Bab 34

1589 Kata

Beberapa Bulan Kemudian. Tak terasa setahun sudah usia pernikahanku dengan Mas Rangga, selama ini aku dan Mas Rangga menjalani rumah tangga kami seperti biasa. Mas Rangga tidak pernah membahas soal anak padaku karena tak ingin membuatku sedih. Meskipun aku tahu sebenarnya dalam hati Mas Rangga sangat menginginkan anak sama seperti mertuaku. Ku pandangi foto pernikahanku dengan Mas Rangga yang terpajang di bingkai berukuran 10R di ruang tengah, sambil mengenang kebersamaanku saat-saat bersama Mas Rangga. “Tok...Tok...Tok.” “Assalamualaikum!” Terdengar suara ketukan pintu membuyarkan semua lamunanku. “Iya, tunggu sebentar!” sahutku membuka pintu. Saat pintu terbuka. Aku melihat Robi berdiri di hadapanku, aku langsung menutup pintu itu kembali. Tapi dengan cepat tangan Robi mena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN