bc

Penjagamu

book_age12+
3
IKUTI
1K
BACA
HE
stepfather
blue collar
bxg
kicking
campus
highschool
addiction
like
intro-logo
Uraian

Sekuel dari mendadak menikah dengan anak tetangga.

Dalfa dan Dalfi anak kembar yang menjaga adik bungsunya Raniya Putri yang masih duduk bangku sekolah menengah atas itu, setiap hari si kembar itu secara bergantian mengantar dan menjemput ke sekolah. Bahkan kemana pun si bungsu pergi, sudah seperti pengawal saja.

Bagaimana kisah random saudara kembar itu dalam menjaga si bungsu?

Sebelum membaca cerita ini, di sarankan membaca dulu Mendadak menikah dengan anak tetangga.

chap-preview
Pratinjau gratis
Si kembar
"Dek! Ayo berangkat!?" teriak seorang laki-laki yang telah rapi dengan pakaian kasualnya dan menenteng tas punggungnya. Dari arah kamar atas, seorang perempuan yang memakai seragam putih abu-abu itu menuruni tangga loteng. Tiba di anak tangga terakhir, didapati kakaknya tengah berdiri sambil bersandar pada tembok dengan menyilang kedua tangannya di d**a. "Lama banget ! Pasti dandan dulu, mau berapa senti tuh bedak !?" ocehnya sembari berkacak pinggang. "Ih,a Alfa. Siapa yang pake bedak? Aku pake skincare!?" protes perempuan itu. "Sama aja, lah. Yuk berangkat!?" ajaknya berjalan mendahului. "ish..beda, lah !?" sahutnya lagi tak mau kalah. "Nih !?" seru laki-laki yang di panggil Alfa atau Dalfa menyodorkan tisu pada perempuan itu. "ini apa?" tanyanya heran. "udah tahu tisu, pake nanya lagi!?" sarkas Dalfa. "A,Alfa..Rani juga tahu ini tisu.Terus maksudnya buat apa? Aku enggak lagi meler!?" ocehnya. "Tuh! Buat bibir kamu yang merah, kayak abis makan anak ayam!?" "ih,apaan sih. Anak ayam di bawa-bawa!?" ujarnya meraih tisunya kemudian menghapus lipstik yang menempel di bibirnya. Keduanya yang terus berdebat itu tak luput dari pandangan orang tua mereka yang tengah duduk di sofa di ruang depan bersama laki-laki yang sangat mirip dengan Dalfa atau kembarannya yaitu Dalfi yang duduk anteng sembari membaca buku. "Aku mau di antar a Alfi aja. Gak mau sama a Alfa udah cerewet,banyak komen pula!?" oceh Perempuan bernama Raniya itu. "Oh,ya udah sana! Lagian nganter kamu tuh lama, harus mampir dulu ke sana-sini!?" balas Dalfa tidak mau kalah dengan adiknya itu. "Aduh.. kalian ini, tidak ada hari tanpa debat kayak gini? Udah Raniya,sana berangkat. Kan,Aa juga harus pergi ke kampus!?" ujar ibunya menengahi. "Iya,Rani berangkat. Assalamualaikum!?" seru Raniya menyalami ibunya kemudian ayahnya. "Ayo,a Alfi berangkat!?" ajak Raniya menarik tangan Dalfi yang masih duduk itu sampai berdiri bahkan buku yang dia pegang terjatuh. "Kita berangkat bunda,ayah!?" pamit Alfi atau Dalfi menyalami kedua orangtuanya kemudian di susul Dalfa juga melakukan hal yang sama. Setelah Raniya memakai helmnya, kini naik keatas motor ninja hitam yang di kendarai Dalfi. Sementara Dalfa juga membawa motor sendiri. Secara beriringan keduanya berangkat meninggalkan pekarangan rumah.dari ambang pintu ibu dan ayahnya hanya tersenyum senang melihat anak-anak yang pergi untuk menuntut ilmu itu. "Ayah juga berangkat sekarang, ya Bun!?" serunya yang memang telah rapi. "Oh, gitu. Iya, Yah. Hati-hati di jalan!?" ujarnya mencium punggung tangan suaminya itu. Kemudian suaminya itu mencium pipi kanan dan kirinya yang malah tersipu malu. Ternyata suaminya itu masih saja romantis. Sementara itu,dua puluh menit kemudian motor yang di kendarai Dalfi yang membonceng adiknya itu , tiba di depan sekolah. Raniya turun dari motor dan memberikan helmnya pada kakaknya. "hey,Raniya? Sama siapa tuh?!" tanya salah satu dari dua orang laki-laki yang baru akan masuk gerbang. "Ini.." Belum sempat Raniya menjelaskan ternyata kakaknya menyahut duluan. "Pacarnya Raniya!?" tukas Dalfi. "Oh..permisi, duluan a!?" ujarnya keduanya kemudian berlalu pergi. "ish, a Alfi! Padahal aku tuh udah mau pilih a Alfi yang nganterin aku karena, gak banyak ngomong. Gak kepo, terus gak usil. Tapi ternyata salah, kalian itu memang kembar sama usil juga. Aa Tahu enggak .." "enggak tahu!?" potong Dalfi dengan nada datar. "ish, aku belum selesai ngomong! Tahu ah...mending pergi, gak usah jemput aku! Nanti naik angkot aja sama temen!?" ocehnya berlalu pergi sembari menghentakkan kakinya karena kesal kemudian masuk area sekolah. Dalfi yang masih di posisinya tadi hanya tersenyum, melihat adiknya yang kesal padanya yang malah ikut-ikutan menjahilinya juga seperti yang sering di lakukan saudara kembarnya Dalfa. Kemudian Dalfi pun melajukan motornya untuk pergi ke kampus. Namun baru beberapa meteran tiba-tiba oleng karena ada yang berlari kearah motor hingga orang itu pun terjatuh ke trotoar jalan. Braaak Motor yang di kendarai Dalfi menabrak pohon, setelah menghindari seseorang yang berlari kearah motornya. Dengan sigap, terlebih dulu Dalfi menghampiri perempuan yang jatuh ke trotoar jalan. Walaupun motornya sendiri terjungkir ke bawah pohon. "Kamu enggak apa-apa!?" tanya Dalfi khawatir,seraya membantu perempuan yang memakai seragam putih abu-abu itu untuk berdiri. "Enggak apa-apa a, maaf tadi saya buru-buru!?" ujarnya berlalu pergi dengan setengah berlari. Namun tampaknya kakinya keseleo sebab berjalan agak pincang. "hey!?" panggil Dalfi sembari berjalan ke arah gerbang sekolah. Namun perempuan itu malah tidak menghiraukannya dan menghilang masuk ke dalam area sekolah. Dalfi pun memilih menghampiri motornya yang tadi banting stir ke bawah pohon di pinggir jalan raya. Walaupun sedikit tergores bagian depan namun tidak jadi masalah untuknya. Dia hanya merasa khawatir pada perempuan yang tadi jatuh karena berlari ke arah motornya. Dalfi terdiam sejenak di sana untuk memastikan barangkali perempuan yang merupakan siswa di sana. Beberapa orang yang merupakan siswa-siswi yang lewat memperhatikannya secara terang-terang. Karena bisa di katakan Dalfi memiliki paras yang tampan dan bertubuh tinggi tegap dan kulit putih. Sudah setengah jam berlalu, namun ternyata tidak di dapati siswi itu mendatanginya. Dalfi melirik jam tangannya, kemudian beralih pada pintu gerbang sekolah yang sudah di tutup oleh penjaga sekolah, dan berpikir jika sudah jam masuk. Akhirnya Dalfi memutuskan pergi ke kampus saja Sementara itu di kelas Raniya, semua siswa itu sedang mencatat pelajaran yang di tugaskan oleh guru mata pelajaran yang tidak masuk. Walaupun tidak ada guru dan sambil mengobrol mereka tetap mengerjakan tugasnya. Memperhatikan siku tangan teman sebangkunya yang terluka. "Hey,Ghe? itu lengan kamu kenapa luka gitu?" tanya Raniya melihat siku teman sebangkunya yang berdarah. "Oh, tadi jatuh di trotoar jalan depan gerbang sekolah!?" jelasnya. "Kok bisa? Di kejar Si orgil lagi!?" tanyanya menebak. "Iya. Aku sampe nabrak pemotor yang kemudian nabrak pohon dan langsung kabur. Takut Andy ngejar!?" "Ya,ampun! Udah ke UKS?" "udah ." "Hem..gimana ya, supaya dia jera.enggak ngejar kamu terus!?" pikir Raniya. "Enggak ada cara lain selain kabur!?" tukas Ghe atau Ghea itu. "Lapor polisi atuh neng. Iya, kan!?" "Enggak semudah itu atuh Neng geulis,apa yang harus di laporkan!?" ujar Ghea mencubit kedua pipi Raniya. "penguntit!?" "Em..entah,apa itu bisa? Pasti dia juga enggak akan diam saja, kan? Kalau misal kita melaporkannya!?" Ujar Ghea Raniya sekarang malah terdiam tampak berpikir. "Sudahlah. Sekarang belajar aja dulu. Katanya harus di kumpulkan sekarang!?" seru Ghea mulai fokus pada tugas yang di berikan guru mereka. Raniya juga ikut menulis namun sesekali melirik siku Ghea yang terluka cukup parah sebab terlihat darahnya terus saja keluar. "Ghe,ngeri lihat lukanya. Diperban atuh!?" "Tadi di UKS gak ada siapa-siapa, masih di kunci!?" jelas Ghea. "Udah yuk ! Sekarang pasti sudah di buka!?" ajak Raniya bangkit dari duduknya. Ghea ikut bangun sebab Raniya menarik kedua tangannya untuk mengikutinya. "Kan,lagi belajar neng. Nanti aja,pas istirahat!?" "Kelamaan atuh , yuk aku minta izin ke ketua kelas!?" ajak Raniya keukeh. Setelah Raniya meminta izin pada ketua kelas untuk ke ruang UKS, tapi ternyata Raniya terkejut karena Ghea juga berjalan sedikit pincang. "Ck,ck,ck,Ghe..kamu pulang aja atuh. Parah gitu. Kaki pincang, siku luka!?" oceh Raniya, terselip ke khawatiran pada teman sebangkunya itu. "Lebay kamu. ini cuma keseleo!?" "Hem..ngeyel !?" gerutu Raniya membantu Ghea berjalan menuju UKS. Ketika pulang sekolah Raniya menemani Raniya di depan gerbang sekolah untuk menunggu angkot. Hanya sepuluh menit saja, ternyata ada angkot lewat dan Ghea pun naik. Ghea melambaikan tangannya pada Raniya yang masih berdiri di depan angkot. Kemudian pandangannya mendapati motor ninja merah berhenti tak jauh dari keberadaan mobil angkot. Sekilas Ghea melihat laki-laki itu yang membuka helmnya, sepertinya tidak asing. beberapa detik kemudian, Ghea teringat kejadian tadi pagi, kalau orang itu yang terlibat tabrakan dengannya. Ghea kembali melihatnya ke bagian motor yang di naikinya berbeda dari tadi pagi. Sibuk dengan lamunannya, ternyata angkotnya tiba-tiba melaju pergi. Pandangannya celingukan mencari Raniya yang ternyata sudah pergi juga dari posisinya tadi di pinggir jalan. Sementara itu, Raniya menghampiri laki-laki yang memandangnya yang duduk di atas motornya. "Kok, a Alfa yang jemput?" tanya Raniya. "Kan, Dalfi udah mengantarmu tadi pagi. Gantian aku yang jemput, Ayo pulang!?" ajak Dalfa memberikan helm pada Raniya. "Tadi, Aa kira kamu mau naik angkot?" seru Dalfa. "Oh..itu, tadi nganter temanku naik angkot, soalnya tadi pagi dia di tabrak motor!?" "Oh, kok bisa? Parah memangnya?" tanya Dalfa. "em..lumayan, sikunya berdarah dan kakinya pincang. Pasti nanti malam sakit semua tuh badan !?" oceh Raniya. "Nanti dia juga pasti ke dokter atau minum obat, cepat naik!?" ujar Dalfa Tanpa bicara lagi, Raniya pun naik ke bagian jok belakang motor, Kemudian melaju pergi.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
193.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
211.1K
bc

My Secret Little Wife

read
105.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
15.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.1K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook