Aku pun membalik tanggal ke hari berikutnya. Email dari Adrian berisi dari video itu pun sudah kuterima. Jika aku memperhatikannya lagi, aku memang sama sekali tak terlihat menyerang Prima. Hanya saja pada bagian akhir pertarungan ini, aku memelintir kakinya sehingga ia sedikit terpelanting ke belakang, hal ini yang membuat Prima mengenai tiang besi dan mencederai punggungnya. Sudah seminggu semenjak pertarungan itu, aku belum kembali melihat Prima masuk ke kampus, apa dia pulang ke daerah Cisewu dan mengawasi bengkel alat elektroniknya? Atau ia sedang apa sebenarnya. Brak! Seorang gadis tiba-tiba menggebrak mejaku, dan ia pun langsung duduk di atas meja. Aku mendongak melihat ke arahnya. Apa yang ia lakukan? “Kau apakan A Prima?” tanya gadis ini. Siapa lagi dia jika bukan Neng Mawar.