Identity 15 - Cara Mengusir Kesedihan
Amelia masih terpukul dengan kepergian ibunya. Remon terus menemani Amelia. Untung saja Remon mempunyai beberapa cara untuk mengusir Kesediahan. Meskipun Remon sendiri belum tentu bisa melakukan cara yang ia lakukan untuk dirinya sendiri. Namun setidaknya ia bisa menghibur Amelia di saat kesepian seperti ini.
Setiap orang pasti pernah merasa sedih. Namun, seberapa sering dan seberapa intens kesedihan yang kita rasa? Jika terus berlanjut dan berlebihan, hal ini tak boleh kita sepelekan sebab bisa jadi yang kita alami adalah gejala depresi. Mengapa seseorang bisa merasa sedih? Sedih adalah emosi naluriah yang dapat dirasakan setiap orang. Kesedihan bisa menghampiri kita sesekali atau bahkan hampir setiap hari, tergantung pada apa yang sedang terjadi dalam hidup kita.
Secara umum, kesedihan muncul ketika ada sesuatu hal tidak berjalan sebagaimana mestinya, sesuai rencana, atau sesuai keinginan. Alhasil, membuat kita merasa tidak berdaya dan putus asa. Konflik, kegagalan, kematian, dan kehilangan adalah beberapa hal yang paling sering membuat manusia sedih. Di sisi lain, melihat, menyaksikan, atau mendengar orang lain yang sedang sedih juga dapat membuat kita merasakan emosi yang sama. Terlebih jika kita memiliki rasa empati yang tinggi. Kita cenderung akan lebih peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain.
Misalnya ketika kita melihat ada seseorang yang tertimpa musibah, kita akan benar-benar merasakan nelangsa tersebut dan memikirkan bagaimana ketika kita lah yang berada pada situasi tersebut. Rasa empati yang kita miliki membuat kita bisa sangat memahami kesedihan yang dialami oleh orang lain. Cara jitu mengusir rasa sedih. Merasa sedih itu wajar, tapi tidak baik juga jika dibiarkan sampai berlarut-larut. Berikut adalah beberapa cara yang sehat untuk mengusir kesedihan agar tidak telanjur sampai menggerogoti jiwa kita. Akui kalau kita sedang bersedih.
Kebanyakan dari kita sering memasang senyum palsu dan pura-pura tegar agar tidak terlihat cengeng di depan orang lain. Tidak sedikit pula yang terang-terangan menyangkal mereka sedang sedih karena tidak mau menjadi beban dan dikasihani orang lain. Padahal, penyangkalan justru akan berbalik merugikan bagi kesehatan fisik dan mental kita. Bayangkan semua kesedihan yang dipendam lama-lama menumpuk jadi satu seperti “bom waktu” yang bisa kapan saja meledak. Tak hanya menghancurkan diri sendiri, tapi pada akhirnya juga menghancurkan orang lain di sekitar kita.
"Kamu harus bangit, Mel. Aku tahu ini sulit buat kamu. Kalau kamu nangis terus kayak gini, mama kamu pasti sedih di sana. Sementara mama sekarang sudah enak berada di sisi Tuhan," ucap Remon berusaha menguatkan Amelia.
Seorang ibu memang segalanya. Tempat kita bisa curhat dan bercerita tentang apa saja. Ibu adalah orang pertama yang menghapus air mata kita ketika kita sedih. Ketika kita merasa hancur, bahkan disaat seribu orang membenci kita. Ibu akan selalu di sisi kita. Dengan terus menyemangati dan mendukung kita sepenuh hatinya.
Kehilangan seorang ibu, dunia terasa hancur. Berantakan tak karuan. Seakan dunia kiamat tidak pernah berakhir. Kehilangan tumpuan kehidupannya. Kehilangan arah, tujuan hidupnya. Itulah yang dialami Amelia saat ini. Sangat berat sekali.
"Iya, Remon aku tahu. Aku lagi benar-benar kacau. Aku masih berharap semua ini hanya mimpi," ucap Amelia penuh harap.
"Mel, tidak ada yang siap untuk kehilangan. Aku juga sudah tidak punya ayah dan ibu. Kamu masih mending mendapatkan kasih sayang dari mereka sampai saat ini. Berbeda dengan aku, ibu aku mencampakkan aku saat aku berusia delapan tahun. Dan ayah sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi kamu lebih beruntung dari aku, Mel." UPS! Remon malah tidak sengaja menceritakan tentang ayah ibunya. Semoga saja Amelia tidak bertanya lebih lanjut lagi. Remon paling malas jika harus membahas soalny keluarganya.
Hidup Remon sudah sangat perih, tidak perlu banyak orang yang tahu. Betapa sengsaranya hidup Remon. Sudah dicampakan ibunya, ayahnya sakit. Lalu meninggal dunia dengan meninggalkan banyak hutang. Amelia memang perlu tahu, tapi nanti. Kalau tahu saat ini, bisa saja Amelia menjadi ilfeel dan minta putus pada Remon. Akhirnya rencana Remon gagal semuanya. Lebih baik Remon tutup rapat dulu kisah tentang keluarganya
"Apa yang membuat kamu bisa setegar itu Remon? Aku kira keluarga kamu baik-baik saja." Untunglah Amelia hanya bertanya seperti itu.
"Senyum dan semangat, Mel. Bukannya menggampangkan buat mengusir kesedihan. Aku tahu semua itu akan sulit, Mel. Kalau kita terus bersedih meraung-raung, berlarut-larut. Semua itu tidak akan mengubah apapun. Malah akan membuat kita jatuh sakit karena tenaga dan pikiran kita terfokus pada Kesedihan kita. Akhirnya siapa yang rugi? Diri kita sendiri bukan? Selain itu, kasihan orang sekitar kamu. Seperti Najla dan aku, kita semua bingung. Bagaimana cara mengusir kesedihan. Memang sulit, tapi kita harus mampu melewati semua itu," nasihat Remon. Terkadang kata-kata Remon cukup bijak juga. Sayang saja niatnya pada Amelia itu jahat. Padahal Remon bisa terus jadi orang baik. Amelia juga sudah mencintai Remon. Remon malah berniat menyingkirkan Amelia.
Rasa sakit hatinya dimasa lalu. Seharusnya jangan dilampiaskan pada Amelia yang tidak bersalah. Entahlah apa yang dipikirkan Remon. Apa Remon tidak takut pada karma? Karma itu berlaku. Karena apa yang kita tabur, maka itu yang akan kita tuai.
"Benar kata kamu, Remon. Aku harus bangkit. Aku harus tetap menjalani hidup demi kamu Dan Najla. Demi papa juga, aku berharap papa masih bisa bertahan. Karena cuma papa keluarga aku satu-satunya. Kalau papa pergi juga, aku akan benar-benar menjadi anak yang sebatang kara. Makasih ya, Remon. Kamu udah kasih pencerahan buat aku. Semoga aku bisa sekuat kamu dan setegar kamu," ucap Amelia sedikit lebih bersemangat.
Remon juga sangat berharap Andre cepat tersadar dari komanya. Kalau koma seperti ini terus. Remon kapan menikah dengan Amelia nya? Remon sudah capek hidup miskin. Remon juga ingin merasakan bagaimana rasanya jadi bos besar di perusahaan fashion ternama. Selama ini Remon hanya jadi bawahan, yang selalu disuruh-suruh oleh atasannya. Remon juga ingin dong menjadi atasan yang menyuruh bawahannya.
Tenang saja, Remon juga cukup pintar dalam mengelola bisnis. Jangan dikira anak seorang OB tidak punya pendidikan. Remon bisa kuliah di kampus tempat Amelia kuliah. Karena kepintarannya Remon. Remon mendapatkan beasiswa full sampai lulus di kampusnya. Beruntung? Memang beruntung, tapi hanya nasibnya saja yang tidak beruntung.
Andai saja nasib Remon lebih baik dari itu. Mungkin niat jahat Remon tidak akan tercipta. Remon membentuk karakternya sendiri. Soalnya Remon hidup tanpa bimbingan kedua orang tuanya. Sudah dicampakan sejak kecil. Membuat luka besar yang ditentukan oleh ibunya. Kalau Remon bertemu lagi dengan ibunya. Remon janji akan balas dendam dengan apa yang telah ibunya lakukan. Rasa perihnya dicampakan, rasa perihnya hidup tanpa seorang ibu. Remon menjadi orang yang pendendam saat dicampakkan. Rasanya belum bisa menerima rasa sakit itu hingga sekarang ini. Sayangnya takdir belum mempertemukan Remon dengan ibunya lagi.
Mungkin ibunya sekarang sedang berbahagia dengan lelaki baru. Dengan keluarga baru yang menurutnya memberikan yang tidak pernah Yusuf berikan. Namun, lihat saja. Jika Remon tahu keberadaan ibunya, siap-siap. Rasa sakit dan penderita akan datang perlahan menghampiri hidup ibunya. Remon benar-benar sudah sakit hati pada ibunya. Tidak ada ampun untuk ibunya yang telah mencampakkannya.