Kesepakatan Baru

1517 Kata

Zira menelan saliva. Rasa tak berani untuk mendekati Rayyan yang berdiri di depan sana. Namun, dia ingin secepatnya menyelesaikan apa saja yang dia rencanakan ketika memutuskan berangkat. Selainnya, ada suasana kamar ini yang membuatnya ragu untuk melangkah. Teringat, bagaimana malam kelam yang dilaluinya bersama Rayyan. “Mari kita bicara di luar jika kamu merasa tidak nyaman.” Rayyan mengambil sikap. Tidak tega juga melihat Hazira melawan bayang-bayang traumanya tetapi, wanita itu justru menolak. “Tidak perlu. Tempat ini cukup menjadi saksi atas semua hal yang terjadi dalam hubungan ini.” Zira mengikir jarak. Mendekati Rayyan yang sepertinya tidak berani mendekat kemudian menatapnya lekat. “kenapa Tuan tidak mengatakan jika semua fasilitas rumah sakit dan makanan-makanan itu dari Tuan?”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN