Bab 22. Bersama

1140 Kata

Mapay jalan satapak Ngajugjug ka hiji lembur Henteu malire kacape Sabab aya nu diteang (1) * “Serius amat dengerin lagunya,” ucap Neng Mawar yang menyedot jus strawberry di depanku. “Eh, biasa aja perasaan.” Aku tidak mengerti ke mana arah tujuan ucapannya kali ini. “Ah, masa …? Ini lagu mawar bodas, pastinya bakal ngingetin ke seseorang dong.” Dia jelas sedang meledekku. Aku baru paham maksudnya. Terkekeh, aku menjauhkan minuman dari mulutku. “Memangnya aku harus bagaimana dengerin lagu ini? Perasaan dari tadi aku biasa aja, dari mana bisa tiba-tiba ini mengingatkan pada seseorang.” Dia menyebikkan mulutnya, dasar wanita. “Hmmm, tidak mengaku. Dasar pria!” “Eh …?” Dia pun terkekeh melihat aku tercengang. “Kalau aku bisa ngomong ke yang punya ini warung lesehan, aku minta dig

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN