82 - Berpisah

1338 Kata

Pukul setengah enam pagi, Almira melepas kepergian Naga di teras rumah mereka. Almira menggenggam tangan Naga. Menatapnya dengan sendu. Meski Naga bilang ia akan segera kembali besok sore, tapi mengantar kepergian Naga hari ini adalah yang terberat untuk Almira. Mungkin pengaruh kondisinya yang sedang hamil tua. Ia bisa lahiran kapan saja. Bahkan ia sudah semakin sering mengalami kontraksi. "Sudah, Ra. Toh Naga bilang kan besok sore sudah balik ke sini lagi," ucap Bu Ira menenangkan. "Kamu hati-hati ya di sana, Ga. Kalau ada apa-apa kabarin!" ujar Almira. Naga terkekeh. Ia mengusap rambut panjang Almira dengan penuh kasih sayang. "Sayang, seharusnya aku yang bilang seperti itu. Aku takut banget kalau tiba-tiba kamu lahiran, dan belum sempat nunggu aku. Aku mau mendampingi kamu." "Ssstt

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN