Part : 1

1751 Kata
Adalah seorang petani muda berusia 21 tahun bernama Li Jun. Dia tinggal di desa bersama kedua kakek neneknya. Orang tua nya tewas saat desa nya diserbu oleh tentara musuh 20 tahun lalu. Dia saat itu masih bayi dan berhasil lari dari pembantaian tentara musuh. Kakek nenek nya membesarkan dia sampai saat ini. Sang kakek dulu adalah seorang pendekar kungfu. Dia saat itu tidak mampu melawan banyak tentara musuh yang menyerbu desa nya. Semua penduduk desa tewas dibantai tanpa kecuali. Li Jun diajari kakeknya beladiri untuk membalas dendam kematian kedua orang tua nya. Meski dia kini sudah ahli beladiri tapi dia tetap rendah hati dan cenderung untuk menghindar dari keributan kecuali situasi sangat terpaksa. Suatu hari, tentara dynasty Qing mengadakan wajib militer. Semua pria di atas 18 tahun diwajibkan ikut kecuali cacat fisik dan mental. Li Jun yang kebetulan memiliki fisik yang memenuhi syarat tentu saja dipilih. Dengan tinggi 180 cm dan tubuh atletis karena bekerja sebagai petani untuk menyambung hidup, jelas saja dia tidak bisa lari. Dengan terpaksa Dia ikut wajib militer dan mengabdi pada Dynasty Qing. Dengan kemampuan beladiri yang di atas rata rata, dia langsung ditempatkan di medan perang. Di bawah pimpinan jendral Cao Ni Ma, mereka berangkat berperang melawan tentara musuh dari dynasty Tang. Jendral Cao Ni Ma terkesima dengan kemampuan beladiri Li Jun. Bahkan dia sendiri merasa minder karena Li Jun memiliki kemampuan yang lebih hebat dari dia. Tak terhitung berapa banyak musuh yang sudah tewas di tangan Li Jun. Kini Dia sendiri berhadapan dengan jendral musuh yang tangguh. Dengan kemampuan beladiri warisan sang kakek, dia melawan jendral musuh yang sedang menunggangi kuda hitamnya. Meski Li Jun tidak memiliki kuda, dia memberikan perlawanan sengit dan tak ada rasa takut sama sekali. Pedang yang dia pakai untuk menghabisi semua lawannya kini diarahkan ke jendral bertubuh besar itu. Tombak sang jendral mampu menghalau serangan Li Jun dengan gesit. Li Jun dan sang jendral musuh saling bertukar serangan. Melihat suasana dan situasi semakin kacau, dengan sangat terpaksa dia melukai kuda itu sampai sang kuda berteriak dan menjatuhkan sang jendral ke tanah. Kuda itu lari tak terlihat lagi meninggalkan tuan nya. Kini mereka berdua saling bertatapan. Jendral musuh itu tak percaya kalau tentara biasa saja mampu membuatnya terjatuh. Merasa sangat terhina dan dipermalukan, dengan ganas jendral itu menyerang Li Jun bertubi tubi tanpa henti. Li Jun yang memiliki reflek luar biasa itu menghindari semua serangan sang jendral musuh. Sang jendral yang berpakaian berat itu sudah mulai kelelahan. Frustrasi, jendral itu melancarkan serangan tombak berputar yang menjadi jurus andalannya. Belum pernah ada lawan yang selamat dari serangan itu. Saat jurus itu dikeluarkan, semua lawan pasti tewas. Kepala pasti putus dan pastinya lawan langsung kabur. Sayangnya lawan jenderal itu bukan sembarang orang. Dengan sigap dan tangkas, Li Jun menghindari serangan tombak maut itu. Batu besar Di dekatnya langsung terbelah. Sebelum batu itu terbelah, sang jendral berdiri kaku. Matanya melotot dan mulutnya terbuka lebar. Darah keluar dari mulutnya. Li Jun menghindari serangan itu dan dengan cepat, dia langsung menghunus pedang itu ke perut jendral musuh. Dia pun tewas. Kepala jendral itu dipenggal di tempat dan Li Jun mengangkat kepala itu dan berteriak kencang. Melihat pemandangan horor itu, tentara lawan lari ketakutan. Kemenangan telak diraih oleh Dynasty Qing. Jendral Cao Ni Ma sangat bangga dengan pencapaian tentara nya itu. Sepulang dari medan perang, jendral Cao Ni Ma diberikan hadiah dalam bentuk uang dan tanah. Sayang saat itu Li Jun "belum dianggap". Dia pasrah dan tidak peduli. Di pikirannya hanya kembali dengan selamat juga menang. Dia selamat dan menang. Apalagi yang