"Kamu kenapa tega ngelakuin ini semua ke aku mas?!" pekik sang istri sambil berderai air mata. "Karena aku membenci kamu! Kamu pikir apa? Aku bisa hidup dengan wanita rendahan seperti kamu?" balas sang suami telak.
"Setidaknya kamu bisa pertimbangkan keputusan kamu sebelum memilih bercerai dari aku! Kamu harusnya mikirin nasib anak kita nantinya!"
Sentakan keras pada bahunya membuat wanita itu luruh ke lantai hingga menimbulkan suara berdebum yang nyaring. "Aku nggak tahu itu anak siapa! Mungkin dia benih dari selingkuhan kamu di luar sana!"
Pria dengan setelan rapi berwarna maroon itu menarik koper miliknya menjauh. "Mas! Aku mohon jangan tinggalkan kami!" Tak peduli sekeras apapun ia menjerit, memohon dan merintih agar meraih simpati sang suami nyatanya pria itu tidak akan pernah kembali.
CUT!
Arahan dari produser membuat wanita itu menyeka air matanya. "Akting kamu bagus sekali, Amel! Saya yakin sinetron ini akan melambung ratingnya." puji sang sutradara.
Amelia hanya mengganguk lalu melangkah ke arah sofa untuk beristirahat. Bekerja sebagai seorang entertainer memang tidak segampang apa yang orang lain bayangkan. Amel bahkan hanya memiliki sedikit waktu untuk berkumpul bersama keluarga kecilnya. Beruntung sang suami, Arya selalu memberikan dukungan penuh pada Amel untuk menjalankan kariernya.
"Mbak, ini diminum dulu." Della menyodorkan sebotol air mineral dingin kepada Amel.
"Makasih ya." Della mengangguk lalu pergi ke ruang ganti.
"Ris, handphone aku mana?" Risa mendekat dan menyodorkan ponsel Amel yang dititipkan padanya saat Amel sedang syuting. Amel membuka aplikasi perpesanan miliknya dan mendapati beberapa pesan masuk dari Arya dan ibu mertuanya.
[Hari ini, 11.40] Mas Arya :
Udah tengah hari, waktunya makan siang nyonya Arya.
[Hari ini, 15.30] Mas Arya :
Aku udah sampai di Bangkok. Apa kabar Indonesia?
[Hari ini, 16.00] Mas Arya :
Biar aku tebak, pasti mamanya Genta masih sibuk syuting sekarang.
[Hari ini, 17.00] Mas Arya :
Hi, wanita tercantik. Bagaimana hari mu disana?
[Hari ini, 18.00] Mas Arya :
Tadi aku udah videocall bareng Genta. Katanya hari ini Genta dimasakin kangkung plecing. Ah, rasanya jadi pengen balik ke Jakarta, ;(
Kelelahan akibat syuting terbayarkan begitu Amel membaca pesan manis yang dikirim Arya padanya. Walau terkesan spam, tapi bagi Amel inilah cara Arya untuk menunjukkan rasa perhatian pada istrinya dan keluarga kecil mereka.
Amel membuka fitur kamera dan memasang pose duck face andalannya. Setelah puas menjepret beberapa foto, Amel mengirimkan salah satunya kepada Arya dengan menambahkan caption "I Miss You So Bad!"
"Cie yang lagi mesra-mesraan lewat layar." Amelia gelagapan menutup layar ponselnya. "Melisa, kamu ngapain sih pake ngintip-ngintip disitu!" ujar Amel sebal. "Abisnya kamu senyumnya sumringah banget kayak habis dapat tawaran kontrak main film layar lebar." ejek Melisa.
"Yah kalo itu mah bukan lagi senyum. Mungkin aku udah salto-salto disini kali." Keduanya tergelak bersama. Melisa memegang pundak "Amel, Aku salut sama kamu, Mel. Kamu tetap bisa jadi istri dan ibu yang terbaik walaupun kamu sibuk."
"Amel hanya tersenyum kecil. Aku bisa seperti ini karena dukungan mas Arya." ujar Amel. "Memang si Arya tuh tipikal suami idaman banget sih! Aku aja rencananya mau cari suami yang kriterianya sama kayak suami kamu." kelakar Melisa yang dihadiahi cubitan kecil dari Amel.
"Yang modelnya kayak mas Arya itu cuma satu. Mendingan kamu ganti kriteria aja deh. ledek Amel. Iya deh nyonya Arya yang posesif." sindir Melisa.
"Ini break masih lama kan?" tanya Amel.
"Masih." jawab Melisa. "Aku dengar katanya di sebelah lokasi syuting kita ada resto baru. Yuk kesana, aku laper banget nih!" ajak Amel. Tadi pagi ia hanya mengganjal perutnya dengan sepotong croissant dan secangkir teh hijau. Amelia bahkan melewatkan jam makan siang yang sudah berlalu sejak beberapa jam yang lalu.
"Yaudah, kamu tunggu disini sebentar. Aku ambil handphone sama dompet dulu." pamit Melisa yang dibalas anggukan ringan oleh Amelia.