Anne malam ini dipaksa menggunakan gaun Loise yang baru tadi sore mereka beli bersama, Loise mengatakan gaun itu adalah hadiah persahabatan mereka dan mau tidak mau Anne memakai gaun tersebut. Anne terlihat sangat cantik dan menawan, tubuhnya yang semampai kini terlihat sangat sempurna bak model-model ternama. Tesy dan Loise berdecak kagum melihat betapa memukaunya Anne.
Mereka pergi ke sebuah pesta yang dikatakan Loise menaiki mobil Tesy, menempeh perjalan tidak sampai dua puluh menit mereka tiba di sebuah klub tempat orang-orang kaya berada. Anne tahu klub yang berada di N Hudson Eve itu hanya akan di datangi oleh orang-orang kaya dan jutawan saja tidak seperti klub biasa seperti tempat dia bekerja. Mereka saat ini berada di kawasan Hollywood tempat dimana mobil-mobil sering terlihat dan bangunan mansion berharga ratusan juta dolar berada. Memikirkan itu serasa Anne pusing, entah kapan dia bisa memiliki satu property disana pikrinya.
Loise dan Tesy menyadarkan dia dari semua pemikirannya, dia lalu tersenyum aneh dan mulai mengikuti Loise dan Tesy yang berjalan di depannya. Loise di sambut oleh seorang pria disana dan dia memperkenalkan Anne dn juga Tesy, tidak seperti Tesy yang tersenyum ramah Anne merasa sangat risih dengan pria yang ada di dekat mereka saat ini. Tidak lama mereka diajak bergabung di salah satu meja dimana teman-teman dari Roland pacar baru Loise saat ini. Anne mencoba mengerti tentang Loise sahabatnya yang berpacaran dengan para pria tua, itu pilihan Loise dan dia tidak berhak menghakimi apa yang dilakukan sahabatnya itu.
Saat pesanan minuman mereka datang dua orang pria datang menghampiri mereka, pria ini terlihat adalah orang yang penting sampai pria lainnya dan termasuk Loise berdiri ketika dia datang menghampiri seolah mereka berdua adalah tamu kehormatan, karena semua berdiri Anne dan Tesy pun ikut berdiri menyambut dua orang itu. Anne mengerurkan kening seperti pernah mengenal pria didepannya saat ini.
“Hai Anne,” sapa pria itu membuat dia dan yang lainnya terkejut karena pria ini tahu nama Anne. Seketika Anne pun sadar dimana dia bertemu dengan pria ini dan dia tersenyum ramah karena tahu pria itu adalah pria yang baik yang pernah berkenalan dengannya.
“Hi Mr.Howard,” sapa Anne balik dan yang lainnya ikut menyapa pria bernama Levin Howard itu.
Kecanggungan yang Anne rasakan tadi seketika mencair karena kedatangan Levin dan dua temannya, mereka banyak bercerita banyak hal konyol yang dapat mencairkan suasana di meja mereka. Anne juga bersyukur karena Levin memberikannya orange jus untuk dia disaat yang lain memesan minuma alcohol dia dan Levin tetap minum jus. Levin memang duduk di sebelah Anne dan bercerita banyak hal yang menyenangkan Anne merasa nyaman berbincang dengan Levin karena pria itu layaknya seperti seorang ayah untuk Anne, Levin juga tidak menatapnya dengan liar seperti pria tua lainnya yang ada disana. “Anne aku dan Roland akan pergi lebih dulu kau bisa pulang dengan taksi ? Aku akan ganti uangnya nanti, please Anne.” Bisik Loise di telinga Anne dan menarik napas kesal Anne mengangguk, setidaknya masih ada Tesy pikirnya namun setelah menyadari tidak ada Tesy di sekitarnya lagi Anne pun baru sadar mengapa Loise memintanya untuk naik taksi. Tidak bisa dipercaya Tesy bisa secepat itu menemukan pria yang ingin mengencaninya dan dia juga tertarik.
“Ada apa ?” tanya Levin menyadari jika Anne sedang gelisah.
“Tidak ada hanya saja sepertinya aku harus segera kembali karena teman-teman ku juga sudah pergi.”
“Mereka menikmati malam mereka, kau tidak ingin menikmatinya Anne ?” tanya Levin kali ini tatapan mata pria itu berbeda dari yang tadi Anne lihat dan dia tidak suka hal itu. Levin juga mengulurkan tangannya meraih lengan Anne yang langsung Anne tepis. “Aku ke sini bersama teman ku tapi bukan berarti aku sama dengan mereka. Jaga sikap anda Mr.Howard.” Anne terlihat berang namun dengan santainya Levin ikut berdiri dan mendekat kearah Anne, dia mengusap pipi Anne yang merah akibat amarahnya. “Aku juga di sini untuk membantu mu bersenang-senang menikmati hidup ini Anne, tapi jika kau tidak setuju maka tidak apa-apa aku tidak akan memaksa mu sayang.” Sepertinya sifat asli Levin sudah keluar dan Anne tidak percaya dengan hal ini dia langsung pergi dari tempat itu sementara Levin mengumpat namun kemudian tersenyum aneh.
“Berhentilah kau untuk bermain-main dengan wanita muda, kau lihat wanita tadi benar-benar tidka menyukaimu.”
“Dia hanya belum tahu sensasinya Tom, kau tenang saja hanya tinggal menunggu dia bosan dengan kehidupan sulitnya maka dia akan datang padaku.” Levin tertawa lalu kembali masuk kedalam klub itu.
Levin ada disana saat pertama kali Anne turun dari mobil dia sudah melihat dari tempatnya dan dia tidak percaya wanita yang terlihat lugu seperti Anne bisa ke tempatnya dengan gaun yang sangat seksi digunakan wanita itu meski gaun itu terbilang cukup menutupi tubuh Anne dan tidak terbuka namun entah mengapa Levin melihat Anne sangat seksi menggunakannya. Melihat Anne dari kejauhan dan beberapa pria seumurannya menatap Anne dengan tatapan mereka membuat Levin tidak tahan maka dia mendekati Anne dan teman-temannya dan beruntung Anne masih ingat wajahnya yang tampan itu.
Melihat Anne mala mini begitu indah membuat Levin tidak sabar untuk membuat wanita itu mengeluarkan suara merdu menyebutkan namanya, Levin rasanya hampir gila dan kali ini dia benar-benar akan mencari tahu tentang siapa Anne. Dia ingin membuat Anne bertekuk lutut kepadanya dan Anne pasti akan dia miliki.
Levin menelpon kaki tangannya untuk mencari tahu semua tentang Anne dan juga dua temannya yang datang tadi. Hanya dengan foto Levin bisa mendapatkan semua info yang dia inginkan. Levin meminum jus milik Anne dan tersenyum puas, malam ini dia tidak akan menikmati minuman keras dan wanita, dia hanya menginginkan Anne mulai malam ini. Gelora dalam diri Levin benar-benar besar dan rasa ingin memiliki Anne itu terdengar akan sangat gila, tapi Levin tidak akan memakai cara licik mendapatkan Anne, dia hanya akan menunggu saatnya Anne tiba di hadapannya dengan memohon.
Sementara itu Anne di dalam taksi tidak habis pikir ternyata Levin yang dia pikir berbeda ternyata sama saja dengan pria tua mata keranjang . Anne turun dari taksinya menuju rumah dimana dia tinggal beberapa waktu lagi, tapi dia sangat terkejut karena di depan pintu rumah itu terdapat buket bunga dan juga surat. Anne membuka surat itu dan berpikir akan memberikannya kepada pemilik buket indah itu namun ternyata nama di surat itu adalah untuknya. Anne tersenyum merona membaca tulisan di surat itu.
‘Zaman sudah sangta canggih namun aku masih menggunakan surat untuk mengungkapkan isi hatiku, baiklah Anne aku ingin jujur padamu jika aku tidak bisa melupakan mu sejak pertemuan kita malam itu. Jika kau berkenan maukah kau menemui ku besok sore di taman kota ? aku akan menunggu mu disana.’
Anne melihat buket bunga itu dan dia menciumnya, rasa kesalnya dari klub tadi hilang begitu saja.
Bersambung...