dia cari? Alhasil, para tentara yang direkrut itu akhirnya dibebaskan alias diizinkan pulang kampung. Li Jun pulang dan disambut hangat oleh kakek nenek nya. Di desa Li Jun ada seorang gadis cantik bernama Pang Hui. Kakek nenek nya menjodohkan sang cucu dengan gadis cantik yang merupakan kembang desa berusia 19 tahun itu. Orang tua sang gadis sangat senang karena kakek Li Jun dulu adalah seorang pendekar tersohor pada masanya. Mereka berdua sebetulnya sudah dijodohkan sejak kecil tapi mereka jarang bertemu karena anak perempuan dulu hanya sibuk membantu urusan rumah tangga dan jarang keluar rumah. Mereka berdua senang senang saja karena Li Jun juga tampan dan pemuda yang jujur. Li Jun sendiri pernah menyelamatkan Pang Hui saat dia sedang mau diperkosa oleh beberapa bandit. Dari kejadian itu, Pang Hui mulai tertarik dengan Li Jun dan Li Jun sendiri terpesona oleh kecantikan Pang Hui tapi karena keadaan, mereka jarang berjumpa sampai mereka tahu kalau mereka telah dijodohkan. Mereka akhirnya dinikahkan dengan acara sederhana dan saat itu negara sedang berada dalam kondisi tidak kondusif, jadi bukan tak mungkin Li Jun akan kembali dipanggil untuk berperang lagi. Setelah menikah, mereka akhirnya akan segera menikmati malam pertamanya sebagai suami istri. Di kamar itu, dengan malu malu, sang gadis duduk di atas ranjang. Wajah cantik nya masih ditutupi tudung merah. Li Jun mendekati istrinya dan menyingkap tudung itu. Dia mengangkat dagu istrinya yang masih malu. Seperti kebanyakan perempuan di masa lalu, seks adalah hal tabu bagi wanita. Pemuda itu kini mencium bibir istrinya yang cantik dan ciuman itu sayangnya tak dibalas oleh sang istri. Li Jun meyakinkan sang istri untuk tidak malu lagi karena mereka sudah sah. Meski Li Jun bukan pria c***l tapi bukan berarti dia tak tahu apa yang harus dilakukan. Akhirnya A Hui membalas kecupan dan ciuman sang suami. Dalam waktu singkat saja, kedua pakaian mereka kini berada di lantai. Sepasang pengantin baru itu kini sudah berasa di atas ranjang dan telanjang bulat. A Hui masih malu malu tapi sudah mulai terangsang. Kulit putih mulus itu diraba raba oleh suaminya yang tampan. p******a indah itu kini dijamah dan dimainkan oleh sang suami. A Hui masih malu tapi dia menikmati kelakuan suaminya terhadap dirinya. Dia akhirnya tak bisa menahan diri lagi. Alhasil... dia mulai mendesah dan mengikuti insting nya sebagai wanita. Mata mereka saling bertatapan. Mereka kembali berciuman. A Hui yang tadi malu malu sekarang menjadi lebih buas dari pada suaminya. Dia kini malah menciumi bibir suaminya. Sang suami tak mau kalah. Mereka saling berciuman di tengah dingin nya malam. Ciuman itu berakhir dan sang suami menatap p******a sang istri yang indah itu. Montok dan proposional. Wanita muda itu menunduk malu saat bagian yang senantiasa ditutupi itu kini dilihat oleh seorang laki laki. Muka wanita muda itu memerah. Sang suami tak peduli. Dia raba raba dan remas p******a itu dengan pelan dan lembut. p****g s**u itu diputar putar oleh jari nya. A Hui mendesah dan tertawa kecil karena geli. Pemuda tampan itu kini mulai menyusu di d**a gadis itu. Dia merasa geli saat lidah sang suami menjilati p****g susunya. Setelah puas menyusu dari p******a sang istri, dia kini menatap kemaluan sang gadis. Kedua kaki itu masih merapat sampai kedua tangan suaminya membuka lebar kedua kakinya dan bagian paling intim itu akhirnya terlihat jelas. Selama beberapa detik v****a perawan itu diamati oleh sang suami. Dia memberikan kecupan di v****a istrinya. "Ah Sayang. Ah... geli. Jangan Di situ sayang... ahhhh ohhh ahhh" desah nya saat lidah itu mulai menari nari di v****a sang istri. Rambut kemaluan tipis menghiasi v****a itu. Sang istri merasa sangat malu saat kemaluan nya terlihat jelas. k******s itu diputar putar oleh jarinya. Desahan memenuhi kamar pengantin itu. Setelah v****a itu sangat basah, p***s pemuda tampan itu akhirnya mulai mencoba memasuki v****a sang istri. Dengan pelan kepala p***s itu masuk ke dalam v****a nya. Pelan tapi pasti. Istri nya mulai meringis kesakitan. Air mata mulai menetes dan membasahi wajah cantik jelita nya. Sang suami mencium pipi istrinya agar dia merasa tenang. Akhirnya p***s itu masuk sepenuhnya ke dalam v****a sang istri. Keperawanan yang dia jaga selama ini akhirnya diserahkan malam itu juga. Sang istri berteriak dengan kencang dan menangis menahan sakit. Li Jun dengan pelan memompa v****a istrinya. Dia yang masih kesakitan itu pelan pelan mulai menikmati goyangan p***s suaminya. Suara merintih kesakitan mulai berubah menjadi desahan. "Su...suami...suami ku..... ohhh ahhh...enak.... ohhh...nikmat ....ahhhhh Sayangku.... ohhhh" resah nya. "Sabar Sayang. Uh.... ahhh ahhhhh.. sungguh hangat sekali... ahhh... sayangku.. istriku.. uhhh. Rasanya Seperti.... uhhhh dipijat pijat.... ohhhhh... ahhh....enak sayang..." kata pemuda yang baru saja melepas keperjakaan nya. Pemuda itu kini mulai mempercepat gerakannya dan istrinya semakin berteriak tak karuan. Setelah lebih dari 5 menit memompa v****a yang sudah tak perawan itu, v****a wanita muda itu menyemburkan cairan bening yang deras. Dia mendapatkan o*****e nya. Wanita muda itu mencengkeram punggung suaminya. "Aahhhhhhhh...." teriaknya. Sang suami terus memompa v****a itu dan dia akhirnya tak kuasa melawan kehangatan v****a itu dan akhirnya... dia mendapat o*****e nya. Air main itu dikeluarkan di dalam v****a istrinya. Rahim A Hui terasa sangat hangat. A Hui kemudian menghembuskan nafas nya dengan panjang. Dia merasa sangat lelah. Sang suami terjatuh di tubuh indah istrinya yang telanjang itu. p***s itu dicabut dari v****a istrinya. Dia berbaring di samping sang istri dan langsung merangkul istrinya. Sang istri kini bersandar di d**a suaminya. Rambut panjang sang istri dibelai dengan lembut. Tak lama kemudian, sang istri duduk di ranjang dan menatap benda yang membuatnya berteriak kesakitan tadi. Penis itu mulai mengecil dan melemah setelah o*****e dahsyat. A Hui dengan berani memegang p***s itu dan mengocok nya. Tangan lembut itu memainkan dan memijat p***s suaminya. Tak terasa p***s itu berdiri tegak lagi karena sentuhan tangan sang istri. Sang istri sontak kaget melihat benda itu membesar lagi. Dia berteriak kaget. "Ahhh... kenapa itu membesar??" Teriaknya... "Istriku. Sentuhan tangan mu yang sangat lembut itu memberikan sensasi yang luar biasa. Aku sangat suka ketika tangan dan jari jari lembut mu menyentuh p***s ku." Kata Li Jun dengan lembut. A Hui masih menatap benda itu dengan heran. Dia Akhirnya memegang p***s itu lagi dan mengelus nya dengan lembut. Sang suami kini mendesah. Istrinya tertawa kecil. Dia tak tahu kalau tangannya mampu membuat laki laki itu mendesah. Dengan berani dan didorong niat untuk membalas jasa, A Hui mendekati wajahnya dan berniat untuk memberikan oral seks ke suaminya. "Sayangku. Aku mau membersihkan kemaluan mu dengan mulutku. Aku harap kamu suka." Katanya malu malu. Mulut A Hui akhirnya mulai bekerja. Penis itu mulai dikulum oleh mulutnya dengan lembut dan penuh perasaan. Kepalanya naik turun naik turun. Sang suami meremas ranjang karena tak kuasa menahan kenikmatan dari mulut istrinya. Setelah selesai, lidah A Hui menjilat semua batang kemaluan sang suami sampai bersih mengkilap. "Sayangku. Aku harap aku sudah melayani dirimu dengan baik. Aku sangat mencintaimu." Kata A Hui dengan mata sayu berbinar binar. "Aku juga sangat mencintaimu. Suatu hari, rahim mu akan mengandung anak kita. Aku akan menjadi suami yang baik dan senantiasa menjaga dirimu." Kata Li Jun. Mereka berdua Akhirnya membersihkan diri dan langsung tidur berpelukan di tengah dinginnya malam.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN