Malam hari aku menemani mertuaku di rumah sebab ibu mertuaku tiba-tiba saja mengeluh kalau perutnya sakit, sedangkan Mas Rangga seperti biasanya Sholat di Mesjid.
“Bu, habis ini minum obat ya,” ucapku saat menyuapi sendok nasi terakhir di piring ibu.
“Iya Nisa,” jawabnya pelan sambil mengunyah makanan.
Segera Ku bawa piring kotor itu ke dapur sekalian mengambil obat mertuaku di dalam kotak obat yang juga berada di dapur.
Ketika aku berjalan ke belakang, mertuaku tersenyum licik. Ternyata ibu mertuaku tidak sakit, ia hanya berpura-pura sakit agar aku kasihan dan mau menuruti permintaannya.
“Ini Bu, obatnya,” ucapku saat kembali ke kamar mertuaku.
Ku berikan obat mertuaku bersama dengan segelas air. Ibu mengambil obat itu, membuka mulutnya lalu meminumnya.
“Ya sudah sekarang ibu istir
