Part : 14 ( Tamat )

3080 Kata
Mereka berdua mulai saling serang dengan tangan kosong. Jun yang ahli beladiri mengeluarkan beberapa tendangan ke arah musuhnya tapi semua masih bisa dihindari dengan mudah. Wan kemudian menyerang balik dengan beberapa kombinasi pukulan dan tendangan. Jun juga menghindari semua serangan dari musuhnya. Jun yang sangat murka menyerang dengan beberapa pukulan dan tendangan ke d**a musuhnya. Kematian anaknya menjadi motivasi sendiri untuk melawan dan membunuh lawannya ini. Mereka berdua masih saling serang dan belum ada yang terluka sampai saat ini. Mereka terus berkelahi dan kekuatan mereka masih seimbang. Sementara itu si gerbang utara masih terlihat kondusif dan aman. Gerbang utara senantiasa aman dan sangat kokoh. Musuh belum pernah ada yang melewati gerbang itu karena sering banyak razia. Kalaupun ada yang mencoba nekad lewat gerbang utama, mereka langsung lari melihat tentara khusus dengan rompi hijau yang siap menghabisi mereka semua. Itu sebab Semua musuh cenderung menjauh dari sana dan memilih 3 gerbang lain nya demi keselamatan mereka. Gerbang barat dan timur dibantu oleh kondisi alam yang menguntungkan kerajaan karena banyak lubang dan tanjakan sehingga sering terjadi kemacetan dan mempermudah tentara kerajaan untuk menyerang balik. Gerbang barat masih tetap aman tapi yang timur mulai sedikit bermasalah. Apalagi sejak Teng menjadi gegabah sejak Na Si tewas terkena panah musuh. Untunglah dengan bantuan ajudan Jun, gerbang bagian timur masih relatif aman dan terkendali. Tentara kerajaan mulai banyak yang berjatuhan tapi tentara musuh sudah banyak yang tewas. 5000 pasukan khusus itu mulai dipecah. 1000 dipindahkan ke utara dan 1000 ke timur. 1000 lagi ke barat dan sisanya tetap di selatan. Sejauh ini sudah 50% tentara Musuh mulai berjatuhan. Jun masih bertarung dengan sengit melawan musuh nya. Tiba tiba Wan berhenti. "Hahaha. Kamu kelihatan stress dan mulai kehilangan taji mu sejak anakmu tewas. Aku lah yang menembak panah itu ke lehernya. Ngoahahahhaa." Kata Wan sambil tertawa. Jun seperti disambar petir. Dia berteriak dan menyerang musuhnya dengan sadis dan cepat. Wan tidak tahu kalau dia sudah melakukan kesalahan yang sangat besar. Wan melihat celah dari serangan Jun untuk menyerang balik. Pukulan itu tepat mengenai dadanya. Jun yang sudah murka tentu saja tidak merasa sakit. Dia kini menyerang dengan sebuah tendangan yang ditahan oleh tangan Dan. Wan tidak menduga tendangan Jun begitu kuat dan hampir dia sendiri hampir jatuh. Dia kaget dan tak percaya melihat Jun seperti orang gila. Jun terus melakukan serangan serangan tanpa henti. Wan mulai kewalahan. Dia mundur beberapa langkah dan mengambil busur juga anak panah nya. Wan dalam 1 detik saja langsung menembak panah itu ke Jun. Jun yang Sudah kesetanan itu hanya menepis panah tadi. Wan kaget dan dia mengambil 3 anak panah dan ditembak ke Jun. Semuanya bisa dihindari dan Wan tentu saja sangat heran dan geram. Ketakutan mulai muncul di hatinya. "Tak seharusnya aku kasih tahu dia kalau Aku yang bunuh anaknya." Kata Wan dalam hati. Wan kemudian kembali menyerang Jun. Kali Ini dengan pedang nya, dia mencoba menghunus d**a Jun tapi pedang itu malah patah karena tinju Jun yang kuat. Wan kini semakin ketakutan. Sungguh dja menyesal membunuh anak Jun. Dibakar api dendam, Jun langsung menyerang lagi tanpa henti apalagi Wan sudah tidak bersenjata. Ada puluhan tinju dilayangkan ke Wan. Dia tak bisa melawan balik dan hanya bisa menghindar dan menangkis. Tangannya sudah kesakitan menahan serangan Jun yang menggila. Melihat musuh sudah melemah, Jun langsung menggunakan jurus paling mematikan yang tak akan pernah dia pakai sampai hari ini, jurus jari Kho Bel An. Jurus itu bisa menghancurkan pohon besar dalam sekali pukul. Wan kini menjadi sasaran jurus itu. Sekali Jun menyerang, d**a Wan langsung ditembus oleh tangan Jun. Wan tewas. Jun berteiak kencang. Dia mengambil pedang nya dan memenggal kepala Wan. Kepala itu diangkat tinggi dan diperlihatkan ke semua tentara Musuh. Mental mereka semua langsung jatuh dan mereka lari ketakutan. Jun memimpin anak anak nya dan calon menantu nya untuk membantai semua tentara Musuh sampai habis. Semua pintu gerbang dibuka dan tentara kerajaan yang tersisa maju menyerang dan membantai semua tentara Musuh. Acara pembantaian berakhir dalam waktu 3 jam tepat sebelum senja tiba. Para tentara dari 2 kerajaan kembali ke benteng. Semua pintu gerbang kembali ditutup rapat. Kematian Na Si menjadi harga mahal untuk kemenangan ini. Semua adik adik nya menangisi kematian sang kakak. Mereka sangat sedih menerima kenyataan bahwa sang kakak setelah gugur. Anak anak Wan juga tewas dibunuh oleh anak anak Jun dan tentara nya. Kemenangan mutlak resmi menjadi milik kerajaan. Negara negara yang dijajah oleh Wan telah merdeka. Nama Jun semakin dikenal oleh banyak negara sebagai pahlawan. Penghargaan yang diberikan kaisar juga luar biasa besar namun itu sia sia karena anak sulung nya gugur dalam medan perang. Jun lagi lagi diberikan seorang istri baru yang masih sangat muda berusia 18 tahun. Dia bernama Xi Mu Da. Jun memilih untuk tidak merayakan pernikahan nya dengan isrri barunya karena usia sudah tua dan istri baru nya saja lebih muda dari anak anak gadis nya tapi Jun menolak gadis itu sampai 1 tahun kemudian karena mereka sedang dalam suasana berkabung. Jun sendiri merasa aneh saat mau menikahi gadis itu karena serasa seperti menikmati anak gadis nya sendiri rasanya. Dikarenakan sedang berkabung, Jun tidak akan menjamah istri baru nya dalam waktu dekat ini. Dia akan ditahan di istana dulu sampai waktunya tiba, baru akan dibawa ke rumahnya. Istri istri Jun sangat senang dengan kebahagiaan suami nya dan gadis cantik itu akan disambut dengan hangat oleh istri istri Jun dan anak anak gadis nya. Sungguh bahagia hati Jun. Gadis cantik yang sudah jadi istri nya itu diperlakukan lebih seperti anak nya daripada istrinya. 1 tahun berlalu, kedua anak gadis Jun, Ma Ta akan menikah dengan seorang jenderal muda itu, Lu Ba Bi. Sementara E Dan sudah berpacaran dengan Cu Ka. Sa Yu masih belum mau menikah karena dia sendiri masih sedih dan sibuk menghibur kakak nya yang juga masih sedih dengan "caranya" sendiri. Lu A Su pun paham dan dia menunggu sampai A Yu siap. A Teng sendiri belum memiliki pasangan hidup dan hatinya masih terbawa oleh gadis bule yang tak kunjung kembali (korban Php) dan sementara hanya dibantu oleh Sa Yu untuk menghibur Teng. Anak anak Jun yang lain juga memilih untuk tetap single sementara ini. Pekerjaan mereka masih banyak karena negara sedang dalam masa pemulihan. Mereka yang setia dengan negara menunda urusan pribadi mereka dulu. Jalur perdagangan yang tadi sempat tertutup karena perang, akhirnya kembali dibuka lagi, ekonomi kembali hidup serta harga indeks saham dynasty Qing juga mulai meroket begitu juga dengan nilai valas nya yang mulai menjadi patokan mata uang dunia. Hari itu pun tiba. Lu Ba Bi dan Li Ma Ta akhirnya menikah. Mereka berdua sudah lama menjalin kasih dan akhirnya memutuskan untuk mengikat janji setia. Acara pernikahan mereka berlangsung dengan cara militer juga ada acara pedang pora. Pesta berlangsung cukup meriah. Ma Ta sendiri masih berkabung atas kematian kakaknya tapi ya mau gak mau harus move on. Malam pertama akhirnya tiba. Ba Bi sejak dulu mengagumi kecantikan gadis ini penasaran akan keindahan yang tersembunyi di balik baju besi nya yang selalu dia pakai. Sekarang dia akan melihat keindahan surgawi yang disembunyikan selama ini. Sebagai seorang suami nya yang sah, tentu saja dia berhak penuh atas keindahan tubuh jenderal wanita yang cantik itu. Malam ini, sang jenderal tidak menggunakan jubah besi nya, tapi gaun pengantin merah yang indah. Mereka berdua yang sudah tak tahan itu langsung berciuman dengan penuh nafsu. Dua insan itu berguling guling sambil berciuman di atas ranjang sampai pakaian mereka berdua lepas dan jatuh ke lantai. Dua Jenderal itu kini sudah sama sama telanjang. Ba Bi sungguh terpesona menatap keindahan tubuh jenderal wanita itu. Buah d**a nya sangat indah, putih halus dan lembut dihiasi p****g s**u berwarna pink. Ma Ta tertunduk malu saat Ba Bi menatap keindahan payudaranya yang simetris itu. Wajahnua memerah karena lelaki tampan itu sedang menatap tubuh telanjang nya. Sesekali Ma Ta menatap balik suaminya sambil tersenyum malu. "Hai jenderal cantik. Janganlah kamu malu lagi, sayangku. Kita sudah resmi menjadi suami istri. Mari kita lakukan apa yang selayaknya dilakukan pengantin baru di malam pengantin nya." Rayu Ba Bi ke istrinya yang sangat cantik pada malam itu. A Bi lagi lagi menatap tubuh indah gadis itu sampai ke bawah. Kemaluan nya bersih tanpa sehelai rambut di v****a nya karena sering dicukur. Mereka kembali lagi berciuman. Tangan A Bi kali ini mulai berani meraba raba p******a istrinya. Jantung lelaki perjaka itu berdebar debar saat menyentuh p******a indah yang lembut dan berisi itu. p****g s**u itu dimainkan dengan jari jari nya. Sang Jenderal wanita itu mendesah berkali kali saat bagian yang sensitif itu dimainkan dan diraba raba serta diremas oleh lelaki idamannya. "Aahhh kak.. ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh geli. Ahhh hmmm.. enak...ahhh ...lagi kak.. enak..." desah nya. Ba Bi semakin bernafsu dan dia langsung menyusu ke jenderal wanita yang cantik itu. Suara kencang nya di medan perang berubah menjadi desahan merdu di atas ranjang. Lidah Bi menjilati p******a indah itu. Ujung lidah nya memainkan p****g s**u berwarna pink itu seolah Bi sedang menjilati smoothie strawberry. "Oh nikmat.. geli kak... lagi kak... Enak banget... ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH terus." Desah nya. Tubuh gadia yang akan diperawani itu bergoyang goyang. Kedua kaki nya tak bisa diam karena v****a nya sudah tak sabar ingin disentuh dan diperawani oleh kemaluan Bi. Setelah puas menyusu di d**a jenderal cantik itu, Bi turun ke v****a nya. Ma Ta sangat malu saat v****a nya dilihat oleh Bi dan dengan cepat dia menutup kakinya. Meski sudah resmi menjadi suami istri, Ma Ta tetap merasa malu. Dia hanya pernah telanjang saat bersama ibu kandung nya, Ma Lu saat mandi berdua. Meski sudah dewasa, Sa Yu dan Ma Ta masih suka mandi dengan ibu kandung nya. Biasa lah. Wanita. Meski di seorang jenderal, dia tetap perempuan. Garang di medan perang tapi manja di rumah. "Istriku Yang cantik. Aku mau melihat keindahan lubang peranakan milik mu. Tolong buka kedua kaki mu yang indah bagaikan busur panah ini." Rayu Bi. Dengan pelan, dia membuka kedua kaki nya sambil menutup kedua matanya. Terbuka sudah bagian intim gadis itu. Sang suami sangat kagum dengan keindahan v****a istrinya yang dirawat itu. Dia kemudian mencium v****a sang gadis seolah ciuman itu adalah perpisahan dengan keperawanan nya karena nanti dia tak akan lagi perawan. "Ah..." desah gadis cantik itu. Jilatan lidah suami nya kini akan membuat gadis itu semakin mendesah bahkan berteriak minta ampun. "Ahhhhhh ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh enak... terus... ohhhhh jangan berhenti" teriak nya sambil memegang kepala suaminya. Vagina itu sudah basah. Sang suami Kini menyodorkan tongkat nya ke mulut sang istri. Dia kaget saat melihat benda yang akan mengambil keperawanan nya itu nanti. Malu dan kaget juga takut tapi sang suami meyakinkan kalau benda itu akan memberikan kenikmatan luar biasa. Gadis itu percaya dan mulai memberikan oral seks ke suami nya yang padahal tidak diminta oleh suami nya yang awalnya cuma mau memamerkan benda itu ke istrinya saja. Lidah gadis itu menjilati semua permukaan p***s suaminya... "ohh.. Enak dek.. enak.. terus di... ohh jilat... in... nah iya... kayak gitu dekk... ohhhh" desah pria c***l itu. Setelah selesai dijilat, p***s itu dimasukan ke mulutnya dan dikulum. "Man... tul.... gila.... oh yes....ahhhh" desah nya pria itu. Setelah istrinya selesai, mereka berdua berciuman lagi dan sang istri langsung mengarahkan p***s nya ke v****a istrinya. Vagina perawan yang sudah basah itu akhirnya jebol dengan mudah tanpa perlawanan sengit. Sambil berteriak, gadis itu memeluk punggung suaminya dengan erat. "Oh Sayangku... suamiku.... kita akhirnya bersatu... oh...." desah nya Sambil meneteskan air mata.. "Istriku... kita sudah bersatu.. bersetubuh... tubuh kita menjadi 1." Kata suami nya yang mulai ngaco karena jepitan maut v****a istrinya. Dengan semangat, sang suami memompa v****a sang istri. Jleb. Plak plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok plok. Suara 2 insan yang sedang memandu kasih itu menggema di semua ruangan kamar pengantin. "aahhh ampun aahhh ampun aahhh ampun aahhh ampun aahhh nikmat.. lagi... jangan... jangan pernah... ahhh berhenti... ihhh ohhh ahhh " teriak sang istri yang mulai mendekati o*****e nya.... "Suamiku... aku... tiba... arghhh enaknya.... mamaaaaaaa" teriak gadis itu yang latah menyebut ibunya. "Sayangku... tahan.... jepitan meki kadut mu enak bener.... ahhhhhh" sang suami menyusul dan menyemburkan semua cairan s****a nya ke dalam rahim gadis itu sampai habis. "Oh Sayangku. Rahimku... hangat... enak.... Enak... ena Ena Ena.. wik... wik..ohhj" desah sang jenderal wanita. Penis itu kemudian dicabut dan mereka berdua berbaring dalam keadaan telanjang. Ma Ta merebahkan kepalanya di d**a suaminya yang berotot itu. Rambut gadis itu dibelai dengan lembut dan penuh kasih sayang. "I love you..." kata sang suami..."aku jg Sayang kamu beb" jawab sang istri. Sementara itu, ada seorang pria dewasa yang sedang akan menikmati nikmat nya daun muda dengan tambahan sambel terasi. "Nyam.. enak juga.. mengobati rindu sama ketoprak. Lalapan enak ini. Nyam nyam nyam...daun nya masih muda.. segar pula. Apalagi daun ini yang kayak 5 jari. Bikin mabuk kepayang..." kata Jun yang sedang menikmati makan siang nya. Jun sedang ketagihan dengan lalapan khas mahajapit apalagi dengan bumbu terasi nya. Karena negara sudah aman, para pedagang dari mancanegara kerap berdatangan membawa banyak budaya baru termasuk makanan. Pelabuhan kini semakin ramai seperti tanjung priok karena bebas cukai dari pemerintahan. Jun, Hari ini alias malam ini akan segera menikmati daun muda yang sesungguhnya. Xi Mu Da dinikahkan tanpa perayaan untuk menghormati Na Si yang gugur membela negara. Malam telah tiba, matahari sudah tenggelam dan bulan sabit tanpa palu sudah muncul di langit. Jun menatap gadis cantik imut yang sedang duduk tertunduk malu di kamar pengantin itu. Rasa malu, bangga, senang dan bahagia berkecamuk di dalam batin nya karena malam ini di atas ranjang yang sedang dia duduki saat ini, keperawanan nya akan diambil oleh sang pahlawan. Tubuh indah nya yang masih berkembang itu akan dilihat dan dijamah sepenuhnya oleh sang jenderal. Tak lagi ada yang bisa dan akan ditutupi. Dia akan membuka dan memperlihatkan tubuh indah nya yang selama ini dia jaga ke sang suami. Jun mendekat sambil mengunyah timun dengan sambel terasi nya. Setelah selesai makan lalapan kesukaannya, dia mendekati gadis itu dengan senyum c***l dan penuh nafsu. "Cantik. Godain papa dong. Sini yuk papa pangku. Biar kamu gak malu malu lagi sini..." rayu Jun ke gadis muda yang lebih muda dari anak anak gadisnya sendiri. Gadis itu menurut saja dan duduk di pangkuan Jun. Setelah itu, bibir Jun mendekat wajahnya dan mencium mesra pipinya. "Dedek cantik. Yuk jangan malu. Anggap saja papa sendiri. Yuk sini. Papa buka bajunya." Ledek Jun yang seperti gigolo itu. Tangan nya mulai membuka pakaian gadis itu dengan tangkas dan cepat. Gadis itu sudah pasrah dan tidak melawan selain tersenyum malu saja. Jun kemudian menggendong gadis itu dan meletakkannya di atas ranjang. Baju gadis cantik itu sudah mulai terbuka dan dengan pelan, Jun melepas pakaiannya 1 demi 1 sampai telanjang bulat. Tubuh indah itu mengingatkan dia pada Ai Hui, istrinya yang pertama yang sudah meninggal dunia dulu sekali. Dia kaget karena dia merasa Ai Hui terlahir kembali atau dia kembali kr masa lalu saat masih muda. Dengan lembut, Jun mencium bibir nya dan mengecup nya dengan penuh kasih sayang seperti yang dia lakukan ke Ai Hui saat malam pertamanya. Gadis itu masih malu malu sampai dia mulai mengikuti instingnya dan rasa memiliki kewajiban sebagai seorang istri yang baik. Jun yang sudah telanjang itu semakin bersemangat saat Mu Da mulai merangkul lehernya tanda dia mulai menikmati cumbuan Jun. Mu Da yang awalnya pendiam itu mulai mendesah. Lidah nya Mu Da mulai menjilati bibirnya sendiri. Jun semakin bernafsu melihat istri muda nya itu semakin b*******h. Jun kemudian langsung turun ke v****a nya yang sudah dicukur habis oleh A Mi, istri nya yang paling tua atau lebih mirip g***o di abad 21. Dengan iseng, Jun menunjuk nunjuk v****a perawan yang gundul itu... "duh. Papa gemes banget ama si gundul ini. Lucu. Nanti papa buat kamu jadi mamah muda ya sayang.. mau kan mengandung benih nya papa?" Ledek Jun yang lebih mirip p*****l daripada suami yang baik. Jun memang jadi suka bercanda setelah perang dengan Serigala Kilat. "Ah papa... jangan dong pa. Eh maksudnya jangan sekarang. Gimana mau jadi mamah muda? Burung nya aja belum mamah Lihat.. " goda gadis itu yang sudah sangat pasrah dan mulai cuek alias tak ada rasa malu lagi seperti kebanyakan perawan. Jun semakin bernafsu. Dia dengan bangga nya berdiri memperlihatkan kemaluan nya yang sudah berdiri tegak. Mu Da terpukau. Matanya melotot. "Hah???? Gede bener... berurat pula. Panjang kayak timun yang tadi siang papah makan sama terasi itu." Kata sang gadis spontan. "Suek loe. Tuh Meki gua kasih terasi, bonyok loe. Gaya gaya an aja nantang gua pamer pentungan. Sekali lihat... timun lu bawa bawa."kata Jun dalam hati. "Nah dedek eh mamah.. yuk cium dong. Kenalan dulu sama jagoan papa. Nih pegang dan cium. Jangan takut." Ledek Jun menantang sambil tersenyum. Gadis itu akhirnya sambil tertawa kecil dan malu malu mulai memberanikan diri untuk memegang dan menjilat kemaluan itu. Lidah A Da mulai bergerak menjilati p***s sang suami. Jun menutup matanya dan mengeluarkan desahan yang pelan. Setelah menjilati p***s itu, tangan lembut sang istri baru mengocok p***s suaminya. Jun tersenyum puas dan A Da menatap suaminya dengan senyum manis dan genit. Jun kemudian menarik istri baru nya yang mirip mendiang istri pertamanya itu untuk kembali berciuman. Setelah berciuman, v****a itu kembali di obok obok oleh Jun untuk sekedar memastikan agar v****a nya cukup basah dan siap untuk dimasuki p***s nya. Setelah lulus sensor dan inspeksi, Jun langsung memasuki p***s nya ke dalam v****a anaknya eh istrinya yang lebih muda dari anak anak gadisnya. Mu Da berteriak dengan kencang karena sakit luar biasa yang dia rasakan saat p***s itu menghunus lubang peranakan nya. Jun tanpa rasa kasihan langsung menghajar dan memompa v****a istrinya yang baru berusia 19 tahun itu. "Sakittttttt ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh sakit... ampun... jangan.... berhenti... ahhh.. lanjut terus... ahhh" teriakan berubah menjadi desahan. Jun semakin kesurupan dan semakin semangat memompa v****a gadis itu dengan kecepatan tinggi. Sambil meneteskan air mata, dia berteriak kencang karena o*****e nya tiba... Jun dipeluk erat punggung nya oleh gadis itu dan Jun menyusul menyemburkan s****a nya ke dalam v****a istrinya. "Aaahhh hangat... ohhhh.. arghhh.... enak... huahhh" teriak sang gadis itu. Mereka berdua beristirahat dan Jun langsung memanggil A Mi untuk mengurus istrinya yang baru diperawani itu. A Mi membawa Mu Da dengan pelan ke kamar mandi untuk dimandikan dan setelah dimandikan... seperti biasa; v****a nya dioleskan ramuan khusus agar cepar sembuh. Setelah itu A Mi meninggalkan mereka berdua yang sedang menikmati masa masa bulan madu dan kembali bersama istri istri nya Jun di kamar. Tamat

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN