“Aku merindukan kamu yang dulu,” bisik Jackson sambil memeluk Maita dari arah belakang. Ia berharap hubungannya bisa kembali utuh lagi. Maita memejamkan matanya, ia takut jika akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Apalagi mereka berada di dalam rumah dan hanya berdua saja, sedangkan Mecca masih tertidur dengan lelapnya. Mungkin efek setelah pergi tadi. Jika boleh jujur, sebenarnya rasa itu masih sama dan masih utuh di dalam relung hatinya. Namun Maita terlalu gengsi hanya untuk mengakui hal itu. Atau lebih tepatnya belum siap memulai kembali. “Bisakah kita kembali seperti dulu, demi anak kita?” tanya Jackson penuh harap. Posisi keduanya masih sama seperti awal, lengan kekarnya masih setia melingkar di perut Maita. “Beri aku waktu, aku tidak bisa memutuskan semua ini dalam waktu sin