi bersama saya, DickyHerliansyah, yang telah berhasil menyelesaikan cerita My Prince dengan cepat, dan kini telah membuat cerita baru lagi. :3 (Sekalian promosi ini) wkwkwk.
Hari ini, saya membawa requestan baru dari AeFlytte atau biasa kupanggil Faa-chan. ^^ Denger-denger, kemarin Faa lagi galau gara-gara buaya kesayangannya mati. :3 wkwkkw.
Ngomong-ngomong, pertanyaan yang diajukan Faa sedikit terdengar memujiku, padahal kenyataannya aku tak serajin itu, lho. (Kalau mau tau)
Di sana Faa-chan bertanya, "Gimana sih cara kamu bisa rajin banget up cerita?"
Kusingkat pertanyaannya karena di bagian bawahnya hanya berisi curhatannya Faa, wkwkwk.
Okay-okay! Aku, DickyHerliansyah, akan menjawab pertanyaanmu dengan gaya bahasaku sendiri, sebelumnya maafkan aku jika semisalnya jawabanku ini tidak memuaskanmu, aku kurang pandai menyusun kalimat dengan benar, jadi kadang aku kurang percaya diri mengenai itu. :")
Rajin Update Cerita
Jujur, aku ini orangnya pemalas tingkat dewa, bahkan melampaui dewa mungkin. Tapi, kalau menyangkut cerita di w*****d, mengapa aku terlihat begitu rajin update, ya? Katanya pemalas, kok bisa rajin nulis, sih? Apa enggak lelah? Bosan? Jenuh? Bukannya nulis itu harus muter otak dulu, ya?
Aku juga kurang ngerti mengapa manusia pemalas sepertiku bisa rajin nulis updatean di w*****d, hampir tiap hari. Mungkin jika dipikir-pikir, itu karena aku selalu punya waktu luang yang cukup buat menulis lanjutan cerita, entah itu pagi, siang, sore, malam, jika ada waktu kosong, aku langsung menulis. Walau sedang bad mood, writter block, banyak masalah, kalau ada waktu kosong ya nulis. Kadang, kalau terlalu dipaksakan menulis, pemilihan kataku terlihat jelek untuk dibaca, but, so why? Bodo amat orang lain mau ngomentarin apa, yang penting aku nulis dan beres.
Tapi biasanya sih, kalau benar-benar gondok sama tulisan sendiri yang amburadul, aku pasti akan menghapusnya dan menulis ulang, walau itu sudah 2000 kata sekali pun.
Suasana yang cocok buat menulis versi DickyHerliansyah adalah tempat yang benar-benar sunyi dan nyaman, seperti kamar contohnya.
Terus, Dicky kalau nulis biasanya pakai apa?
Dari awal bikin w*****d sampai sekarang, aku selalu menulis di smartphone. Lho? Mengapa enggak nulis di laptop? Selain belum kebeli bendanya, aku juga kurang terbiasa mengetik cerita di keyboard laptop, rasanya kayak kurang enak aja. (menurutku) :")
Apa segini sudah cukup, Faa-chan? :") maafkeun aku kalau jawabanku kurang memuaskanmu. Semoga kamu bisa nulis dengan lancar ke depannya, ya, Faa. ^^
Ada yang mau request lagi? Ayoo, ditunggu~
Rey Flamingo terlahir di sebuah desa yang menjunjung tinggi kekeluargaan, kasih sayang, dan cinta. Dan sangat tidak menerima segala hal yang bersifat permusuhan, kebencian, dan dendam. Karena itulah, desa itu dari dulu selalu tentram dan damai, hidup dengan saling membantu dan tidak ada sedikit pun sepercik masalah yang sampai membuat permusuhan, jika sekalipun ada, pasti akan langsung padam dalam sekejap.
Kepala desa di desa itu sangat berwibawa dan baik hati, bahkan dia menganggap semua penduduk di desa adalah keluarganya.
Namun,
Setelah Rey terlahir di tengah-tengah desa itu, semuanya langsung ia ubah agar lebih menyenangkan.
Segala kedamaian, kerukunan, dan keamanan yang telah menjadi momok dari desa itu, seketika hancur dalam sekejap.
Rey membuat ulah, bertengkar dengan anak tetangga, mencuri barang para pedagang, menggoda gadis-gadis desa, dan berteriak pada seluruh orang di desa bahwa ia akan membuat desa itu semakin menyenangkan.
Tapi, sayang sekali.
Sangaaaaaat disayangkan.
Rey malah diusir secara paksa oleh seluruh warga desa, mereka membobol rumahnya, membunuh ibunya karena dianggap telah melahirkan anak iblis, dan parahnya, ayahnya ikut-ikutan mengusirnya, dan pria itu tidak bereaksi apa pun melihat istrinya terbunuh oleh warga desa.
Sepertinya pria yang mengaku sebagai ayah kandung Rey hanyalah lelaki b******k.
Semenjak itulah, kehidupan Rey berubah drastic akibat ulahnya sendiri, banyak hal yang akan ia hadapi di hari-hari setelah dirinya terusir dari desa, dan di saat yang bersamaan ia menemukan jati dirinya yaitu menjadi seorang penyihir yang cukup liar.
Penasaran?
Mari simak kisahnya!
Ya, ini baru permulaan. Jangan harap akan ada hal-hal yang seru di bagian sini walau aku sudah berjanji sewaktu di halaman sebelumnya. Tapi aku juga tidak berbohong, mungkin saja, tangan sang penulis tiba-tiba menulis sesuatu yang mengejutkan, karena tidak ada yang tahu.
*
*
*
Seperti hari-hari biasanya, aku selalu menghabiskan waktuku dengan memburu hewan, mencari air, dan makan dengan makanan yang tak layak. Tapi itu bukan kemalangan, aku menyebutnya siksaan yang nikmat. Karena aku menikmatinya. Sangat menikmatinya.
Melihat burung-burung beterbangan di bawah langit biru, membuatku berpikir bagaimana rasanya memiliki sayap dan terbang dengan begitu santainya seperti mereka, para burung.
Melihat ikan-ikan berenang di bawah air, membuatku berpikir apakah akan menyenangkan bisa hidup di dalam air dan berenang menjelajahi dunia dari dalam air, mungkin akan menyenangkan, seperti mereka, para ikan.
Tapi, ketika melihat tubuhku yang kotor dan dekil, aku berpikir kalau hidupku juga tidak begitu buruk, mungkin aku tidak bisa terbang, tapi aku bisa meloncat. Mungkin aku tidak bisa berenang, tapi aku bisa menyelam. Benar, bukan?
Hidupku tidak terlalu membosankan.
Karena bersyukur adalah intisari kehidupan.
*
*
*
Sekarang, aku sedang duduk di atas batu di tepi laut, menikmati sejuknya semilir angin yang menyapu bersih tubuh telanjang dadaku ini. Di sini, di tempat ini, aku berada jauh dari gubuk reyot rumahku, ini berbeda dari tempat tinggalku. Di sini terlihat lebih indah, begitulah kalian mungkin mengatakannya. Tapi bagiku, walau di sini kelihatannya lebih bagus dari tempat tinggalku, aku tidak menyukai tempat ini.
Mengapa?
Karena tempat ini terlalu memanjakanku, dan aku benci pada segala hal yang membuatku berleha-leha santai.
Tapi ingatlah, aku bukan si pekerja keras, karena begini-begini, aku juga butuh waktu untuk bersantai ria.
Anginnya semakin kencang, suara ombak berdesir-desir, kicauan burung-burung laut yang terbang melintasi cakrawala membuat mataku fokus memperhatikan pemandangan ini.
Tapi, jika dibandingkan suasana di desa kelahiranku, ini masih lebih baik. Karena di sana, terlalu dibuat-buat. Apa maksudnya itu? Mungkin kalian bertanya-tanya.
Maksudnya, kedamaian di desaku hanyalah sebuah kepalsuan. Semuanya palsu, karena aku sudah tahu apa yang terjadi di balik layarnya.
Mereka, para penduduk desa, berpura-pura baik di waktu siang, dan mulai menampilkan wujud asli mereka di malam hari. Itulah mengapa, ketika aku diusir, kejadiannya pada tengah malam, saat sebagian penduduk tertidur nyenyak.
Aku tidak mempermasalahkan diusirnya diriku karena walau tak diusir pun, aku pasti akan pergi dari desa memuakkan itu, tapi, melihat ibuku ditusuk oleh para penduduk di hadapanku membuatku ingin mengamuk menghabisi mereka semua, tapi sayangnya, amukanku tidak seberapa jika dibandingkan dengan kekuatan otot mereka, karena dulu, aku masih anak-anak.
Ah sial, lamunanku jadi kemana-mana. Lupakan, lupakan semua yang tadi kukatakan.
Itu sudah tak penting lagi.
Yang lebih penting sekarang adalah, mengapa saat ini pantatku tidak menyentuh batu yang kududuki, apa ini? Rasanya aku terbang, bukan, mungkin lebih tepatnya, melayang.
Tubuhku melayang, sial!
Melayang tak tentu arah, ada apa ini? Apakah dunia sudah kacau sekarang?
Tapi mana mungkin, lalu ini mengapa bisa terjadi?
"Hehehehehe" Barusan aku mendengar suara tawa lelaki, tapi dari mana asalnya? Kutolehkan kepalaku ke kanan-kiri, tapi tidak ada siapa pun di tepi laut ini, lalu suara tawa siapa tadi?
Apa hantu? Mana ada, aku tidak percaya pada hal-hal begitu, karena itu terdengar bodoh.
"Apa kau sedang mencari-cariku?" Suaranya terdengar lagi, kali ini terasa lebih dekat dari sebelumnya. Dimana orang yang memiliki suara payah itu? Mengapa rasanya aku seperti sedang dipermainkan, b******k!
"Sadarlah, aku ada di atasmu, lho"
"Sadarlah, aku ada di atasmu, lho."
Langsung saja kudongakkan kepalaku dan ternyata benar, ada sosok lelaki aneh bermuka suram dengan rambut putih, memakai sebuah jubah hitam dan jari-jarinya bercahaya.
"Siapa kau?" Dan akhirnya, setelah sekian lamanya, aku berbicara.
"Siapa aku? Entahlah, tiba-tiba saja aku diteleportasi ke dunia ini, dan entah kenapa, aku diperintahkan untuk mempermainkanmu menggunakan sihirku, hehehehehe."
"Haa? Apa itu? Konyol sekali?" Aku mengedikkan bahu, jawabannya aneh sekali, kedengarannya seperti dia bukan berasal dari duniaku.
"Tapi aku tidak peduli, lagipula di dunia sebelumnya, aku hanya jadi peran pembantu, dan di sini, aku bisa bersinar dengan menjadi jahat, hehehehehe!"
"Haaaa? Jahat? Aku tidak mengerti apa yang kauucapkan, tapi," Aku langsung menarik kakinya yang tepat ada di atas kepalaku, dan membantingnya ke daratan dengan sangat kencang. "Aku sangat membenci tipe orang sepertimu."
Kemudian, saat orang aneh itu tersungkur jatuh ke daratan berselimutkan pasir tepi laut, aku juga jadi ikut jatuh di sampingnya, mungkin karena pengendalian lelaki itu padaku lenyap ketika tubuhnya terluka.
Tapi jujur saja, kedatangan lelaki itu tidak mengubah apa pun, dia sama sekali tidak menarik. Wajahnya terlalu suram, seperti orang yang sudah melalui hidup yang sangat sulit. Sosok pecundang sejati. Memuakkan.
"Apa kau seorang penyihir?" tanyaku dengan nada mengintimidasi. Yah, walau tanpa diniatkan pun, suaraku memang seperti mengintimidasi orang.
"Tidak, tidak, tidak, jangan panggil aku dengan sebutan itu!" Lelaki itu bangkit dan memasang ekspresi ketakutan padaku.
"Lalu? Kau itu apa? Karakter tersesat?"
Dia diam sebentar, lalu kembali tertawa seperti orang aneh.
"Hehehehehehe, aku bukan karakter tersesat! Aku adalah perwujudan dari wujud kebencianmu! Yaaaa, kau memiliki kebencian yang begitu besar hingga membentuk diriku di sini!"
"Haaa? Apa lagi itu? Tidak lucu! Jika kau mau bercanda, pergi saja dari sini! Aku tidak bisa tertawa, bodoh!"
Orang itu mendekatiku, menarik diriku yang sedang duduk di tumpukkan pasir yang berantakan untuk berdiri dan kami berdua saling berhadapan.
"Namamu Rey Flamingo, kan?" Aku mengangguk. "Aku sangat berterima kasih padamu! Berkat dirimu aku bisa menjadi wujud kebencianmu! Hehehehehe! Ngomong-ngomong, namaku adalah Wiza!"
"Kau pikir aku akan terkejut dan berkata 'Eh? Mengapa bisa? Katakan padaku!' seperti karakter-karakter di dunia lain, sayang sekali, aku tidak begitu peduli. Mau kau perwujudan dari kentutku pun, aku tidak peduli."
Sesaat, wajah Wiza jadi semakin suram mendengar jawabanku, biarkan sajalah, lagipula, aku tidak begitu tertarik untuk menjadi karakter utama yang energik, berpetualang mengalahkan para penjahat, bertemu seorang gadis, lalu menikah, dan dibuat sebuah sekuel untuk kisah anak-anakku.
Itu menjijikan.
Sangat menjijikan.
"Oh, ayolaaaah, disini, aku, sebagai perwujudan kebencianmu, bisa melakukan segala hal untukmu! Kau bisa meminta apa pun padaku selama itu bertujuan untuk melampiaskan kebencianmu, Rey!"
"Benarkah?"
Wiza menyeringai mendengar responku yang terdengar seperti orang yang mulai tertarik padahal sebenarnya, aku sama sekali tak tertarik walau dia memiliki kekuatan untuk menjungkirbalikkan dunia.
Karena hidup seperti ini sudah lebih dari cukup untukku. Hidup terlalu damai atau terlalu rumit adalah hal yang paling kubenci.
"Tentu saja, kau bisa katakan padaku, apa pun permintaanmu, aku akan mengabulkannya! Selama itu bertujuan untuk menyalurkan hasrat kebencianmu! Hehehehehe!"
Baiklah, sekarang, dia jadi seperti jin yang dapat mengabulkan segala permintaan, tapi itu tak terlalu buruk. Mungkin meminta sesuatu sebelum melenyapkannya akan sedikit menarik.
Mengingat kisahku ini dibaca oleh para pembaca yang haus mencari keseruan di duniaku, padahal mereka tidak akan menemukan apa-apa selain hal membosankan.
"Baiklah, mungkin, aku ingin kau mengubahku menjadi sesosok penyihir b*****t!"
"Ap-Apa yang--maksudku, mengapa kau ingin jadi seorang penyihir? Itu tidak cocok dengan kepribadianmu! Kau lebih cocok menjadi pembunuh berantai atau kesatria berpedang atau semacamnya, Rey!"
Itulah yang Wiza ucapkan padaku setelah dia mendengar permintaanku yang konyol, sepertinya lelaki suram itu tidak setuju dengan permintaanku, tapi aku tidak peduli, mau dia setuju atau tidak setuju, yang penting, permintaanku harus dikabulkan sesuai tawarannya. Lagipula, jika dia memang wujud kebencianku, seharusnya dia tidak perlu memusingkan apa pun permintaanku, karena mungkin saja itu termasuk ke dalam sebuah kebencian yang akan membuatnya bisa hidup lebih lama, tapi masih hanya kemungkinan sih, walau aku tak peduli dengan kelangsungan hidupnya.
"Kabulkan aja keinginanku atau kau kutendang dari sini." jawabanku berhasil membuatnya diam, karena bagaimana pun juga, dia tetaplah perwujudan dari kebencianku, yang artinya, jika aku tidak mengharapkan keberadaannya di sisiku, mungkin saja dia bakal menghilang.
Kuharap sih, dia bisa secepatnya lenyap dari sini, aku tidak suka berbincang bersama lelaki suram, karena itu memuakkan.
"Hehehehehe! Apa boleh buat, walau aku menolak pun, kau tidak akan mendengarnya, benar, kan, Rey? Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu!" kata Wiza dengan cengengesan seperti orang t***l. "Kau tadi bilang ingin jadi seorang penyihir b*****t, kan? Itu permintaan yang sangat mudah. Padahal kukira kau akan meminta sesuatu yang lebih dari itu, hehehehe!"
Entah kenapa, nada suaranya jadi lebih menjijikan dari sebelumnya, bahkan aku jadi sangat muak melihat wajahnya ketika tertawa, apa kuhajar saja, ya?
"Jangan banyak omong, cepat lakukan, bajingan."
Dan dalam hitungan detik, tubuhku mengeluarkan aura-aura hitam, seluruh badanku rasanya seperti digerumuti oleh laba-laba, kupingku seperti kemasukkan batu, tidak bisa mendengar dengan jelas mantra apa yang diucapkan dari mulut Wiza yang sedang berbicara itu, bibirku pun rasanya seperti dibaluti lem perekat sehingga tidak bisa dibuka seperti sebelumnya, sialan! Apa-apaan ini!
Dan secara perlahan-lahan, aku jadi sangat mengantuk dan mataku dengan pelan-pelan menutup yang membuatku tertidur tanpa peduli apa yang sedang terjadi dengan semua ini.
*
*
*
Ketika mataku dibuka kembali, secercah cahaya menyinari mataku yang membuatku menyipitkan mata agar cahaya menyilaukan itu tidak menyakiti penglihatanku. Setelah terasa agak mendingan, kutolehkan pandanganku ke kiri dan anehnya, bukan laut yang ada di hadapanku saat ini.
Pandanganku malah menemukan sebuah tempat yang terdapat sebuah bangunan-bangunan mirip kastil yang berjejer saling berdempetan, dan di depan bangunan itu, banyak sekali orang yang berlalu-lalang, aku tidak bisa menghitung berapa orang yang barusan lewat di sana, tapi sepertinya banyak sekali, dimulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua. Suara-suara obrolan dari orang-orang yang berlalu-lalang memekikan telingaku, sialan! Apa yang b******n itu lakukan sampai dia mengirimku ke sebuah tempat yang berisik ini.
"Hehehehehe! Akhirnya kau bisa datang kemari dengan selamat, Rey!"
Aku mendengar suara si b******n Wiza, langsung saja kutolehkan pandanganku ke sumber suara dan benar saja, dia sedang berdiri di samping tubuhku yang terbaring di tanah berumput ini, seringaiannya yang payah menambahkan kesan suram pada wajahnya.
Segera saja kuberanjak dari tanah berumput itu sampai berdiri berhadapan dengan Wiza. Dengan nada yang kesal, aku bertanya padanya, "Tempat apa ini? Apa tujuanmu kau membawaku ke tempat berisik ini, b******k. Yang kuingin, kau mengubahku menjadi seorang penyihir b*****t, bukan malah melemparku ke tempat b*****t ini."
"Tenang saja, aku punya alasan kenapa aku membawamu kemari, Rey. Hehehehehe!"
"Hah? Apa maksudnya itu? Punya alasan? Aku tidak peduli apa alasanmu membawaku kemari, tapi yang jelas, aku benci tempat ramai seperti ini, kembalikan aku ke halaman rumahku, b******k!"
Aku sangat benci tempat ini, suara manusia yang sangat berisik membuat telingaku seperti digigit-gigit semut, sangat menyakitkan! Apa yang ada di otak lelaki suram itu hingga seenaknya melemparku kemari. Sialan sekali, aku jadi ingin menghancurkan wajahnya!
"Ayolah, Rey, aku yakin, kau akan menyukai tempat ini setelah kujelaskan sesuatu padamu mengenai tempat ini." Aku tidak menjamin hal itu, tapi bodohnya aku yang jadi penasaran pada ucapan Si b******n Wiza.
"Jadi, apa yang akan kau jelaskan, bajingan."
"Ehehehehe! Aku tak tahan mendengarmu penasaran, baiklah, aku akan memberikan penjelasan padamu, Rey," ucap Wiza dengan cekikikan seperti orang gila. "Jadi, tempat yang sedang kita pijakki adalah kota Layelfox, sebuah wilayah tersembunyi yang merupakan tempat tinggal para penyihir."
"Hah? Layelfox? Tempat tinggal para penyihir? Apa itu? Kedengarannya sangat membosankan! Aku ingin pulang!"
Aku sudah gerah dengan tempat berisik ini, ingin cepat-cepat pulang ke gubuk reyotku di tepi lautan sampah! Itu masih lebih baik daripada berdiam diri di tempat ramai begini. Sangat memuakkan.
"Pulang? Tidak bisakkah kau bersabar sedikit, Rey? Kita baru saja sampai di sini dan kau bilang ingin kembali pulang? Ayolah, aku sebagai wujud kebencianmu ingin membuatmu nyaman tinggal di sini."
"Lagipula, mengapa kau bisa tahu ada tempat seperti ini di dunia ini padahal selama ini, kau berada di dalam diriku, aku jadi heran padamu, Bajingan."
"Oh, hehehehe, tentu saja, aku dianugerahi kecerdasan melebihimu, Rey, jadi wajar saja jika wawasan dan pengetahuanku lebih luas darimu. Tapi tenang saja, aku ngomong begini bukan berarti merendahkanmu kok, aku hanya ingin, kau menikmati waktumu di sini, Rey."
"Sepertinya, wujud kebencianku ini adalah tipe pemaksa, ya. Sialan sekali. Jika itu maumu, baiklah, aku akan menurut, tapi sebelum itu, aku ingin kau memberiku makanan! Aku sangat lapar sekarang!"
*
*
*
Kami kini sedang berada di sebuah restoran bernuansa kuno, aku dan Si b******n Wiza duduk di meja yang sama, kami berdua memesan makanan di sini, dan ketika makanannya datang, aku langsung menghabisi makanan itu secara rusuh.
Berhubung aku memesan makanan cukup banyak, aku jadi kerepotan untuk menghabiskan semua makanan itu, tapi itu membuatku kenikmatan, sialan sekali. Saat aku sibuk dengan makanan, Wiza memulai pembicaraan denganku.
Dia hanya memesan minuman dingin, karena itulah, dia bisa santainya memulai obrolan denganku.
"Jadi, Rey, seperti yang kau lihat, rata-rata penghuni kota Layelfox adalah penyihir, bisa kau lihat dari penampilan mereka yang selalu menggunakan jubah serta topi kerucut, bahkan di restoran ini pun, semua orang yang makan di sini berpenampilan serupa, termasuk para pekerja restonya juga."
Aku hanya mendengarkan apa yang Wiza katakan tanpa menjawabnya, karena kondisi mulutku saat ini sedang sibuk mengunyah makanan lezat.
Lalu, Wiza kembali berbicara, "Dan semua penyihir dari Layelfox terikat dengan sebuah squad yang bermacam-macam, jika kau ingin mencari uang dengan cara menyelesaikan misi dari pusat, maka kau harus bergabung dengan sebuah squad penyihir."
"Squad penyihir? Omong kosong apa itu? Aku tidak peduli, aku tidak tertarik dengan semua itu! yang kuinginkan hanya pulang, itu saja!"
"Keras kepala sekali, ya, Rey. Hehehehehe, tapi aku akan membuatmu bergabung dengan salah satu squad di kota ini agar kau bisa menjadi seorang penyihir sejati-ah tidak, maksudku, menjadi seorang penyihir b*****t!"
Aku adalah seorang penulis di w*****d. Aku selalu menghabiskan waktuku dengan menulis di aplikasi itu, sampai akhirnya tiba-tiba sebuah pesan muncul di akun Wattpadku.
Setelah kusimak baik-baik, ternyata isi pesannya adalah sebuah ajakan untuk ikut serta dalam pertarungan antar penulis. Kukira 'pertarungan' yang tercantum di sana hanyalah kompetisi tulis-menulis, tapi setelah diriku datang ke tempat tersebut, ternyata pertarungan yang dimaksud adalah saling membunuh untuk bertahan hidup.
Aku juga disuruh untuk tetap melanjutkan ceritaku di tengah pertarungan, siapa yang berhasil menamatkan ceritanya sambil mempertahankan nyawanya, dia akan mendapatkan hadiah yang luar biasa besar.
Ini adalah kompetisi perebutan kekuasaan di antara para penulis w*****d.
***
Siang itu, setelah pulang sekolah, kurebahkan tubuhku di kasur, mengambil ponsel yang ada di tas lalu membuka aplikasi w*****d. Aku tersenyum melihat respon para pembacaku yang telah membaca publisan baru dari cerita CEO buatanku. Namaku adalah Anita, seorang gadis SMA yang telah menulis banyak cerita romantis bertema tentang CEO. Menurutku, itulah cerita yang saat ini sedang trending, jadi aku nyaman menulis tema itu. Dan lihatlah, jumlah pembaca di cerita baruku sudah hampir satu juta dan aku menyeringai senang melihatnya. Aku juga selalu menyisipkan adegan-adegan e****s di setiap bagiannya karena itulah bumbu utama yang dapat meningkatkan jumlah pembaca.
Masa bodo dengan hidup orang lain, apa pun akan kutulis agar ceritaku terus berada di ranking pertama di genre romantis. Haha. Aku akan menyingkirkan siapa pun yang berani menghalangi tujuanku itu.
Ting!
Tiba-tiba, ketika aku sedang asyik-asyiknya merespon para pembaca kesayanganku, ada sebuah pesan muncul di akun Wattpadku, karena penasaran, kuabaikan sejenak para pembacaku untuk membaca pesan tersebut. Namun, apa ini? Aku bahkan ingin tertawa setelah membaca isi pesannya.